Polisi Tahan 2 Tersangka Kasus Balita Tanpa Kepala di Samarinda
Merdeka.com - Polisi menahan dua pengasuh PAUD Jannatul Athfaal di Samarinda, Marlina (26) dan Tri Suprana Yanti (52), setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus penemuan balita tanpa kepala berinisial AYG. Keduanya dinilai lalai.
"Terhitung mulai hari ini, kita lakukan penahanan (di Polresta Samarinda)," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Damus Asa dalam keterangan resmi di kantornya, Rabu (22/1).
Damus menerangkan, kedua pengasuh PAUD itu memang sedang tugas jaga di PAUD. "Sesuai SOP di PAUD, kedua tersangka sedang jadwal jaga. Ini terkait kelalaiannya," ujar Damus.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang ditangkap dan dipelihara? Dahulu pernah ada orang dari suatu daerah berhasil menangkap burung jalak lawu ini untuk dijadikan burung peliharaan. Awalnya tidak terjadi apa-apa pada orang yang menangkap burung ini. Namun, ketika sampai di tengah perjalanan. As mobil orang tadi tiba-tiba patah secara misterius.
-
Di mana kerangka dua bocah ditemukan? Dikutip dari laman Smithsonian Magazine, Rabu (3/7), kerangka bocah ini ditemukan di pemakaman di Huanchaco, kota di pantai Pasifik utara Peru.
Polisi mengamankan sederetan barang bukti, seperti pakaian korban balita saat hilang, yang identik saat korban ditemukan. Termasuk hasil tes DNA, yang menyatakan balita itu benar anak kandung Bambang Sulistyo (37).
Damus tidak menampik kasus ini menjadi pertanyaan besar publik. Sebab polisi baru menetapkan tersangka, terkait kelalaian pihak PAUD. Apalagi jasad korban ditemukan tidak utuh dalam kondisi tidak berkepala.
Sehingga memang publik bertanya, dan menduga korban meninggal tidak wajar. "Apabila ada informasi temuan baru, kita akan kembangkan. Kita tidak berasumsi pada informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," sebut Damus.
"Sesuai fakta dari hasil penyelidikan kami, keterangan saksi juga, bahwa yang bersangkutan (2 tersangka), tidak mengarah ke tindak kriminal penculikan, atau kekerasan. Semua informasi kami respons. Begitu kami telusuri, ternyata tidak benar," sebut Damus.
Damus juga menegaskan, polisi dalam waktu dekat akan meminta dokter forensik bersama-sama kembali menjelaskan soal kondisi jenazah korban. "Tidak adanya autopsi dari awal kasus ini, bukan kendala. Kami sesuai fakta di lapangan," ungkap Damus.
"Kami akan sampaikan ke kedokteran, untuk sama-sama memberikan informasi kepada masyarakat. Agar masyarakat tidak ambigu, tidak bertanya-tanya, kita akan undang dokter forensik rumah sakit," demikian Damus.
Diketahui, Minggu (8/12) lalu, jasad balita tanpa kepala, ditemukan sekira pukul 05.00 WITA di parit oleh warga Jalan P Antasari II RT 30 Samarinda. Warga itu terkejut melihat ke arah parit besar di bawah rumahnya, yang ternyata jasad balita.
Jasad itu pun dibawa ke kamar jenazah RSUD AW Syachranie, dan orang tuanya memastikan, itu jasad korban yang hilang sejak Jumat (22/11) lalu dari PAUD Jannatul Athfaal. Kepastian itu, dilihat dari pakaian yang masih melekat pada jasad balita malang itu. Pada Selasa (21/1) kemarin, 2 pengasuh PAUD ditetapkan tersangka, dan diamankan di Mapolsek Samarinda Ulu. Keduanya dijerat pasal 359 KUHP tentang Kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut dia, keluarga korban dua balita ini berada di Solo dan satu lagi di Papua.
Baca SelengkapnyaKasus ini dilaporkan pada Juli lalu, namun baru diproses bulan Oktober ini.
Baca SelengkapnyaPengasuh yang merupakan korban sodomi melampiaskan hasrat seksual kepada anak-anak penghuni panti.
Baca Selengkapnya“Saat ini satgas TPPO Polda sumbar sedang melakukan penyelidikan dengan instansi terkait,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan
Baca SelengkapnyaBalita berjenis kelamin perempuan berusia 3 dan balita 4 tahun laki-laki itu saat ini dititipkan di rumah singgah.
Baca SelengkapnyaKepolisian memberikan pendampingan psikologis terhadap anak Panti Asuhan Darussalam korban pencabulan.
Baca SelengkapnyaMomen polisi sampai tak bisa tahan tangis saat evakuasi balita yang disiksa ayah kandungnya sendiri di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaVAR dan AS membuang bayinya di kawasan perkebunan Kecamatan Pamatang Sidamanik pada Selasa (14/5). Bayi itu ditemukan warga dalam kondisi meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis tersangka serta menggali motif melakukan tindakan keji tersebut.
Baca SelengkapnyaSementara itu, satu pelaku berinisial YS kini masih berstatus buronan.
Baca SelengkapnyaHingga kini, dua kasus penemuan mayat bayi masih didalami. Kepolisian akan mencari siapa orang tua yang tega membuang buah hatinya tak berdosa.
Baca SelengkapnyaMotif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
Baca Selengkapnya