Polri Gandeng Mahasiswa Perangi Hoaks Jelang Pemilu 2019
Merdeka.com - Berbagai cara dilakukan Satgas Nusantara Polri dalam menangkal maraknya hoaks jelang pelaksanaan Pemilu 2019. Salah satunya dengan menggandeng mahasiswa sebagai perwakilan generasi milenial.
Bahkan mahasiswa diharapkan mampu mendinginkan suasana di tengah panasnya iklim politik yang diwarnai propaganda, ujaran kebencian, hingga hoaks yang begitu masif tersebar di media sosial.
"Mahasiswa saya harap tetap berperan aktif menjadi pendingin, mendinginkan, dan berpikir rasional, terhadap hoaks," ujar Wakasatgas Nusantara Polri Brigjen Fadil Imran dalam seminar bertajuk 'Milenial Anti-Hoax' di Universitas Nasional (Unas), Jakarta Selatan, Selasa (15/1).
-
Bagaimana mahasiswa berperan dalam menjaga kondusivitas Pemilu? “Saya minta mahasiswa berperan, jangan baperan. Keamanan adalah kesepakatan, bukan kebutuhan. Mari kita berfikir dan berperasaan yang positif,“ ujarnya.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Bagaimana Polisi Pekanbaru melibatkan admin medsos untuk cegah hoax? Polresta Pekanbaru mengambil langkah inovatif dengan melibatkan admin media sosial publik dalam upaya mencegah hoaks dan isu sara selama Pemilu 2024.Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
-
Bagaimana Bakohumas Kaltim ingin netralisir hoaks? Komitmen kami menetralisir potensi gangguan keamanan yang dipicu dari beredarnya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Paling utama tentunya juga bagaimana dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu itu,“ jelas Faisal usai kegiatan.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
Fadli berharap mahasiswa sebagai generasi muda yang terpelajar tidak mudah terpancing dengan informasi yang belum jelas kebenarannya. "Jika ada berita hoaks, cek dan ricek. Cek sumbernya, jangan hanya percaya satu sumber. Ketika ada informasi di medsos, konfirmasi lagi ke media mainstream," ucapnya.
Mantan Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri itu juga mengajak mahasiswa proaktif memberantas hoaks dengan cara melaporkan temuan berita yang dinilai janggal. Menurutnya, peran aktif mahasiswa akan sangat membantu menciptakan suasana kondusif jelang Pemilu 2019.
"Laporkan jika ada konten di media sosial yang menurut adik-adik mahasiswa mengandung berita-berita bohong yang dapat memecah belah bangsa ini, yang dapat mengganggu rasa aman," tutur Fadil.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, sebagai agent of change, mahasiswa diminta menjadi garda terdepan dalam memberantas hoaks. Mahasiswa juga diminta menyebarkan virus-virus kebaikan di masyarakat untuk menangkal penyebaran hoaks.
"Sebagai milenial intelektual, kami perlu melibatkan mahasiswa untuk bersama-sama menangkal hoaks. Kampus dan mahasiswa kami harapkan menjadi agent of change untuk memberikan sosialisasi," ujar Dedi.
Seminar tersebut juga dihadiri sejumlah pembicara kompeten, seperti pengamat media sosial Enda Nasution, pengamat Psikologi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati, dan Dosen Ilmu Komunikasi Unas Dwi Kartikawati.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan sinergitas antara pemerintah, aparat keamanan, dan elemen mahasiswa.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim menyampaikan bahwa pada era digital saat ini berita palsu dapat dengan mudah menyebar ke masyarakat
Baca SelengkapnyaMereka menggaungkan demokrasi berjalan dengan aman, damai dan jujur.
Baca SelengkapnyaGerakan ini dimaksudkan untuk menciptakan Pemilu damai.
Baca SelengkapnyaBahkan, banyak negara di dunia yang mengalami kekacauan karena tidak bisa menyaring konten hoaks di dunia digital.
Baca SelengkapnyaKoalisi Mahasiswa Nasional Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaMilenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSatlantas Polresta Pekanbaru menggelar sosialisasi di Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaBerbagai cara dilakukan untuk menurunkan tensi politik menjelang Pilkada
Baca SelengkapnyaAndrian juga menyampaikan pentingnya keikutsertaan pemilih pemula di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca Selengkapnya