Polisi tunggu Novel klarifikasi tiga sketsa terduga pelaku penyiraman air keras
Merdeka.com - Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nico Afinta menegaskan sketsa wajah terduga terlibat atas insiden penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan perlu mendapat klarifikasi langsung. Nico mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan KPK guna meminta klarifikasi Novel terhadap tiga sketsa tersebut.
"Boleh kapan beliau mau. Kami menunggu waktu kapan Mas Novel bisa diambil keterangan sangat penting keterangan Mas Novel itu," katanya di kantor Ombudsman, Jakarta Selatan, Selasa (6/2).
Dia berdalih pentingnya klarifikasi Novel terhadap tiga sketsa tersebut guna kelancaran proses penyidikan yang saat ini belum menemukan titik terang terduga pelaku. Namun di sisi lain, dia juga membantah kendala utama polisi menemukan terduga pelaku penyiram air keras karena belum mendapat keterangan lebih lanjut dari Novel.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Siapa yang dituduh sebagai orang ketiga? Ia menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk menyalahkan Salshabilla Adriani, seorang artis muda lainnya, yang disebut-sebut sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka.
-
Dimana fakta ditemukan di teks eksplanasi? Informasi yang dituliskan di dalam teks eksplanasi bersifat benar adanya sesuai dengan kenyataan atau faktual, jadi bukan berdasarkan opini penulis.
-
Bagaimana cara kuasa hukum mengarang cerita alibi tersangka? Bahkan terungkap dipersidangan bahwasanya kuasa hukum datangi salah satu saksi untuk mengarang cerita terkait alibi tersangka saat itu.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
"Oh endak. Yang sudah kami lakukan saksi-saksi yang melihat sebelum kejadian sudah kami BAP sudah kami periksa dengan tim AFP dengan tim Inafis dengan teknologi yang dimiliki," ujarnya.
Diketahui sejak insiden penyiraman air keras terhadap Novel, April 2017 silam, polisi belum menetapkan pihak yang bertanggungjawab. Sejumlah pegiat anti korupsi bahkan sempat mendesak KPK agar membentuk tim pencari fakta independen guna mengungkap kasus tersebut. Kasus semakin pelik, saat Novel mengisyaratkam adanya keterlibatan petinggi Polri pada kasus yang menimpanya itu.
Sejumlah saksi dipanggil penyidik Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangannya, termasuk Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar.
Saat memenuhi panggilan penyidik jalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, dia mengatakan ada faktor teknis dan non teknis yang menyebabkan lambannya penanganan kasus tersebut. Menurutnya, kendala utama polisi bukan pada faktor teknis melihat rekam jejak pengungkapan sejumlah kasus, polisi mampu membongkarnya.
Dia pun menyebut faktor utama ialah, non teknis yang datang dari adanya aktor besar bermain di balik layar. Faktor inilah, menurut dia, polisi lamban mengungkap siapa penyerangnya. Dia sendiri tidak mau mengungkapkan siapa tokoh besar yang dimaksud.
"Aktornya pasti punya pengaruh besar ya bisa punya kendali dalam penanganan kasus ini," ujar Dahnil.
Dalam pemeriksaan kali ini, Dahnil kembali menegaskan untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Menurut dia, semuanya bisa terungkap kalau Presiden Jokowi, menyetujui hal tersebut.
"Karena pesimisme itu saya mendorong polisi untuk ikut mendorong TGPF mengusulkan kepada Pak Jokowi supaya mendorong TGPF. Dan TGPF itu harus diisi oleh orang-orang yang kredibel orang-orang yang independen. Nah itu tadi yang saya sarankan," tutur dia.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui sambungan telepon, Hotman menyentil polisi soal keterangan 8 terpidana yang berubah soal 3 pelaku yang masih buron.
Baca Selengkapnya