Polisi Periksa Wanita yang Viral Disebut Jual Surat Antigen Tanpa Tes di Lampung
Merdeka.com - Sebuah video viral di media sosial terkait adanya seorang wanita yang memakai baju APD disebutnya telah menjual hasil swab di bus tanpa dilakukan tes swab terlebih dahulu. Video itu diunggah oleh akun @P3nj3l4j4h_id.
"Hallo pak @KemenkesRI @SatgasCovid19 tolong liat video ini, menurut info yang saya terima ibu berkerudung ini menjual hasil swab di bus tapi tidak dilakukan tes swab dengan harga Rp90 ribu. Mohon di telusuri lagi ya bapak-bapak semua. Tuips viralkan agar sampai kepada pihak yang berwenang," tulis akun tersebut seperti dikutip merdeka.com, Selasa (27/7).
Menanggapi hal itu, Kapolres Lampung Selatan AKBP Edwin mengatakan, video tersebut dibuat pada 23 Juli 2021 lalu. Lokasi itu sendiri disebutnya di KM 33 Tol Trans Sumatera.
-
Siapa wanita tersebut? Wanita tersebut, berpostur sekitar 155 sentimeter diperkirakan hidup bersama suaminya pada abad ke-9.
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
-
Siapa yang menyebarkan video viral tersebut? Sebelumnya akun sosial media (Instagram, Tiktok, Facebook) Rama News (@ramanews) pada 23 April 2024 mengunggah sebuah video yang diambil dari akun TikTok widia_pengamatpolitik dengan narasi bahwa adanya kejadian nasabah BRI yang kehilangan uang merupakan efek dari pemilu yang membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos dan juga untuk membantu pemerintah yang merusak demokrasi.
-
Siapa yang viral? Belum lama ini, aksi seorang wanita yang memberi kejutan pergi umrah untuk semua karyawannya viral di TikTok.
-
Apa profesi perempuan tersebut? Perempuan tersebut terlihat sedang menjamu tamunya dengan sangat baik.Mereka kemudian berbincang panjang dan menjelaskan masing-masing latar belakangnya. Perempuan pemilik warung sekaligus tukang pijat itu pun akhirnya mengaku bahwa ia bekerja di bidang tersebut karena terpaksa.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
"Jadi gini, jangan salah persepsi dulu ini. Yang pertama video itu baru viral hari ini, nah video itu divideokan di tanggal 23 hari Jumat bulan Juli, lokasinya itu di KM 33, jalan tol trans Sumatera. Nah kita kan dipertontokan ada seorang wanita pakai baju APD yang sedang membagikan surat rapid antigen kepada penumpang bus, nama bus-nya itu Laksana Jaya, tujuan Jawa tentunya," kata Edwin saat dihubungi merdeka.com.
Berdasarkan hasil penyelidikan, wanita dalam video tersebut diketahui bekerja di salah satu klinik yang berada di KM33 tersebut.
"Nah dari video itu kita lakukan penyelidikan, dari hasil penyelidikan benar bahwa video di dalam itu ada seorang wanita namanya Heroni, di situ dia bertugas melakukan rapid antigen. Dimana berasal dari klinik namanya Assalam Medical Centre, di KM33 bekerjasama dengan Haka dan Organda," jelasnya.
"Jadi mereka melaksanakan itu tujuannya diberikan pelayanan kesehatan, namun berdasarkan dari penumpang sendiri yang belum melakukan rapid antigen, kalau mau rapid disitu," sambungnya.
Petugas itu sendiri sudah melakukan pemeriksaan terhadap petugas tersebut sebelum video itu viral di media sosial. "(Periksanya) Dari kemarin, semalam baru selesai jam 3 pagi. Viral hari ini, pemeriksaan dari kemarin sudah kita lakukan," ucapnya.
Dirinya menegaskan, wanita tersebut tidak menjual surat rapid antigen saja. Melainkan juga melakukan tes kepada para calon penumpang bus.
"Jadi tidak menjual sebuah surat itu enggak, tapi dia melaksanakan rapid antigen dan disitu dia jasanya Rp90 ribu," tegasnya.
Panggil Perekam Video
Dengan adanya peristiwa tersebut, kini pihaknya sedang melakukan pemanggilan terhadap perekam video tersebut dengan bekerjasama kepolisian yang ada di Jambi.
"Iya, enggak seperti apa yang disampaikan (jual surat) dalam video itu. Nah makanya untuk itu kita sekarang lagi panggil itu orang yang memvideokannya, kita panggil yang videokan itu, kita sedang panggil itu orang Jambi," ungkapnya.
"Kita sudah telpon, dari Jambi memang sudah melakukan pemeriksaan awal. Karena lokasinya bukan di Jambi, jadi dikooordinasikan kita minta untuk nanti diambil dari kira keterangannya," tambahnya.
Pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap perekam video tersebut untuk mengetahui, apakah keterangan petugas tersebut sesuai apa tidak dengan yang ia rekam.
"Bukan (jual surat), dia tetap dites kok. Jadi itu sementara dari hasil peroleh penyelidikan, nanti hasilnya berbeda kalau seandainya si pembuat video bilang 'pak, kami enggak dirapid kok' nah itu berbeda lagi. Makanya kita minta keterangan dari pembuat video," jelasnya.
Dengan adanya informasi dalam video tersebut, disebutnya tidak sempurna dalam memberikan informasi kepada masyarakat atau netizen.
"Iya, jadi yang dimaksud itu bukan hoaks. Yang dimaksud video itu, letaknya adalah pemberian informasi yang tidak sempurna. Jadi menyampaikan berita yang tidak sempurna, sehingga menciptakan perspektif yang berbeda di situ," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Destiana salah satu korban penipuan mengaku dimintai uang Rp5 juta dan dijanjikan kerja di perusahaan swasta.
Baca Selengkapnya"Untuk pemeriksaan dari urine pengemudi khususnya untuk mengetes, apakah ada terdapat pengemudi yang memakai obat-obatan terlarang," kata Yulza
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan BNN Lampung soal driver ojol yang mengaku mau dijebak polisi buat kirim narkoba.
Baca SelengkapnyaDisebutkan Donald, kalau AS dengan orang yang menyimpan mobil berisi narkoba di halaman parkir RS Fatmawati tidak saling mengenal.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaModus pengiriman sabu tersebut disamarkan dengan barang kiriman pekerja migran Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Baca SelengkapnyaBus tersebut tidak memiliki kelengkapan surat-surat seperti uji KIR, STNK.
Baca SelengkapnyaKorban yang dipakai identitasnya mencapai 196 orang dan uang yang dihasilkan Rp 800 juta.
Baca SelengkapnyaMobil yang dikendarai wanita ini ditabrak hingga ringsek. Wanita in sebut pihak bus tidak memiliki itikad baik.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga pelaku tidak bekerja sendiri dalam menjalankan aksinya.
Baca SelengkapnyaPolres Sambas menangkap seorang perempuan berinisial MS yang diduga melakukan penipuan dengan modus menjual lelang arisan.
Baca Selengkapnya