Polisi telisik unsur kesengajaan 3 orangutan yang tewas terbakar
Merdeka.com - Tiga orangutan betina yang tewas terpanggang di kota Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (20/2), dalam beberapa hari ini jadi konsumsi media internasional. Mabes Polri pun turun tangan. Jumat (4/3) besok, tim pusat laboratorium forensik (Puslabfor) berada di Bontang, menyelidiki asal usul dan penyebab berkobarnya api di lahan warga Bontang.
"Hasil dari labfor mabes Polri, disatukan menjadi alat bukti berdasar keterangan ahli," kata Kapolres Bontang AKBP Hendra Kurniawan, saat dikonfirmasi, Kamis (3/3) petang.
Menurut Hendra, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, memberi atensi terkait penanganan kasus kematian satwa orangutan Kalimantan sub spesies Kalimantan Timur (Pongo Pygmaeus Morio) dengan cara mengenaskan itu. Mereka curiga, ada unsur kesengajaan di balik tewasnya 3 orangutan tersebut.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Apa penyebab kebakaran? 'Dugaan penyebab korsleting listrik pada kulkas,' kata Huda dalam keterangannya, Sabtu (30/3).
-
Apa yang memicu kebakaran di Bromo? Fakta penyebab kebakaran di Bukit Teletubbies Kawasan Gunung Bromo, terungkap bahwa salah satu dari lima flare asap yang digunakan meledak saat dinyalakan.
"Perintah Kapolri melalui Bapak Kapolda," ujar Hendra.
Hingga sore tadi, tim Polda Kaltim bersama Polres Bontang, kembali mendatangi lokasi 3 orangutan yang tewas terbakar, didampingi aktivis dari Center Protection for Orangutan (COP) Indonesia. Diskusi panjang dihasilkan dalam tinjauan lapangan kesekian kalinya itu.
"Diskusi tentang perilaku orangutan, meminta keterangan saksi ahli, sebagai antisipasi kejadian ini tidak terulang lagi kedepannya," sebut Hendra.
"Tadi cenderug pelajari perilaku orangutan, mencari ada konstruksi hukum yang bisa kita bangun. Tapi masih perlu beberapa alat bukti lainnya. Apa saja itu alat bukti yang sudah ada, itu soal teknis ya," terangnya.
Setelah dipelajari, orangutan yang tewas terbakar itu, diduga kuat berasal dari lokasi hutan wanawisata milik PT Bontang Pupuk Kaltim, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi lahan terbakar.
"Pihak Bontang PKT, menerangkan bahwa hutan mereka adalah hutan penghijauan, untuk penyerapan air. Menurut mereka, itu menjadi daya tarik orangutan itu ke hutan mereka," terang Hendra.
"Sementara lokasi lahan warga yang terbakar itu, tidak menjadi potensi sarang orangutan. Diperkirakan orangutan kelaparan, tidak ada makanan di hutan wanawisata, cari makan keluar, ke lahan warga itu," ungkap Hendra.
"Kroscek kita ke pengelola hutan wanawisata, akan kita masukkan dalam BAP. Sempat kita cari tidak ada orangutan di hutan wanawisata. Perilaku oranggutan itu, dengar suara, tahu ada asap dan api, akan kabur. Kenapa ada api di lahan itu, tempat mereka mati terbakar, kok tidak kabur ya? Itu pertanyaannya lagi, ragam kemungkinan," jelasnya.
Saat ini, 11 saksi telah dimintai keterangan dan jumlahnya akan terus bertambah. Dia memastikan, kepolisian akan mengungkapnya hingga tuntas. "Yang jelas, sekarang berkas masuk tahap penyidikan, konstruksi hukum terbangun, segera kita limpahkan ke kejaksaan," pungkas Hendra.
Diketahui, 3 orangutan betina yang terdiri dari orangutan dewasa usia 20 tahun, remaja usia 7 tahun dan bayi usia 6 bulan, tewas terpanggang usai lahan warga hangus terbakar, Sabtu (20/2) lalu.
Peristiwa itu jadi sorotan pegiat lingkungan dan satwa, mulai dari COP Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kaltim serta World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, meminta aparat mengusut tuntas. Media internasional, juga turut menyorot. Seperti dailymail.co.uk yang menulis artikel kematian 3 orangutan terbakar itu pada 28 Februari 2016 lalu.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan kini petugas memburu pelaku lainnya.
Baca SelengkapnyaBangkai-bangkai ular itu ditemukan di tempat yang dulunya rawa.
Baca SelengkapnyaSekitar 152 personel gabungan dikerahkan untuk memadamkan api.
Baca SelengkapnyaApi menjalar dan membakar tiga kandang ternak dan satu gudang yang ada di sekitar TPA Jatibarang.
Baca SelengkapnyaPara korban pun telah membuat laporan ke pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan masih dilakukan polisi untuk menggali motif pembakaran.
Baca SelengkapnyaTiga orang tewas akibat kebakaran rumah kontrakan dan indekos di Jalan Dukuh Sari, Sesetan, Denpasar, Bali, Senin (6/5) malam.
Baca SelengkapnyaRatusan hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran terparah terjadi di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaKasus kebakaran yang menewaskan wartawan dan keluarganya,.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran, baik saat membuka lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.
Baca SelengkapnyaPelaku membakar hutan untuk membuka lahan pertanian. Namun api tak terkendali hingga merambat ke areal dengan luas sekitar 0,5 hektare.
Baca SelengkapnyaAgung menyampaikan saat beraksi pelaku menutup diri menggunakan selimut.
Baca Selengkapnya