Polisi: Sipil bersenjata peras pengusaha dan pejabat di Papua
Merdeka.com - Kepolisian Daerah Papua mengatakan kelompok sipil bersenjata sering mengganggu keamanan masyarakat Kabupaten Lanny Jaya dan sekitarnya dengan cara-cara kekerasan.
"Perlakuan KSB di Papua, khususnya di Lanny Jaya, Puncak Jaya, dan daerah lainnya, cukup memprihatinkan. Mereka sering melakukan pemalakan, pemerasan, dan pemaksaan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Kombes Sulistyo Pujdo di Jayapura, Kamis (31/7).
Jika keinginan atau permintaan tidak dipenuhi, katanya, KSB tidak segan-segan melakukan tindakan melawan hukum dengan cara kekerasan.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Apa bentuk kekerasan? Kekerasan seksual mencakup semua bentuk aktivitas seksual yang dilakukan tanpa persetujuan dari korban. Ini termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual, pencabulan, eksploitasi seksual, dan memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
-
Kenapa warga di Sukamulya merasa takut? Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan. Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
-
Siapa yang beresiko mengalami masalah karena kekerasan? Anak-anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan, trauma, pelecehan, atau penelantaran cenderung mengalami kesulitan kognitif di satu atau lebih bidang dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami hal-hal tersebut.
"Mereka (KSB) sering menakuti masyarakat. Jika kemauannya tidak tercapai maka kekerasan pun dilakukan. Masyarakat, pedagang, pengusaha, bahkan pejabat diperas," katanya.
Ia mengatakan cara-cara licik dan tidak berperikemanusiaan itu, seharusnya mendapatkan penolakan yang kuat dan keras dari masyarakat dan pemerintah setempat dengan dukungan TNI dan Polri.
"Terima kasih untuk komitmen warga yang menolak menerima kekerasan KSB. Kita harus bersatu, bersama untuk memutus cara-cara seperti itu. Tidak boleh diberikan tempat kepada mereka yang tidak mendukung pembangunan," katanya.
Sulityo mengatakan alam bertindak, mereka tidak pandang bulu. Masyarakat, pedagang, guru, pengusaha, dan pejabat telah menjadi korban kekerasan.
Terutama, katanya, anggota TNI/Polri yang menjadi ujung tombak kekuatan rakyat, juga sering menjadi korban.
"Pemilik kios saja ditembak, guru, pengojek, wartawan, dan TNI/Polri, tak luput dari kekerasan," katanya. Demikian dilansir dari Antara.
Ia mengatakan kekerasan oleh KSB di Lanny Jaya pada tiga hari lalu, merupakan bukti konkret.
Anggota polisi yang sedang bertugas melaksanakan bimbingan masyarakat sadar hukum dalam membantu pemerintah setempat guna mendata guru-guru, tenaga kesehatan, serta sekolah-sekolah, ditembak KSB hingga menyebabkan dua polisi tewas dan beberapa lainnya luka berat dan ringan.
"KSB tidak ingin ada kemajuan pembangunan di segala bidang. Mereka hanya ingin memutus dan menghambat pengembangan SDM serta infrastruktur di Lanny Jaya," katanya.
Untuk itu, kata mantan Wadir Intelkam Polda Papua itu, Polri dibantu TNI akan bertindak tegas, tepat, dan terukur dalam memerangi kekerasan yang dilakukan oleh KSB di daerah itu.
"Tentunya dalam bertugas di lapangan Polri/TNI tetap mengedepankan sikap profesional dengan lakukan pendekatan-pendekatan yang tepat sasaran," katanya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alih-alih saling menghargai, mereka justru melakukan penyiksaan terhadap sesama orang asli Papua. Nampak para warga dikumpulkan untuk disiksa ditodong senpi.
Baca SelengkapnyaBerikut potret rumah yang ditembaki dan dibakar oleh KST Papua.
Baca SelengkapnyaTNI Polri akan bertindak tegas dengan penegakan hukum terhadap aksi KKB.
Baca SelengkapnyaKKB juga membakar bangunan pelayanan kesehatan dan tempat ibadah. Hal ini juga menambah rasa takut dan trauma warga Sugapa.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaPembakaran gedung sekolah itu dilakukan Rabu malam (9/10) sekitar pukul 19.20 WIT.
Baca SelengkapnyaAdapun aksi penyerangan tersebut mengakibatkan 3 orang meninggal dunia serta 2 orang selamat.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subianto berang dengan aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terus menyebar teror di wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaSituasi semakin memanas saat beberapa kali tembakan terdengar dari pihak KKB di sekitar Kampung Eromaga.
Baca SelengkapnyaPembakaran terjadi setelah KKB kontak senjata dengan petugas patroli gabungan Ops Damai Cartenz.
Baca SelengkapnyaImbauan itu sebagai bentuk antisipasi penembakan yang dilakukan KKB
Baca SelengkapnyaPolisi saat ini tengah melakukan penyelidikan secara mendalam dengan menganalisis jejak digital dari video tersebut.
Baca Selengkapnya