Polisi Temukan ODP Jakarta Keluyuran di Surabaya
Merdeka.com - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hari pertama di perbatasan Surabaya-Sidoarjo menyisakan cerita. Secara tak sengaja, polisi menemukan seorang warga DKI Jakarta yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) keluyuran.
Temuan ODP Jakarta di Surabaya ini dibenarkan oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan. Ia menyatakan, orang dalam status ODP tersebut ditemukan saat di check point Bundaran Waru, perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo.
"Tadi pagi ditemukan ada orang berstatus ODP yang seharusnya masih menjalani karantina tapi mengaku tidak kerasan lalu dia main menemui saudaranya," ujarnya, Selasa (28/4).
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
-
Dimana buronan ditangkap? Direktur Reskrimum Polda Jambi Komisaris Besar Polisi Andri Ananta di Jambi, Jumat, mengatakan tim Resmob Jatanras Polda Jambi menangkap DPO berinisial ARS (20) itu di Jakarta pada Kamis (28/3) malam.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
Ia menambahkan, ODP tersebut diketahui membawa surat dokter jika dirinya harus menjalani masa karantina. Sehingga, saat menemukan ODP tersebut, polisi pun melakukan evakuasi dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
"Dia (ODP) menunjukkan surat, dan mengakui dirinya dalam pantauan, suratnya dari dokter. Sebetulnya tidak boleh dia berkeliaran, makanya tadi kita amankan pakai ambulance untuk nanti dibawa ke RS rujukan," papar Luki.
Luki menegaskan, mengapa harus mengamankan orang dengan status ODP ataupun PDP. Sebab, pihaknya hanya bersifat mengantisipasi kemungkinan terburuk, jika nantinya ternyata mereka dinyatakan positif dikemudian hari.
"Ini virus yang tidak kelihatan, adanya menempel di manusia, dibawa carrier oleh manusia. Ini karena banyak sekali orang PDP dan ODP yang belum dinyatakan positif sudah meninggal, ternyata positif," tegasnya.
Terkait dengan hal ini pula, pihaknya lalu membentuk tim Covid-19 Hunter. Tim ini terdiri dari Biddokes Polda Jatim, Direskrimum Polda Jatim dan Dinas Kesehatan. Tim ini, nantinya akan selalu dibekali dengan alat pelindung diri (APD).
Tim ini, diakuinya telah mengantongi nama-nama pasien PDP maupun ODP. Jika ditemukan sedang berkeliaran, pasien tersebut langsung dinaikkan ke ambulance dan dibawa ke RS rujukan Covid-19.
"Nanti orang-orang yang minta izin tapi kabur, ini akan ditangkap, kita amankan. Kita lakukan upaya paksa dan kita kembalikan kepada RS rujukan," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Kali ini, petugas KPK melakukan OTT di Bondowoso, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.
Baca SelengkapnyaListyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Menhub Budi Karya mengecek kesiapan arus mudik Lebaran 2024
Baca SelengkapnyaAlex belum bisa memberikan komentar lebih jauh soal kegiatan penindakan tersebut.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan pantauan, pihak Dishub bersama tim gabungan berkeliling menindak para jukir yang ada di sejumlah mini market.
Baca SelengkapnyaPengungkapan ini merupakan koordinasi yang baik antara Polri dengan pihak Imigrasi.
Baca SelengkapnyaKPK masih bungkam soal siapa yang terjaring OTT karena tim masih menjalankan tugasnya di lapangan.
Baca Selengkapnya