Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Politikus Golkar minta kemiskinan dimasukkan dalam RAPBNP 2015

Politikus Golkar minta kemiskinan dimasukkan dalam RAPBNP 2015 Mukhamad Misbakhun. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar, M Misbakhun memuji Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2015 yang diusulkan pemerintahan saat ini. Menurutnya, ada keberanian pemerintah untuk membelanjakan belanja modal yang cukup besar.

"Ini tentu karena ingin menciptakan sebuah basis struktur ekonomi baru, sehingga diharapkan beberapa tahun ke depan akan memberikan sebuah pertumbuhan ekonomi yang lebih bagus dalam jangka menengah dan jangka panjang," kata Misbakhun di Jakarta, Kamis (22/1).

Namun demikian, Misbakhun menyarankan pemerintah agar memasukkan masalah kemiskinan dan rasio kesenjangan pendapatan (rasio gini) dalam asumsi makro RAPBNP 2015. Sebab, katanya, jangan sampai pertumbuhan ekonomi justru timpang dan menambah kesenjangan.

Orang lain juga bertanya?

"Saya ingin memasukkan unsur indeks pembangunan manusia dan rasio gini. Kenapa, ini akan menjadi tantangan juga. Meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran, mestinya tdk boleh menciptakan ketimpangan yg melebar, dan ini adalah cita-cita presiden terpilih dan ini harus ada dan masuk di dalam RAPBNP, dan jiwa itu harus masuk di situ," jelasnya.

Misbakhun menegaskan, soal asumsi pertumbuhan dipatok 5,8 persen atau lebih rendah bukan persoalan pokok. "Tapi yang utama adalah pertumbuhan itu pengaruhnya terhadap kemakmuran, tingkat kemiskinan yang berkurang," tegasnya.

Dalam kesempatan itu Misbakhun juga mengingatkan pemerintah agar tidak mengobral surat utang untuk membiayai pengeluaran rutin negara. Menurutnya, Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan tingkat penerbitan surat utang paling besar yang disertai bunga tinggi.

"Kita berikan tingkat bunga yang begitu besar sampai tujuh persen, sedangkan Filipina cuma empat persen. Kenapa kita sebegitu besarnya? Apa yang membuat negara kita ini tidak dipercaya diri sehingga memberikan bungan yang begitu besar," katanya.

Ia pun menyarankan pemerintah mengubah kembali orientasi cara membiayai pengeluaran negara. Terlebih Indonesia kaya dengan sumber daya alam dan harus benar-benar berdaulat.

"Kita tidak perlu lagi berebut uang di pasar dengan pihak swasta. Tapi kita kembali kaji orientasi kita menjadi sebuah G to G loan agreement dengan lembaga multilateral sehingga kita bisa mendapatkan kepercayaan yang lebih masuk akal dalam posisi sebagai negara berdaulat, negara besar, yang mempunyai kekayaan begitu melimpah," tandasnya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fraksi Golkar Dorong Pemerintah Kejar RPJMN 2020-2024
Fraksi Golkar Dorong Pemerintah Kejar RPJMN 2020-2024

RAPBN tahun 2024 merupakan tahun terakhir dari penerjemahan visi misi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.

Baca Selengkapnya
Wapres Ma'ruf Amin Kritik Pemberian Bansos, Ganjar: BLT Penting, Asal Tepat Sasaran
Wapres Ma'ruf Amin Kritik Pemberian Bansos, Ganjar: BLT Penting, Asal Tepat Sasaran

Ganjar menilai Bansos itu penting diberikan namun harus tetap sasaran.

Baca Selengkapnya
Presiden Prabowo: Masih Ada Saudara Kita 70 Tahun Menarik becak, Ini Bukan Ciri-Ciri Bangsa Merdeka
Presiden Prabowo: Masih Ada Saudara Kita 70 Tahun Menarik becak, Ini Bukan Ciri-Ciri Bangsa Merdeka

Bangsa yang merdeka ialah bangsa yang mampu mengentaskan masyarakatnya dari jurang kemiskinan.

Baca Selengkapnya
Ketua Banggar Sebut Sejak 2015 Sampai 2023, Pertumbuhan Ekonomi Sulit Capai Target
Ketua Banggar Sebut Sejak 2015 Sampai 2023, Pertumbuhan Ekonomi Sulit Capai Target

Macetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: Orang Miskin Bukan Kendaraan Politik
Said Abdullah: Orang Miskin Bukan Kendaraan Politik

Said Abdullah, menginginkan fenomena bansos di ajang Pemilu ini tidak lagi terjadi.

Baca Selengkapnya
Wapres Sebut Penerima Bansos Harusnya Berkurang, Cak Imin: Uang Rakyat Dikembalikan ke Rakyat
Wapres Sebut Penerima Bansos Harusnya Berkurang, Cak Imin: Uang Rakyat Dikembalikan ke Rakyat

Cak Imin juga tak setuju dengan pernyataan pemberian Bansos sama saja melestarikan kemiskinan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Ganjar: Saya Heran Memang Kemiskinan Kita Naik, Kok Bansos Meningkat?
Ganjar: Saya Heran Memang Kemiskinan Kita Naik, Kok Bansos Meningkat?

Ganjar Pranowo menyinggung penyesuaian otomatis anggaran pendapatan belanja negara untuk kenaikan anggaran bansos.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Banggar DPR Soal Orang Miskin
VIDEO: Banggar DPR Soal Orang Miskin "Jika Tak Ada, Baju Bekas Kita Tak Ada yang Beli"

Anggota Banggar DPR, Muhammad Nasir Djamil menyinggung, soal kemiskinan di Indonesia

Baca Selengkapnya
Anies Sebut IKN Ketimpangan Baru, TPN Ganjar-Mahfud: Itu Simbol Pembangunan Tak Lagi Jawasentris
Anies Sebut IKN Ketimpangan Baru, TPN Ganjar-Mahfud: Itu Simbol Pembangunan Tak Lagi Jawasentris

Anies memberi tanggapan seusai ditanya seberapa besar prospek pembangunan IKN untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Debat Cawapres, Cak Imin: Rakyat Sudah Kerja Kerja Kerja, Dompetnya Tipis
Debat Cawapres, Cak Imin: Rakyat Sudah Kerja Kerja Kerja, Dompetnya Tipis

Debat Cawapres digelar di JCC, Senayan, Jakarta. Tema debat membahas soal ekonomi

Baca Selengkapnya
Disinggung Belum Mampu Atasi Kemiskinan di Jateng, Ganjar Ngeles Presiden Punya Kekuatan Jauh Lebih Besar
Disinggung Belum Mampu Atasi Kemiskinan di Jateng, Ganjar Ngeles Presiden Punya Kekuatan Jauh Lebih Besar

Ganjar pun menantang untuk membuka data soal angka kemiskinan dan dia pun menilai acara dialog publik akan menjadi menarik.

Baca Selengkapnya
Kejar Target Penurunan Kemiskinan, Wapres Ma'ruf Amin Minta Anggaran Subsidi Dikaji Ulang
Kejar Target Penurunan Kemiskinan, Wapres Ma'ruf Amin Minta Anggaran Subsidi Dikaji Ulang

Angka kemiskinan nasional berdasar data BPS masih 9,36 persen, jauh di atas target pada RPJMN 2020-2024 sebesar 6,5 – 7,5 persen.

Baca Selengkapnya