Polisi sita 1 moge dan 4 mobil milik bos Abu Tours

Merdeka.com - Harta milik Chief Executive Officer Abu Tours, Hamzah Mamba (35) disita Polda Sulsel, Senin (27/3). Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani menuturkan, barang bergerak yang disita Ditreskrimsus Polda Sulsel adalah motor gede (moge) Triumph Explorer X, Honda Accord, Honda Brio, Toyota Avanza dan Daihatsu Grand Max dengan total sekitar Rp 2,5 miliar.

Penyitaan kendaraan roda empat dan roda dua itu dilakukan di beberapa tempat, karena tersangka tidak menyimpan semua harta bergerak itu dalam satu tempat saja.

"Untuk sementara ini baru harta itu saja yang berhasil diamankan. Jika nanti diketahui masih ada lagi, akan dilakukan penyitaan kembali," ujar Dicky Sondani kepada wartawan. Dikutip dari Antara.

Hamzah Mamba ditetapkan sebagai tersangka karena perusahaannya yang bergerak di bidang travel umrah itu tidak mampu memberangkatkan 86.720 jemaah ke Arab Saudi.

"Berdasarkan hasil penyelidikan dan ditemukan adanya unsur-unsur tindak pidana, akhirnya HM kami tetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini," ujar Dicky Sondani.

Penetapan Hamzah sebagai tersangka setelah dilakukan gelar perkara kasus. Dia menjelaskan, keterangan tersangka tentang tidak cukupnya anggaran pemberangkatan jemaah umrah yang dihimpun travel Abu Tours itu menjadi alasan ditingkatkannya perkara tersebut ke penyidikan.

Bahkan setelah berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel yang sebelumnya memberikan waktu kepada pihak Travel Abu Tours untuk pemberangkatan jemaah, ternyata semua unsur tindak pidana telah terpenuhi.

"Dalam penanganan perkara ini kami melakukan koordinasi yang intensif dengan pihak Kemenag Sulsel sekaligus data yang dikumpulkan menjadi bahan rujukan kami dalam proses penyelidikan dan penyidikan atas kasus tersebut," katanya.

Selain itu, total kerugian jemaah umrah yang dikumpulkan trevel Abu Tours dengan jumlahnya 86.720 orang itu diperkirakan lebih dari Rp 1,8 triliun sesuai dengan besaran dana yang masuk dari setiap orang.

Atas kasus dugaan tindak pidana itu tersangka dapat dijerat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Jo pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan serta pasal 45 Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Adapun ancaman hukuman untuk tersangka yakni, terancam pidana penjara maksimal 20 tahun dan denda Rp 10 miliar.