Polri buru penyebar berita hoaks soal gempa & tsunami Sulteng
Merdeka.com - Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyatakan pihaknya telah mengidentifikasi pelaku penyebar berita bohong atau hoaks mengenai gempa-tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Dia mengharapkan dalam waktu dekat para pelaku segera tertangkap. Bahkan pengejaran masih dilakukan hingga saat ini.
"Kita sudah kejar yang di Majene, kita udah tahu identitasnya, moga-moga segera ketangkap," katanya di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Selasa (2/10).
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
Tak hanya itu, Setyo menyebut berdasarkan data yang ada, pelaku yang teridentifikasi sejumlah empat orang. "Empat orang teridentifikasi," jelasnya.
Sebelumnya, berbagai pihak tak bertanggungjawab memanfaatkan bencana untuk menyebarkan hoaks, termasuk yang terkait dengan gempa dan tsunami di wilayah Donggala, Palu dan Mamuju, Sulawesi Tengah.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sejak Sabtu (29/9), telah melakukan pemantauan atas konten negatif yang beredar di internet.
Dari hasil pemantauan itu, ditemukan dan dikenali konten yang berisi informasi hoaks. Berikut fakta sesungguhnya dari informasi yang beredar tersebut:
1. Hoaks Bendungan Bili-Bili di Kab. Gowa RetakFaktanya, bendungan Bili-bili masih dalam keadaan aman dan terkendali setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa.
2. Hoaks Korban MusibahFaktanya, foto yang digunakan tersebut adalah kejadian gempa tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, yang disebarluaskan kembali sebagai dokumentasi korban gempa tsunami Palu.
3. Hoaks Walikota Palu MeninggalFaktanya, Walikota Palu Hidayat tidak meninggal, dan kini turut melakukan tanggap darurat gempadi Palu.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaMeski Palti Hutabarat tidak ditahan, Bareskrim memastikan bakal terus melanjutkan proses penyidikan kasus
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar patroli siber untuk mengatasi serangan berita-berita hoaks dan fitnah selama Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar operasi senyap Jembalang, untuk mengamankan situasi selama Pilkada.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaNasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca Selengkapnya