Polisi Pastikan Identitas 1 Mayat Terapung di Selat Malaka Tak Sesuai KTP
Merdeka.com - Polda Riau menduga 10 mayat yang mengapung di perairan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis, Riau, merupakan korban kapal tenggelam. Kepolisian mendapat informasi bahwa kapal itu mengangkut Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal dari Malaysia tujuan Pelabuhan Pulau Rupat, Bengkalis.
"Menurut informasi dari salah satu keluarga korban, mayat itu merupakan TKI yang menumpangi kapal dan tenggelam di Selat Malaka," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto, Selasa (4/12).
Saat ini tercatat sudah 10 mayat ditemukan di waktu yang berbeda. Namun posisi mayat masih di perairan yang sama meski jarak agak sedikit jauh antara satu dengan lainnya. Namun, mayat yang pertama kali ditemukan pada 24 November lalu, langsung dimakamkan karena tidak ditemukan identitasnya.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Di mana penyelam menemukan bangkai kapal? Di lepas pantai Pejabat setempat menyisir pesisir pantai dan memilih sejumlah lokasi yang memiliki struktur bangunan bawah laut yang tidak lazim untuk dijelajahi penyelam.
-
Di mana bangkai kapal ditemukan? Temuan itu berlokasi di sekitar Pulau Kasos.
-
Bagaimana bangkai kapal ditemukan? Para ahli telah menemukan total 10 kerajinan yang tenggelam, berasal dari Perang Dunia II hingga 3000 SM dengan menggunakan puisi tersebut.
-
Apa yang ditemukan di bangkai kapal? Pada masa itu mereka menemukan kerajinan tangan yang berasal dari Zaman Kuno dan Romawi, hingga perahu kayu dan logam yang tenggelam sekitar Perang Dunia II.
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
Mayat tersebut sempat dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan di RSUD Dumai. Namun dari hasil visum et revertum, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.
"Lalu petugas berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Dumai karena mayat sudah 4 hari di sana dan tidak ada yang menjemput. Akhirnya mayat itu dimakamkan di TPU Dumai," ungkapnya.
Kemudian pada Kamis (29/11), Polres Bengkalis mendapatkan informasi dari masyarakat, bahwa ada nelayan yang sedang menjaring ikan di perairan Bantan menemukan 3 jasad manusia yang mengapung di perairan Bantan, berbatasan dengan Selat Malaka.
"Petugas bersama dengan Basarnas melakukan evakuasi terhadap mayat tersebut. Dua berjenis kelamin laki-laki dan satu orang perempuan," kata dia.
Ketiga mayat itu dibawa ke RSUD Bengkalis. Namun karena peralatan tidak lengkap, mayat dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau untuk diautopsi. Dari hasil identifikasi tim DVI RS Bhayangkara Polda Riau, diketahui bahwa dua korban merupakan warga Sumatera Barat (Sumbar).
Mereka adalah Ujang Chaniago (48) yang berasal dari Lubuk Nyiur, Dusun V Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Mimi Dewi (32) warga Jalan Lansano, Kelurahan Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan satu jenazah lagi tidak dikenali.
"Kedua jenazah sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan. Sedangkan satu orang masih berada di RS Bhayangkara, masih diidentifikasi," kata Sunarto.
Menurut Sunarto, polisi mendapat keterangan dari keluarga bahwa Mimi berangkat dari Malaysia hendak ke Indonesia, Kamis (22/11) dini hari. Dia menaiki kapal tradisional secara ilegal, bersama dengan sekitar 20 orang lainnya.
Setelah 3 mayat itu ditemukan, nelayan kembali menemukan seorang mayat perempuan tanpa identitas pada Jumat (30/11) siang. Kemudian pada Sabtu (1/12) siang, nelayan, polisi dan Basarnas menemukan 4 mayat lainnya. Di antaranya 3 berjenis kelamin laki-laki dan satu berjenis kelamin perempuan, yang memiliki identitas bernama Maya Karina.
Dalam KTP dan paspor yang ditemukan, tercantum bahwa Maya (37) dan merupakan warga Mentikan, RT 020 RW 02, Desa Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Namun, polisi tidak ingin berspekulasi bahwa mayat itu sesuai KTP yang dikantonginya. Sebab, setelah alamat Maya dalam KTP dicek polisi, tidak ditemukan keluarganya di sana, bahkan alamat tersebut ternyata salah.
Polda Riau juga sudah berkoordinasi dengan Polres Mojokerto. Hanya saja menurut polres setempat, identitas tersebut tak ada di wilayahnya.
"Mereka memberikan informasi bahwa alamat sesuai KTP tersebut tidak ada di sana (Jawa Timur)," tuturnya.
Jadi, dari 9 jenazah yang terdapat di RS Bhayangkara Polda Riau, baru 3 jenazah yang identitasnya teridentifikasi. Mereka adalah Ujang Chaniago, Mimi Dewi dan Marian Suhadi (24) warga Desa Pantai Cermin, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
"Jenazah Marian sudah dijemput oleh pihak keluarga, Senin (3/12) malam. Dia langsung dibawa ke kampung halaman untuk dimakamkan," ucap Sunarto.
Langkah-langkah yang diambil Polda Riau untuk mengungkap temuan mayat itu yakni sudah membuka posko pengaduan korban hilang di RSUD Bengkalis dan RS Bhayangkara Polda Riau.
Polisi berharap agar masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya bisa datang ke Posko tersebut, agar dilakukan identifikasi.
"Jika merasa kehilangan anggota keluarganya untuk dapat segera melapor. Karena lebih cepat lebih baik agar para jenazah dapat teridentifikasi dan bisa segera dikebumikan," kata Sunarto.
Polda Riau juga berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia mengenai dugaan kapal tenggelam ini. "Kita lakukan upaya koordinasi dengan Malaysia. Saat ini kita evakuasi terlebih dahulu," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belasan mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan laut mulai dari Aceh Jaya, Aceh Barat hingga Sabang
Baca SelengkapnyaInformasi keberadaan pengungsi Rohingya ini mulai berembus di masyarakat setempat sejak Kamis (17/10) sore.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaPara imigran Rohingya itu diduga tiba di Perairan Aceh Selatan pada Rabu, 16 Oktober, setelah dilansir dari laut Andaman.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaMayat tersebut ditemukan mengapung pada jarak 12 mil laut dari bibir pantai Calang.
Baca Selengkapnya"KIA berbendera Malaysia tersebut diamankan di perairan Selat Malaka Kepulauan Riau," kata Brigjen Trunoyudo
Baca SelengkapnyaBadan SAR Nasional Banda Aceh kembali menemukan enam mayat diduga pengungsi Rohingya mengapung di perairan laut Kecamatan Indra Jaya, Aceh Jaya, Senin (25/3).
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaJasad korban dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Kasus ini sedang dalam tahap penyelidikan.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaDalam surat tersebut tertulis bahwa WNA tersebut sudah bekerja di Indonesia selama 24 tahun.
Baca Selengkapnya