Polisi periksa sejumlah saksi dan olah TKP tewasnya 3 mahasiswa UII
Merdeka.com - Meninggalnya 3 mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) saat mengikuti Diksar Mapala di Lereng Gunung Lawu selatan, Dukuh Tlogodlingo, Desa Gondosuli Tawangmangu, mendorong Polres Karanganyar membentuk tim investigasi guna mengusut tuntas peristiwa tersebut.
Kapolres Karanganyar Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ade Safri Simanjuntak mengatakan, sejumlah saksi sudah menjalani pemeriksaan sejak Senin kemarin. Selain keluarga korban, Selasa pagi ini pihaknya juga memeriksa 11 saksi.
"Saksi pertama yang kami periksa adalah keluarga korban, kemudian pagi tadi tim berangkat ke Yogyakarta memeriksa 11 saksi lainnya. Sebagian besar saksi yang diperiksa itu adalah teman-teman korban yang mengikuti acara Diksar di Gunung Lawu. Selain teman korban, pemeriksaan juga dilakukan kepada pihak Kampus UII," ungkap Ade, Selasa (24/1).
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Kapan mahasiswi UPI itu ditemukan meninggal? Kasus ini pertama kali mengemuka saat dua orang mahasiswa yang hendak berkegiatan membuat video basket di Gedung Gymnasium melihat sosok tubuh perempuan tergeletak bersimbah darah pada Kamis (26/12) sore.
-
Dimana mahasiswi UPI itu ditemukan meninggal? Seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ditemukan meninggal dunia dalam gedung Gymnasium.
-
Siapa mahasiswi UPI yang meninggal? Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Perempuan itu berinisial AM. Ia salah satu mahasiswa UPI yang menempuh program studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Ilmu Pendidikan.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
Selain memeriksa saksi, pihaknya juga berencana menyita sejumlah barang bukti yang bisa menjadi petunjuk. Namun Ade enggan memyampaikan barang bukti apa saja yang kemungkinan akan diamankan. Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) juga sudah dilakukan.
"Dari olah TKP, kami amankan beberapa alat bukti, semoga nanti alat bukti bisa bertambah lagi untuk mengungkap penyebab kematian para korban," ucapnya.
Ade Safri menambahkan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil visum dan autopsi jenazah para korban. Hasil itu nantinya juga bisa digunakan untuk mengetahui penyebab kematian korban, apakah wajar atau ada unsur penganiayaan yang dilakukan oleh orang lain.
"Hasil autopsi dari Rumah Sakit Dokter Sardjito sampai saat ini belum keluar, kita masih menunggu itu untuk mengungkap apa yang terjadi dalam Diksar itu," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Artanto, hasil pemeriksaan para saksi akan dianalisa dan disinkronkan satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaDitemukan sejumlah luka di tubuh mahasiswa STIP tewas diduga dianiaya senior
Baca SelengkapnyaSampai saat itu, penyidik Polda Jawa Tengah sudah memeriksa 17 saksi.
Baca SelengkapnyaPihak Kemenkes juga dimintai keterangan karena sebelumnya sudah melakukan investigasi.
Baca SelengkapnyaTerdapat tanda-tanda perundungan hebat dan ada pendarahan dalam tubuh korban.
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal akibat menerima kekerasan dari senior di lingkungan kampus pada Jumat (3/5) pagi.
Baca SelengkapnyaBerkaitan dengan update kasus Aulia ada 46 saksi telah diperiksa termasuk dari pihak Universitas Diponegoro (Undip).
Baca SelengkapnyaBelasan saksi itu di antaranya terlapor ETH dan dua korban RZ dan DF.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa 10 saksi terkait kematian mahasiswa tersebut.
Baca Selengkapnya