Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Polres Jakbar Periksa 10 Saksi Terkait Dugaan Kartel Kremasi Jenazah Covid-19

Polres Jakbar Periksa 10 Saksi Terkait Dugaan Kartel Kremasi Jenazah Covid-19 Kremasi Korban Covid-19. ©2020 AFP/Raul ARBOLEDA

Merdeka.com - Polres Metro Jakbar terus mengusut kasus dugaan kartel kremasi yang menaikkan harga biaya kremasi pada saat pandemi Covid-19. Cerita ini berawal dari unggahan seorang warga Jakbar bernama Martin di akun media sosial.

Kanit Kriminal Umum Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi menerangkan, sebanyak 10 orang telah diperiksa sebagai saksi.

Avrilendi mendetailkan latar belakang saksi antara lain dari Yayasan Rumah Duka Abadi, Krematorium, agen dan Martin, pria yang memviralkan kejadian itu.

"Sejauh ini sudah 10 orang yang kita ambil keterangan," kata dia saat dihubungi, Rabu (28/7/2021).

Avrilendi menerangkan, penyidik masih mempelajari bukti-bukti untuk menemukan perbuatan pidana yang dilanggar. Sejauh ini tidak ada yang merasa dirugikan terkait kenaikan harga kremasi termasuk dari Martin sendiri. Avrilendi juga menyebut, Martin sampai sekarang tidak membuat laporan polisi.

"Sampai saat ini mereka tidak buat laporan. Martin tidak bikin laporan sampai dengan saat ini termasuk dari pihak-pihak lainnya. Karena dari pihak keluarga jenazah tidak merasa keberatan dan tidak merasa dirugikan," ucap dia.

Sebelumnya, warga Jakarta Barat bernama Martin mengeluhkan adanya kartel kremasi saat pandemi Covid-19. Hal itu bermula saat ibu mertuanya meninggal dunia di salah satu rumah sakit (RS) pada 12 Juli 2021 lalu.

Di tengah suasana duka, Martin sempat dihampiri oleh seorang petugas yang yang mengaku dari Dinas Pemakaman DKI Jakarta. Petugas tersebut menawarkan bantuan mencarikan krematorium.

Namun petugas itu menyebut kremasi hanya dapat dilakukan di daerah Karawang, Jawa Barat dengan tarif Rp 48,8 juta. Martin pun terkejut dengan nominal yang disebutkan.

Sebab proses kremasi untuk kakaknya yang meninggal beberapa pekan lalu tidak mencapai Rp 10 juta. Bahkan dua kerabatnya yang juga kremasi akibat Covid-19 hanya menghabiskan biaya Rp 24 juta per orang.

"Kami terkejut dan mencoba menghubungi hotline berbagai krematorium di Jabodetabek, kebanyakan tidak diangkat, sementara yang mengangkat jawabnya sudah full," kata Martin saat dikonfirmasi, Minggu (18/7/2021).

Dianggap tarifnya terlalu tinggi, Martin lantas menanyakannya langsung kepada pihak yang mengkremasi kakaknya beberapa waktu lalu. Ternyata tarifnya pun begitu tinggi. Lalu mereka menawarkan kremasi di Cirebon, Jawa Barat dengan tarif Rp 45 juta yang dapat dilakukan pada keesokan harinya.

Karena pihak RS minta agar jenazah segera dipindahkan, Martin menyanggupi tawaran kremasi yang di Karawang. Namun, saat itu petugas menyatakan bahwa kuota sudah penuh dan akhirnya menyanggupi yang di Cirebon.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
RS Polri Terima 12 Kantong Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Pakan Ternak di Bekasi
RS Polri Terima 12 Kantong Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Pakan Ternak di Bekasi

RS Polri menerima 12 kantong jenazah korban kebakaran pabrik PT Jati Perkasa Nusantara, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya
Ini Identitas 6 Korban Pembantaian KKB Papua di Kali I Distrik Seredela Yahukimo
Ini Identitas 6 Korban Pembantaian KKB Papua di Kali I Distrik Seredela Yahukimo

Keenam jenazah ini dalam keadaan mengenaskan karena sudah membusuk, bahkan dua di antaranya dibakar KKB.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Klinik Aborsi di Jakarta Timur Digerebek, 6 Orang Ditangkap
Detik-Detik Klinik Aborsi di Jakarta Timur Digerebek, 6 Orang Ditangkap

Sepasang kekasih yang melakukan aborsi juga ditangkap.

Baca Selengkapnya
Besok, Polisi Periksa Keluarga Bocah Bekasi yang Meninggal Usai Operasi Amandel
Besok, Polisi Periksa Keluarga Bocah Bekasi yang Meninggal Usai Operasi Amandel

Polisi bakal periksa keluarga korban bocah A (7) yang meninggal usai alami mati batang otak setelah menjalani operasi amandel

Baca Selengkapnya