Polisi telusuri lokasi penyanderaan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf
Merdeka.com - Kepolisian Republik Indonesia tengah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengetahui secara pasti keberadaan sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf. Polri akan langsung bergerak jika keberadaan sepuluh WNI itu sudah diketahui.
"Mereka sedang menelusuri, tentang keberadaan mereka. Sekarang semuanya sedang berusaha mencari akses untuk mengetahui keberadaan mereka," kata Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Ketut Untung Yoga saat dihubungi wartawan, Jakarta, Selasa (29/3).
"Kita juga sudah koordinasi dengan pihak Kemlu, di Kemlu kan ada Direktur Bidang Perlindungan WNI, ya koordinasi untuk mengetahui. Setelah mengetahui baru langkah-langkah akan dilakukan," ujarnya.
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Siapa yang meminta uang ke korban begal? Aiptu US dijebloskan ke rutan karena meminta uang kepada korban begal yang viral di media sosial.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Untung belum bisa memastikan di mana sepuluh WNI itu sandera. Namun, jika para WNI itu benar berada di Filipina, pihak kepolisian akan berkoordinasi langsung dengan otoritas negara tersebut.
"Justru itu tadi sudah saya jelaskan. Kalau berada di wilayah Filipina, otoritasnya Filipina. Kita bukan negaranya sendiri kan jadi harus komunikasi dan koordinasi," tegas dia.
Meski begitu, Untung membenarkan jika kelompok militan Abu Sayyaf meminta tebusan ke pemerintah Indonesia. "Menurut salah satu dari ABK iya begitu," pungkas Untung.
Sebelumnya diketahui, sepuluh WNI awak kapal pandhu brahma 12 dikabarkan disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf di perairan Filipina. Mereka meminta tebusan sebanyak 50 juta peso atau sekitar Rp 14,3 miliar.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pomdam Jaya masih menunggu hasil pemeriksaan tim autopsi untuk menjelaskan penyebab kematian pemuda asal Aceh yang diculik 3 anggota TNI.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa mengungkap jika relawan yang menjadi korban sempat disekap.
Baca SelengkapnyaJemput bola dilakukan LPSK dengan mendatangi keluarga korban di Aceh.
Baca SelengkapnyaKorban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca SelengkapnyaAnggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
Baca SelengkapnyaPenculikan terhadap pria berusia 25 tahun itu terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023 lalu di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaRazia narkoba kerap dilakukan di Kampung Pulau Pandan. Namun demikian, masih saja ditemukan aktivitas di lokasi meskipun sudah berulang kali ditertibkan.
Baca SelengkapnyaAniaya Anggota TNI di Lapangan Futsal, 6 Tersangka Ditahan
Baca SelengkapnyaKeluarga mendapatkan kabar Imam dianiaya dan dimasukkan ke dalam mobil oleh pelaku diduga Paspampres.
Baca SelengkapnyaKedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 tahanan kabur dari sel Polsek Rumbai di Kota Pekanbaru, Riau. Baru dua orang yang berhasil ditangkap kembali.
Baca SelengkapnyaTiga orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan hingga menyebabkan kematian ini.
Baca Selengkapnya