Politikus NasDem anggap kasus peluru nyasar di DPR bentuk teror ke rakyat
Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR Tengku Taufiqulhadi meminta aparat Kepolisian mengusut tuntas kasus peluru nyasar di gedung dewan. Politikus NasDem itu menilai, insiden tersebut lebih menyerupai teror kepada anggota dewan.
"Jadi (penembakan) nyaris seperti teror ya kepada anggota DPR. Saya tidak terlalu yakin inilah (peluru) nyasar kalau sampai terjadi dua hari berturut-turut," kata Tengku usai menjadi narasumber Seminar Alsa 2018 bertema: Pasal Tipikor dalam RUU KUHP, Kewenangan KPK Terkebiri? yang digelar Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis (18/10).
Karena terlalu yakin bahwa insiden penembakan di gedung DPR adalah bentuk teror, Taufiq meminta aparat keamanan, dalam hal ini polisi, untuk segera mengungkap pelakunya.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Mengapa DPR RI minta pelaku dihukum berat? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4).
-
Bagaimana DPR meminta polisi usut kasus? Sahroni meminta polisi menjawab pertanyaan publik dengan hasil penyelidikan yang objektif.
-
Apa yang diminta DPR ke Polisi? 'Pokoknya wajib dijatuhi hukuman pidana, biar jera orang-orang nekat itu. Dan sebagai sebagai warga Jakarta, kami tentunya berharap pihak kepolisian bisa menjadikan ini bahan evaluasi.' 'Bahwa saat CFD dan di jam-jam olahraga pagi, sebetulnya sangat rawan terjadi tindak kejahatan. Jadi mungkin polisi bisa meningkatkan intensitas pemantauan cctv dan menempatkan aparat tambahan di titik-titik tertentu. Agar masyarakat bisa berolahraga dengan lebih tenang,' tambah Sahroni.
-
Apa yang diminta DPR dari polisi? Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
-
Mengapa DPR mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
"Tidak boleh mereka (pelaku) melakukan hal-hal tersebut di gedung DPR. Itulah gedung Dewan Perwakilan Rakyat, gedung milik rakyat Indonesia. Itu sama melakukan teror terhadap rakyat Indonesia," tegasnya.
Seperti diketahui, saat ini, tim gabungan dari Polres Metro Jakarta Pusat, Inafis dan Polda Metro Jaya telah melakukan penyisiran peluru di gedung DPR.
Hasilnya, polisi menemukan kembali bekas peluru yang ditembakkan pelaku di ruangan Effendi Simbolon dari Fraksi PDIP, di lantai 6, Gedung Nusantara I. Sehingga, total ada enam lubang bekas peluru di gedung DPR.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kasus ini sangat memprihatinkan, korban tewas sia-sia karena perilaku oknum yang brutal," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaPolitisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, senjata api itu seharusnya digunakan oleh aparat bila dalam kondisi terdesak dan darurat
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengecam penyerangan puluhan prajurit TNI ke sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaIbas mengutuk keras kasus penculikan dan penganiayaan Paspampres terhadap pemuda Aceh.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Dave meminta permasalahan itu tidak digoreng sehingga menimbulkan kondisi yang tidak lebih baik.
Baca SelengkapnyaHingga berita ini ditulis, penggeledahan masih berlangsung
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi III DPR RI Habiburokhman menilai anggota Polri masih perlu dipersenjatai dengan senjata api
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR menyoroti kebakaran Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) malam.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III dari Fraksi PDIP I Wayan Sudirta menanyakan kepada Kombes Irwan, apakah masih perlu polisi memegang senjata api
Baca SelengkapnyaKetua Komisi III DPR Habiburokhman menyebut penembakan tersebut merupakan pembunuhan berencana
Baca Selengkapnya