Polisi Ungkap 10 Kasus Pembunuhan Dilakukan Ali Kalora Cs Sepanjang 2017-2021
Merdeka.com - Satgas Madago Raya telah menembak mati pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Sulawesi Tengah, Ali Kalora, pada Sabtu (18/9) lalu. Saat itu, satu orang anggota MIT juga ditembak mati yakni Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama.
Kasatgas Humas Operasi Madago Raya Kombes Didik Supranoto mengatakan, Ali Kalora merupakan seseorang yang ahli dalam merakit bom lontong serta sering menyamar menjadi petani untuk menghindar dari kejaran aparat. Polisi pun membeberkan sejumlah kasus pernah dilakukan Ali Kalora sepanjang tahun 2017 hingga 2021.
"Ali Kalora disebut-sebut sebagai teroris yang ahli merakit bom lontong dan memiliki kemampuan bertahan hidup dalam pelarian. Ali Kalora kerap menyamar sebagai warga biasa dan menjadi petani untuk menghindar dari kejaran pasukan pemburu teroris," kata Didik kepada wartawan, Rabu (22/9).
-
Apa tugas intel yang menyamar jadi tukang bakso? Menurutny, intel yang menyamar sebagai tukang bakso biasanya hanya bertugas mencari informasi tanpa kontak fisik.
-
Siapa yang bercanda membawa bom? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Apa ciri khas Caping Kalo? Dimulai dengan membuat rangkepan, menghaluskan daun rembutung atau sulo dan ijuk atau duk, serta ada bagian yang dianyam halus sebagai yang paling atas. Setelah semuanya ada, lalu saya rangkai. Kemudian di bagian akhirnya adalah dijahit agar terlihat rapi,' kata Kamto.
-
Siapa perajin Caping Kalo terakhir? Salah satu perajin Caping Kalo adalah Pak Kamto. Ia disebut sebagai perajin Caping Kalo terakhir di Kudus.
-
Siapa yang biasanya menjadi pedagang kelontong? Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
Didik pun mengungkapkan 10 kasus pembunuhan dan pembakaran yang pernah dilakukan Ali Kalora. Pertama, Kalora Cs melakukan pembunuhan terhadap korban bernama Simon Suju di Desa Parigimpuu, Kabupaten Parigi Moutong pada 3 Agustus 2017.
Kedua, pernah terlibat dalam pembunuhan di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong pada 30 Desember 2018, dengan korban yang terbunuh bernama Ronal Batau alias Anang.
"Ketiga, pembunuhan di Pegunungan Penghulu Kanan Desa Berdikari, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi tanggal 23 Mei 2019, korban Njue. Keempat, pembunuhan di Pegunungan Batu Tiga, Desa Tindaki, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong tanggal 25 Juli 2019, korban Tamar dan Patte," ujar dia.
Berikut daftar 10 kasus pembunuhan dan pembakaran yang dilakukan oleh Ali Kalora Cs :
1. Kasus pembunuhan di Desa Parigimpuu, Kabupaten Parigi Moutong pada 3 Agustus 2017 dengan korban Simon Suju
2. Kasus pembunuhan di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, 30 Desember 2018. Korban Ronal Batau alias Anang
3. Pembunuhan di Pegunungan Penghulu Kanan, Desa Berdikari, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, 23 Mei 2019, korban Njue
4. Pembunuhan di Pegunungan Batu Tiga, Desa Tindaki, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, 25 Juli 2019, korban Tamar dan Patte
5. Pembunuhan di perkebunan Dusun Sipatuo, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, 7 April 2020, korban Rattapo alias Daeng Tapo
6. Pembunuhan di Pegunungan Km 9, Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, 19 April 2020, korban Ambo Ajeng alias Papa Angga
7. Pembunuhan di perkebunan Tahiti, Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, 9 Agustus 2020, korban Agus Balumba alias Papa Sela
8. Penemuan mayat di Jalan Trans Poso Napu, Desa Maholo, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, 14 Agustus 2020, korban Eliyas Lapulalang
9. Pembunuhan dan pembakaran di Dusun V Trans Lenovu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, 27 November 2020. Korban 4 orang atas nama Nakka, Ferdy alias Pedi, Pinu, dan Yasa
10. Pembunuhan di Pegunungan Patiroa, Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, 11 Mei 2021. Korban 4 orang atas nama Lukas Lese Puyu, Paulus Papa, Simson Susa, dan Marten Solong.
Selain itu, Didik menyebut, nama asli Ali Kalora adalah Ali Ahmad. Lalu, untuk nama Kalora itu sendiri disematkan pada dirinya karena merujuk pada desa kelahirannya.
Ali Kalora diketahui lahir pada 30 Mei 1981 di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Ali Kalora menjadi pemimpin kelompok teroris MIT Poso pada 2016 silam, setelah pemimpin sebelumnya, Santoso tewas.
Ali Kalora juga diketahui pernah memimpin kelompok teroris MIT bersama Basri. Namun, setelah Basri ditangkap Pasukan Satgas Operasi Tinombala (kini Madago Raya), Ali Kalora kemudian menjadi pemimpin tunggal dan menjadi target utama Operasi Tinombala.
Pasukan Satgas Operasi Tinombala hingga berganti nama menjadi Satgas Operasi Madago Raya, selalu meminta Ali Kalora menyerahkan diri. Meski demikian, Ali Kalora tidak pernah menyerah.
Diketahui, Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya telah mengeluarkan foto empat orang terduga teroris pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Ahmad alias Ali Kalora. Empat orang itu diketahui sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Wakasatgas Humas Ops Madago Raya AKBP Bronto Budiyono mengatakan, empat foto yang dikeluarkannya itu pascaditangkapnya Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama pada Sabtu 18 September 2021 di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.
"Saat ini DPO teroris Poso tersisa 4 orang, masing-masing atas nama Askar alias Pak Guru, Mukhlas alias Nae, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Suhardin alias Hasan Pranata," kata Bronto dalam keterangannya, Selasa (21/9).
Dia menegaskan, kepada seluruh para DPO teroris Poso untuk segera menyerahkan diri secara baik-baik. Karena, nantinya petugas akan menjamin keamanan serta keselamatannya.
"Terima kasih kepada masyarakat Sulawesi Tengah khususnya masyarakat Poso, Parigi Moutong dan Sigi atas kerjasama yang dilakukan sehingga Ali Kalora dan Jaka Ramadhan berhasil ditangkap," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
seorang prajurit TNI sukses melakukan penyamaran dan penyusupan ke dalam anggota GAM
Baca SelengkapnyaPolisi menembak mati seorang maling spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang biasa membekali diri dengan bom ikan.
Baca SelengkapnyaAlenus Tabuni telah diamankan di Posko Operasi Damai Cartenz-2024 di Kabupaten Puncak untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus pembegalan yang menimpa calon siswa (casis) Bintara Polri, Satrio Mukti Raharjo.
Baca SelengkapnyaPerburuan Toto Kapten tidak mudah karena sangat licin dari kejaran aparat.
Baca SelengkapnyaDiketahui, korban dan pelaku ternyata saling kenal, bahkan Anan kerap diberikan sembako.
Baca SelengkapnyaDukun pengganda uang Slamet Tohari terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaViral momen para pedagang ikut rapat di kantor polisi. Ternyata bukan sembarang pedagang.
Baca Selengkapnya"Dari hasil keterangan pelaku mereka sudah melakukan tiga kali," kata Rovan
Baca SelengkapnyaAnggota KKB yang ditangkap polisi merupakan bagian dari kelompok Ndugama pimpinan Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaSalah seorang anggota KKB yang terlibat pembunuhan Danramil 1703-04 Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey diringkus Satgas Ops Damai Cartenz-2024.
Baca SelengkapnyaDia juga kerap terlibat kejahatan pencurian di Papua yang sempat ditangkap lalu melarikan diri
Baca Selengkapnya