Polisi Selidiki Selebaran yang Sindir Penanganan Covid-19 di Klaten
Merdeka.com - Polres Klaten menyelidiki beredarnya selebaran yang menyindir penanganan wabah Covid-19 yang dipasang di beberapa titik di Kabupaten Klaten belum lama ini. Tulisan pada kertas tersebut disebar oleh pelaku yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, tulisan kertas tersebut ditempel di tempat-tempat strategis di pinggir jalan raya. Ada yang berisi sindiran terhadap politisi hingga kebijakan pemerintah soal perpanjangan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Di antaranya berbunyi, '17 Agustus Tahun ini Temanya Bertahan Hidup'. 'Dipaksa Sehat di Negara Sakit'. 'PPKM Sampai Mampus'.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan hoaks tentang IKN? Sebuah unggahan di platform X menarasikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) dikhususkan untuk warga China.Postingan tersebut diunggah oleh akun X bernama @dancersejati07 pada Senin (24/6) dan telah diposting ulang hingga 493 kali.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Siapa yang menyebarkan video viral tersebut? Sebelumnya akun sosial media (Instagram, Tiktok, Facebook) Rama News (@ramanews) pada 23 April 2024 mengunggah sebuah video yang diambil dari akun TikTok widia_pengamatpolitik dengan narasi bahwa adanya kejadian nasabah BRI yang kehilangan uang merupakan efek dari pemilu yang membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos dan juga untuk membantu pemerintah yang merusak demokrasi.
Sejumlah warga mengaku tidak mengetahui kapan tulisan tersebut dipasang. Diduga pelaku menempelkan tulisan pada tengah malam atau dini hari saat suasana kota masih sepi.
©2021 Merdeka.com/Arie Sunaryo"Kemarin pagi waktu saya lewat mau ke Jogja ada beberapa. Ada yang dipasang di dekat lampu merah, di pohon dan tembok. Tapi sekarang sudah tidak ada," ujar Reyna Laras, warga Wonosari, Klaten, Rabu (18/8).
Kapolres Klaten AKBP Eko Prasetyo mengungkapkan, pihaknya sudah mengetahui beredarnya selebaran tersebut. Ia pun kemudian memerintahkan jajarannya untuk melakukan penyelidikan.
"Saat ini Polri, dalam hal ini Polres Klaten sedang melakukan penyelidikan terhadap selebaran-selebaran yang ada di wilayah Klaten, terkait perpanjangan PPKM," katanya.
Kapolres menegaskan, dalam penanganan Covid-19 khususnya dalam masa PPKM, seluruh instansi pemerintah dan juga relawan di sudah bekerja secara maksimal. Ia mengakui ada beberapa sektor yang terdampak secara ekonomi akibat pemberlakuan PPKM, namun hal itu bertujuan untuk menjaga keselamatan seluruh masyarakat.
Untuk itu ia mengajak seluruh pihak agar tetap bersabar, tetap bersatu padu saling mendukung dalam penanganan Covid-19.
"Kami TNI-Polri menyadari dan memohon maaf kepada masyarakat serta sektor-sektor yang terganggu akibat PPKM. Namun, kesehatan dan keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi," tandasnya.
"Kesehatan dan keselamatan rakyat untuk anak cucu kita ke depan. Kami mohon kesadaran masyarakat dan bersabar hingga PPKM selesai," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian ini viral setelah salah satu akun media sosial mengunggah di instagram.
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca SelengkapnyaSpanduk dengan tulisan kuning hitam itu terpasang di Jembatan Kali Pepe Solo.
Baca SelengkapnyaYusuf menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kehebohan yang terjadi.
Baca SelengkapnyaCEO KBA News, Ramadhan Pohan menyatakan nama medianya telah dicatut untuk menyebarkan informasi tersebut
Baca SelengkapnyaBeredar video hoaks tentang peristiwa tawuran di daerah Sesetan, Kota Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaPolda Jabar merespons pernyataan anggota DPR RI Fraksi PDIP, Safaruddin yang menyebut ada polisi yang diduga memasang baliho PSI di daerah Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKhairul meminta S mengungkapkan sosok yang memerintahkan untuk merusak baliho di kawasan Perumahan Griya Oke Permai.
Baca SelengkapnyaMarak penyebaran ranjau paku yang berpotensi membahayakan pengguna jalan di Underpass Ciledug.
Baca SelengkapnyaSatpol PP melakukan penertiban spanduk bacaleg yang melanggar aturan Perda.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan juga beredar di wilayah lain, ataupun dialami pihak lain dengan modus berbeda.
Baca SelengkapnyaTermasuk mengangkat isu Patung Yesus yang sebenarnya telah dibahas dan telah diselesaikan oleh unsur Forkopimda dan para tokoh di Intan Jaya.
Baca Selengkapnya