Polisi pastikan kematian Siyono karena pendarahan di bagian kepala
Merdeka.com - Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapudokkes) Polri, Brigjen Arthur Tampi menegaskan kematian pentolan sekaligus komandan rekruitmen kelompok teroris Neo Jamaah Islamiyah (JI), Siyono dikarekan pendarahan dalam rongga kepala. Pendarahan tersebut dikarenakan kepala Siyono terbentur benda keras saat berduel dengan Densus 88 dalam mobil.
"Dalam pemeriksaan CT scan ada pendarahan di kepala bagian belakang karena benturan keras. Kami mau tunjukkan ini (nunjuk gambar) dari pendarahan dalam rongga kepala, ini menyebabkan orang meninggal dunia," kata Arthur di Divisi Humas Mabes Polri, Selasa (5/4).
Dia menjelaskan, hasil visum et repertum sudah pernah disampaikan sejak 11 Maret 2016 lalu. Secara kasat mata, pendarahan dalam rongga kepala Siyono tidak terlihat. Namun dampak pendarahan tersebut sangat berbahaya.
-
Bagaimana kondisi kepala korban saat ditemukan? Kondisi korban sudah terbujur kaku. Di kepalanya tertancap kayu.
-
Apa yang Serka Sudiyono lakukan? Dalam wawancaranya bersama kanal YouTube Musayfa Musa, Serka Sudiyono menangis ketika mengingat anaknya yang pertama. Ia mengatakan anaknya itu sudah mendaftar jadi anggota TNI sebanyak lima kali dan selalu gagal. Tahun 2024 besok adalah kesempatan terakhir anaknya untuk mendaftar TNI.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Apa yang dilakukan korban saat diserang? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
Athur juga membenarkan ada luka pada bagian dada Siyono. "Selain di kepala, ada fakta luka di bagian dada, cedera tidak nampak tapi itu menyebabkan penurunan ketahanan tubuh hingga mengakibatkan terjadinya hal yang fatal," ujar Athur.
Siyono merupakan terduga terorisme yang ditangkap di Kalten pada 8 Maret 2016 lalu. Berdasarkan keterangan Polri, dia tewas setelah mencoba melakukan perlawanan terhadap anggota Densus yang mengawalnya saat diminta menunjukkan lokasi penyimpanan senjata. Siyono hanya berduel dengan satu anggota Densus 88.
Berbeda dengan Polri, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengatakan kematian Siyono karena mendapat penganiayaan anggota Polri lebih dari satu orang. Hal ini disampaikan dalam keterangan pers di Kantor KontraS pada beberapa pekan lalu.
Berdasarkan KontraS, jenazah korban mengalami luka di sekujur tubuhnya yaitu luka di pipi, mata, hidung, paha dan betis memar. Kuku jari kiri Siyono bahkan hampir patah.
"Dari luka-luka itu kami ragu hanya perlawanan satu polisi. Kami duga sebelum meninggal korban telah dianiaya parah," jelas Staf Divisi Hak Sipil dan Politik KontraS, Satrio Wiratari. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sonia, mengatakan dari hasil pemeriksaan dokter, korban meninggal dunia tak mengalami luka di fisik korban.
Baca SelengkapnyaMenurut Susno Duadji, tidak ada pembunuhan dalam kasus Vina
Baca SelengkapnyaRamadhan menyampaikan penyidik tidak akan memeriksa Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya karena tak ada kaitannya.
Baca SelengkapnyaTemuan itu sejalan dengan kondisi hasil rontgen kepala korban yang tidak ditemukan anak peluru dalam rongga kepala.
Baca SelengkapnyaAnggota Polresta Manado ditemukan tewas dengan luka tembak di kepalanya.
Baca SelengkapnyaNamun, warga sekitar termasuk pak RT tidak mendengar ada suara letusan tembakan sebelum korban ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaTim dokter bekerja untuk mengidentifikasi identitas jasad, penyebab kematian dan memprofiling riwayat medis.
Baca SelengkapnyaMantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol Purn. Susno Duadji merespons soal kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon.
Baca Selengkapnya