Polri Buru Syfullah, Otak Pengendali N dan Sejumlah Teroris di Indonesia
Merdeka.com - Polisi tengah memburu terduga teroris Syfullah yang diperkirakan berada di wilayah Khurasan, Afghanistan. Syfullah disinyalir merupakan otak dari N, terduga teroris ditangkap di Padang, Sumatera Barat, Kamis (18/7).
Selain N, Syfullah juga diduga mengendalikan beberapa teroris lain di Indonesia. Seperti pelaku teror, Yoga, anggota JAD Kalimantan Timur.
Yoga sendiri telah ditangkap pada Juni 2019 lalu. Yoga ini diduga memiliki peran seperti Andi Baso, penghubung ISIS dengan JAD di Indonesia atau Filipina.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang melatih intelijen Indonesia? Tak lama kemudian, agen-agen Mossad mulai melatih dinas intelijen Indonesia dan sejumlah personel militer.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Andi Baso ini memiliki kemampuan untuk merekrut orang. Dia WNI, diyakini saat ini ada di Filipina Selatan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, dalam konferensi pers di Kantor Divhumas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/7).
Berkat kerjasama Polri dengan dinas kepolisian di beberapa negara, termasuk Filipina, kata Dedi, polisi berhasil menemukan aliran dana kepada Syfullah dari empat negara.
"Saudara Syfullah ini menerima beberapa aliran dana, ini aliran dana dari negara Tobago ada tujuh kali, dari Maldives ada satu kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali, dan Malaysia sekali," ungkap Dedi.
Dua belas aliran dana tersebut, kata Dedi, dikirim pada periode Maret 2016 hingga September 2017 lalu. Polisi mengidentifikasi, total ada Rp413.169.854 dana yang berhasil dikirimkan.
"Mereka menggunakan sistem aliran dana Western Union," kata Dedi.
Syfullah ini berhubungan dengan sejumlah tokoh ISIS di Khurasan. Termasuk Muhammad Aulia yang diketahui mengatur seluruh komunikasi, perjalanan dan transfer.
"Ini 19 orang berangkat ke Khurasan dan dideportasi di Bangkok tanggal 13 Juni lalu, dan ini sudah ditangkap sekitar 12 orang. Satu lagi masih DPO di Indonesia terkoneksi dengan mastermind atas nama Abu Saedah," jelasnya.
Abu Saedah ini, menurut keterangan Dedi, memiliki peran menyalurkan bantuan dana ke N. "Memberikan uang ke Novendri (N) sebesar Rp18 juta dari mastermind-nya (Syfullah) itu," jelasnya.
Sebelumnya, Densus 88 berhasil menangkap terduga teroris yang terafiliasi dengan jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD) baik di Indonesia maupun di luar negeri. Terduga diketahui berinisial N. N ditangkep Padang, Sumatera Barat, Kamis (18/7).
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan N ini terafiliasi juga dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). "N ini memiliki komunikasi hubungan dengan JAD yang berada di Indonesia dan JAD yang di luar negeri. N ini memiliki koneksi juga ke Mujahidin Indonesia Timur," kata Dedi dalam konferensi pers di Kantor Divhumas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/7).
N terafiliasi dengan JAD Indonesia seperti jaringan JAD Sibolga, Lampung, dan juga Bekasi. Dari keterangan Dedi, N diketahui dikendalikan oleh seorang otak intelektual atas nama Syfullah alias Daniel alias Caniago. Syfullah, kata Dedi sudah ditetapkan sebagai DPO oleh pihak kepolisian.
Polisi menduga, Syfullah saat ini berada di sebuah wilayah yang dikenal dengan Khurasan. Area yang berada di irisan antara Iran, Uzbekistan, dan juga Afghanistan.
Dedi menjelaskan, kenapa Syfullah berada di Khurasan. Menurutnya pasca runtuhnya kekuasaan organisasi teroris ISIS di Iraq dan Suriah, beberapa anggota ISIS melipir ke beberapa wilayah di sekitar sana. Salah satu wilayah yang potensial ialah Khurasan.
Bukan tanpa alasan kenapa mereka memilih daerah itu. Kata Dedi, daerah Khurasan merupakan wilayah abu-abu tanpa kontrol dari otoritas pemerintah.
"Ini daerah abu-abu. Daerah perbatasan yang tidak bisa dikontrol oleh pemerintah. Oleh karenanya mereka kuat di situ," jelas Dedi.
Dalam penangkapan tersebut, pihak kepolisian berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 28 item. "Ada laptop, kemudian ada 7 unit handphone, ada 6 SIM card, beberapa dokumen pribadi, kemudian buku jihad, kemudian ada sejumlah uang tunai Rp1,5 juta, beberapa buku tabungan, kemudian beberapa gulung kawat dan sebagainya," ungkap Dedi.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca SelengkapnyaAQAP adalah kelompok ekstremis pemberontak yang merupakan bagian jaringan Al-Qaeda aktif di Yaman dan Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini penyidik masih memeriksa keduanya secara intensif.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan pada Jumat (14/7) lalu. Kedua terduga teroris tersebut berinisial HSN alias UL dan OS alias O.
Baca SelengkapnyaYLK berupaya menghilangkan jejak, namun pergerakannya berhasil diketahui oleh Tim Densus 88 yang akhirnya ditangkap pada Rabu (21/8) lalu
Baca Selengkapnya