Polisi temukan proposal sebar kebencian Saracen, harganya fantastis
Merdeka.com - Kepolisian menduga motif yang digunakan pelaku dalam menyebarkan ujaran kebencian di group Saracen untuk mencari keuntungan. Sebab, ditemukan beberapa proposal dana di laptop yang telah disita polisi.
"Itu terbukti dari laptop yang kita sita, ada ada beberapa proposal dengan jumlah nominal pembuatan ujaran kebencian puluhan juta," ujar Analisa Kebijakan Madya Bidang Penmas Divhumas Polri Kombes pol Sulistyo Pudjo Hartono di acara diskusi Warung Daun, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8).
Menurutnya, proposal itu diduga untuk memesan atau membuat konten menyebarkan kebencian. Biasanya, kata Pudjo, orang yang memesan melalui perantara dan membayar dengan nominal yang fantastis.
-
Siapa yang membuat proposal? Dalam proposal kegiatan, pihak pembuat adalah panitia kegiatan. Sementara dalam proposal penelitian, pihak pembuat adalah tim peneliti. Sementara dalam proposal bisnis, pembuat proposal adalah pelaku usahanya.
-
Siapa yang dituduh menyebarkan video ancaman tersebut? Para peneliti dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft menyebut video itu berasal dari kelompok yang biasa menyebarkan disinformasi asal Rusia.
-
Apa tujuan penyebar video ancaman tersebut? 'Tujuannya untuk menghalangi penonton menghadiri Olimpiade,' tulis Manajer Umum Pusat Analisis Ancaman Microsoft, Clint Watts.
-
Siapa yang menyebarkan klaim ini? Video tersebut diunggah oleh akun Youtube bernama @AKTUAL pada Selasa (25/6) lau, dan telah ditonton hingga lebih dari 1000 kali.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa sasaran sindiran? Berikut ini adalah kumpulan kata-kata sindiran kena mental yang bisa digunakan untuk menyindir orang sasimo atau orang yang menyebalkan.
"Nominalnya pun fantastis mulai dari Rp 20 juta sampai Rp 72 juta. Itu perkonten, perantaranya itu enggak langsung, jadi dari E, kemudian dioper lagi ke D dioper lagi ke C dan seterusnya sampai pembuat ujaran kebencian," katanya.
Sebelumnya, Mabes Polri berhasil membongkar grup jaringan penebar kebencian di media sosial, Sacaren. Tiga orang ditangkap. Jasriadi alias Jas (32) sebagai ketua grup, MFT yang berperan sebagai Koordinator Bidang Media dan Informasi, dan Sri Rahayu Ningsih turut serta menyebarkan konten kebencian. Usai ditangkap, jumlah anggota group Facebook Saracen langsung menurun secara drastis.
"Di Facebook Saracen Cyber Team posisi member yang tadinya waktu pengungkapan ada 800 ribu member, sekarang sudah mulai banyak yang meninggalkan sampai 732 ribu sekian," kata Kabag Mitra Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Awi Setiyono, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (25/8).
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ramai proposal anggaran di desa capai angka 12 milyar, ternyata penipuan.
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan akun Facebok dengan nama 'Pemersatu Bangsa'. Pelanggan kemudian akan diarahkan ke akun Instagram lalu mengunduh konten di aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaKasus penjualan istri oleh suaminya tersebut terjadi pada pertengahan Juni 2023.
Baca SelengkapnyaDua Pelaku Pemalsuan Dokumen di Jaksel Ditangkap, Sudah Layani 500 Pesanan dengan Omzet Fantastis
Baca SelengkapnyaWaspadai penipuan terkait tiket pesawat murah. Para pelaku seringkali memanfaatkan akun palsu dan menawarkan diskon besar untuk menjerat korban.
Baca SelengkapnyaKelima pelaku direkrut para bandar dan dijadikan agen judi online.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, tersangka menawarkan video porno berbayar itu melalui media sosial Facebook.
Baca SelengkapnyaS diharuskan mengunggah muatan judi online tersebut dua kali sehari di Instagram Story-nya.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaTersangka memasarkan mobil bekas taksi dengan harga berkisar Rp30 juta sampai Rp100 juta.
Baca Selengkapnya