Polisi Sebut Anggota MIT Teror Warga Untuk Minta Makanan Karena Kehabisan Bekal
Merdeka.com - Satgas Tinombala bersama dengan Densus 88 masih mengejar kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Sebelumnya, anggota kelompok ini membunuh satu keluarga di Sigi, Sulawesi Tengah.
Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, menjelaskan dugaan kuat mereka melakukan hal keji itu karena mulai habisnya perbekalan atau cadangan makanan.
"Bagaimana kondisinya di lapangan tentunya tadi, karena memang dia bergerak terus. Sementara sebenarnya kan istilahnya, istilah kami itu kan mereka sudah terdesak karena kehabisan bekal," kata Awi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (2/12).
-
Bagaimana warga memenuhi kebutuhan sehari-hari? Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, setiap warga mencatat pada kertas lalu menitipkan daftar belanja pada truk tersebut.
-
Kenapa masyarakat Wehea menjaga hutan dengan pendekatan adat? Melalui pendekatan adat, masyarakat setempat punya tanggung jawab bersama menjaga hutan sebagai sumber kehidupan.
-
Bagaimana penduduk desa berburu? Temuan ini menunjukkan bahwa penduduk desa kuno memiliki keterampilan pelaut yang luar biasa dan berkelana ke perairan berbahaya untuk berburu mamalia laut dalam untuk mendapatkan makanan.
-
Bagaimana cara Suku Mante beradaptasi di hutan? Selain itu, ada asal-usul lain yang menggambarkan Suku Mante adalah etnis yang disebutkan dalam legenda rakyat.
-
Bagaimana Suku Mentawai memanfaatkan hutan? Mereka hanya memanfaatkan hutan seperlunya dan masih diolah dengan cara tradisional. Suku Mentawai juga kebanyakan mengikuti proses perkembangan hutan secara wajar lalu memanfaatkannya melalui tahap rumpang, perkembangan, dan dewasa.
-
Bagaimana warga Desa Cipelem bertahan hidup? Selain mengandalkan penghasilan sehari-hari, warga Desa Cipelem juga bergantung pada bantuan pemerintah. Selain itu mereka juga mencukupi kebutuhan dengan berhutang sana-sini.
"Sehingga yang terjadi dia meneror masyarakat meminta makan dan terakhir akhirnya mencuri atau merampok dengan kekerasan termasuk melakukan penganiayaan dan pembunuhan kemudian ujung-ujungnya ngambil beras, dan ini dilaksanakannya demikian naik-turun naik-turun gunung itu," sambungnya.
Awi menambahkan, meminta makanan kepada masyarakat menjadi salah satu cara mereka untuk bertahan hidup di hutan. Jika ada masyarakat yang tak menuruti permintaan, di situlah peluang terjadinya kekerasan.
"Ini kan masih proses pengejaran dan ini dia di dalam hutan, sementara yang kita ketahui bersama bahwasanya mereka untuk bertahan hidup itu dengan tadi turun ke desa, ke kampung meminta makanan. Selama ini beberapa yang hasil penyelidikan yang dikasih, dalam artian dalam tekanan mereka kasih tidak dianiaya. Namun karena mereka ada perlawanan tidak diberi sehingga yang terjadi demikian," jelasnya.
Kondisi ini menjadi bahan evaluasi Satgas Tinombala dan pasukan lainnya untuk menentukan langkah yang diambil.
"Ini menjadi bahan mereka untuk mengambil langkah-langkah dalam melakukan pengejaran," ujarnya.
Tak lupa, Awi juga berharap kerja sama masyarakat untuk membantu petugas menemukan kelompok ini.
"Ini yang tentunya menjadi penguatan di sana, kita sama-sama bisa membantu baik itu TNI maupun Polri yang melakukan pengejaran, berikan informasi sebanyak-banyaknya terhadap mereka. Sehingga kita bisa mempersempit pergerakan, karena ini wilayahnya luas dalam hutan," ungkapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaCurhatan wanita di Bali bantu beri makan ratusan monyet yang kelaparan akibat hutan dibabat.
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaUnggahan tersebut berhasil menuai beragam respons dari warganet. Tak sedikit dari mereka yang memuji aksi polisi tersebut.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaBerikut momen langka Suku Togutil keluar hutan mendatangi para pekerja.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaBerikut momen langka saat taruna Akmil berlatih di hutan dengan perbekalan seadanya.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaDi sini tidak banyak pilihan untuk dimakan selain daun-daunan dan kacang-kacangan dari hutan.
Baca Selengkapnya