Polres Enrekang Dalami Surat Dokter Sebut Tak Ada Diagnosis Covid-19
Merdeka.com - Kepolisian Resor Enrekang mengambil langkah usai viralnya sepucuk surat seorang dokter bernama dr Adiany Adil yang menyebut tidak pernah ada diagnosis Covid-19. Polres Enrekang telah memanggil sejumlah pihak untuk melakukan pendalaman.
Kapolres Enrekang, Ajun Komisaris Besar Polisi A Sinjaya Ghalib mengatakan saat ini pihaknya mengusut surat viral tersebut di media sosial. Polisi sudah memanggil dr Adiany dan instansi terkait.
"Adanya laporan Informasi dari masyarakat yang viral di media sosial mendasari kami mengambil langkah cepat dengan melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, yang bersangkutan juga berstatus seorang PNS dalam lingkup Pemkab Enrekang," kata Sinjaya melalui pesan WhatsApp, Jumat (3/9).
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana kasus viral membuat polisi bergerak? Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kata dia, diduga ditemukan unsur melawan hukum. "Pihak Kepolisian Resor Enrekang melakukan penyelidikan terhadap berita yang viral, Jika perbuatan yang bersangkutan ditemukan unsur melawan hukum, akan dilakukan proses hukum sesuai aturan yang berlaku," tuturnya.
Informasi diterima merdeka.com, dr Adiany tercatat sebagai anggota IDI Enrekang. Meski demikian, secara fungsional STR (Surat Tanda Registrasi) yang bersangkutan sudah tidak berlaku sejak tahun 2016 sehingga untuk praktik tidak bisa dan harus memperpanjangnya.
Sebelumnya diberitakan, Adiany Adil menjadi sorotan usai sepucuk suratnya viral di media sosial (medsos). Sepucuk surat tersebut menjadi viral karena dr Adiany menyebut tidak pernah ada diagnosis Covid-19.
Berdasarkan informasi diterima merdeka.com, dr Adiany Adil merupakan dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Massenrempulu Enrekang. Dalam suratnya dr Adiany menyebutkan dirinya sebagai ahli dalam hal diagnosis.
"Yang bertanda tangan di bawah ini, atas nama dr. Adiany Adil sebagai salah satu pihak yang berwenang dan berkompeten membuat pernyataan akan Covid-19. Bahwa berdasarkan disiplin ilmu saya yaitu berkenaan dengan profesi dokter, sosok ahli dalam hal penegakan diagnosis, maka saya dengan tegas dan jelas tetapkan bahwa sejak dahulu hingga detik ini para dokter termasuk saya tidak pernah tegakkan diagnosis Covid-19. Bahwa dalam teori dan praktik kedokteran, TIDAK PERNAH ADA DIAGNOSIS COVID-19/CORONA VIRUS DISEASE-19. Dan olehnya itu, pasien Covid-19 itu tidak pernah ada. Demikianlah surat pernyataan yang saya buat untuk dipergunakan demi kemaslahatan ummat manusia," tulisnya dalam sepucuk surat tersebut.
Saat merdeka.com mencoba konfirmasi kebenaran surat tersebut melalui telepon, dr Adiany meminta untuk konfirmasi melalui chat WhatsApp. Tetapi Chat WhatsApp tidak dibalas dr Adiany.
"Lewat Chat WhatsApp saja ya. Biar tidak ada salah tulis apa yang saya katakan," ujarnya singkat.
Terpisah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Selatan (Sulsel), dr Ichsan Mustari mengatakan pihaknya saat ini bersama IDI Enrekang sedang melakukan investigasi dan verifikasi terhadap dr Adiany Adil.
"IDI Wilayah Sulsel dan IDI enrekang sementara melakukan pertemuan dengan dokter yang bersangkutan untuk melakukan verifikasi dan investigasi," ujarnya.
Ichsan menyebut dr Adiany masih tercatat sebagai anggota IDI Enrekang. "Masih terdaftar sebagai anggota IDI," ucapnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes Budi Gunadi Sadikin buka suara usai dilaporkan ke polisi terkait kematian dr Aulia Risma.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca SelengkapnyaUndip menyayangkan penghentian sementara praktik Dekan FK Undip tersebut.
Baca Selengkapnyatim investigasi Kemenkes sudah memberikan datanya kepada penyidik kepolisian.
Baca SelengkapnyaPihak Universitas Diponegoro (Undip) mengaku terbuka dengan upaya investigasi dari semua pihak.
Baca SelengkapnyaPolda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaMenurut Susno Duadji, tidak ada pembunuhan dalam kasus Vina
Baca SelengkapnyaBudi menyatakan, praktik perundungan tidak hanya diakui Undip. Tapi juga dilaporkan peserta PPDS.
Baca SelengkapnyaMengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati
Baca SelengkapnyaAiman juga menyebut dalam video turut menyinggung masih banyak anggota polisi yang masih menjaga nuraninya untuk netralitas.
Baca Selengkapnya