Polisi: Remaja Pembunuh Bocah di Makassar Terpengaruh Film Perdagangan Organ di TV
Merdeka.com - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar masih mendalami kasus dua remaja tersangka pembunuhan dan penculikan terhadap seorang bocah berinisial MFS (11). Terungkap, kedua tersangka tega menculik dan membunuh MFS karena terpengaruh film perdagangan organ tubuh yang pernah tayang di televisi nasional.
Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Budhi Haryanto mengatakan penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap laptop milik tersangka AD. Dari laptop AD, ditemukan bahwa tersangka melakukan pencarian informasi perdagangan organ tubuh di Google.
"(Laptop) sudah kita cek, dia hanya pernah menggunakan searching google dan pernah menonton tentang peristiwa perdagangan organ di TV nasional. Hanya itu saja," ujarnya kepada wartawan seusai jumpa pers pengungkapan 43 kg sabu-sabu di Mapolrestabes Makassar, Kamis (12/1).
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi? Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa pelaku utama IS pada saat malam pertama sempat mengikuti Yasinan di rumah korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Budhi menegaskan saat ini penyidik masih menunggu hasil tes psikologi terhadap kedua tersangka. Ia mengatakan hasil tes psikologi baru akan diketahui satu minggu ke depan.
"Yang paling penting kita lihat hasil psikologis dan kejiwaannya. Apakah anak ini sering mengkhayal atau apa, ya kita tunggu hasilnya," tegasnya.
Tidak Ada yang Menyuruh
Budhi juga membantah kedua tersangka dikendalikan atau ada seseorang mengarahkan untuk terlibat dalam perdagangan organ tubuh manusia. "Tidak ada. Anak ini tidak ada menyuruh," ucapnya.
Saat ini polisi juga mendalami aspek sosiologis tersangka hingga tega melakukan tindakan keji. Mereka mendalami hubungan antara tersangka dengan keluarga dan lingkungannya.
"Ini perlu diwaspadai anak-anak kita supaya dalam pengawasan dalam menggunakan media internet," tegasnya.
Terkait jejak digital website yang diakses tersangka AD, Budhi mengatakan pihaknya masih melakukan penelusuran lebih dalam. Meski demikian, Budhi menegaskan sampai saat ini penyidik belum menemukan adanya keterkaitan tersangka dengan jaringan perdagangan organ tubuh manusia.
"Tetap kita akan upayakan, namanya informasi pasti kita kejar. Tapi sampai detik ini belum kita temukan arah yang (jaringan) perdagangan organ tubuh. Karena hasil pemeriksaan kita, si tersangka ini baru mau coba-coba dan ternyata alamat (email) yang dihubungi fiktif," tegasnya.
Sering Dimarahi Orang Tua
Sementara Pelaksana tugas (Plt) Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar Komisaris Jufri Natsir mengungkapkan temuan baru yakni tersangka AD sudah setahun lalu mempunyai niat untuk menjual organ tubuh manusia. Hanya saja, saat itu target korbannya bukan MFS.
"Dia memang sudah rencanakan dari satu tahun lalu. Tapi bukan korban itu (targetnya), cuma niatnya itu dari satu tahun lalu," bebernya.
Jufri menyebutkan tersangka AD ini seperti memiliki tekanan psikologis. Apalagi tersangka mengaku sering dimarahi oleh orang tuanya.
"Tersangka ini sering dimarahi orang tuanya dan disuruh bantu cari uang. Karena hal itu, dia terobsesi cepat dapat uang dan kaya dalam waktu singkat," bebernya.
Perhatian Gubernur Sulsel
Kasus ini menjadi perhatian Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Dirinya pun menginstruksikan seluruh stakeholder terkait untuk memperketat penjagaan bagi siswa di area sekolah.
"Kita menginstruksikan seluruh Dinas Pendidikan, utamanya kepala sekolah untuk memperketat pengawasan di lingkungan sekolah bagi para siswa," ungkapnya.
Hal itu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi baru-baru terjadi kasus penculikan anak. "Perketat penjagaan sekolah dan memastikan anak sekolah tiba di rumah masing-masing. Pastikan anak-anak dijemput oleh keluarga saat pulang sekolah," pintanya.
Ia meminta para orang tua untuk ikut berperan aktif dalam mengawasi anak-anaknya. "Termasuk mengawasi jemputan anak sekolah. Serta di lingkungan sekitar," ucapnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Makassar turun tangan menangani masalah ini.
Baca SelengkapnyaSosok remaja anak pensiunan perwira Polisi belakangan menjadi sorotan lantaran tega membunuh bocah Sekolah Dasar (SD).
Baca Selengkapnya"Dalam UU SPPA pidana penjara dapat diberikan mulai 14 tahun," kata Komisioner KPAI, Dian Sasmita.
Baca SelengkapnyaPara ABG di Palembang dua kali memperkosa siswi SMP, AA (13), yang dibunuh di kuburan China.
Baca SelengkapnyaTersangka yang diamankan berinisial FA (17) dan FAK (17) yang merupakan saudara kembar. Keduanya pelajar SMK di Kemayoran.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap motif kasus pembunuhan dan pemerkosaan siswi SMP di kuburan China Palembang pada Minggu (31/8) sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pembunuhan itu diketahui pada Sabtu (30/11) dini hari pukul 01.00 WIB.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan awal, remaja berinisial MAS itu mengaku mendengar bisikan sehingga mengambil pisau di dapur untuk menghabis ayah dan nenek serta melukai ibu.
Baca SelengkapnyaKPAI menyampaikan keprihatinan mendalam atas terjadinya kasus pidana yang diduga dilakukan oleh anak ini.
Baca SelengkapnyaKorban tewas di tangan MAS (14) yang merupakan anak atau cucu dari korban.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, pekerjaan rumah besar pemerintah saat ini salah satunya membatasi akses internet atau situs porno di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDari hasil penyelidikan dan penyidikan, polisi menemukan dua motif pada kasus dengan pelaku berinisial DS (61) ini.
Baca Selengkapnya