Polri Kesulitan Deteksi Sidik Jari Peneror Rumah 2 Pimpinan KPK
Merdeka.com - Polri masih menyelidiki kasus teror yang terjadi di rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hingga saat ini, polisi masih kesulitan mendeteksi sidik jari pelaku.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, sidik jari pada botol molotov sulit dideteksi karena ditemukan banyak campur tangan orang sekitar. Saat ini, barang bukti tersebut masih diuji di Laboratorium Forensik Polri.
"Ada beberapa kendala yang ditemui, karena kejadiannya sudah terlalu banyak dari warga sekitar yang pegang itu," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/1).
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Apa yang disita KPK di rumah kader PDIP? Dia melanjutkan, di rumah Mahfud yang berada di perumahan Halim Perdana Kusuma telah disita dua handphone dan uang tunai pecahan Rp 20 ribu senilai Rp 300 juta rupiah
Apalagi botol tersebut telah disiram air saat warga sekitar rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan berusaha memadamkan api.
"Perlu teknologi khusus lagi. Teknologi penguapan belum muncul, harus ada teknologi lain untuk memunculkan sidik jari," tuturnya.
Kendala juga ditemukan saat polisi mendeteksi sidik jari pada tas berwarna hitam berisi bom palsu alias fake bomb yang ditemukan di pagar rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat. Barang bukti tersebut juga sudah terkontaminasi dengan sidik jari warga sekitar dan petugas.
"Tas itu juga kan diturunkan oleh anggota sama yang di paralon (bom palsu) itu. Kan paralon itu setelah digergaji, untuk dicek komponen senyawa yang ada di paralon itu, ternyata fake bomb, ada banyak sidik jari di situ. Nah, itulah yang masih didalami juga sidik jarinya," ucap Dedi.
Saat ini, polisi juga tengah meneliti rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mengungkap pelaku teror baik di rumah Agus Rahardjo maupun Laode M Syarif.
Reporter: Nafiysul QodarSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bareskrim Polri masih menunggu laporan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), selaku pihak menemukan belasan senjata api di rumah dinas Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan ini dilakukan di tengah ramainya penyidikan kasus dugaan pemerasaan terhadap mantan Menteri Pertanian, Syarul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaAdapun kamar pada apartemen yang dimaksud, diketahui tidak ada dalam daftar LHKPN Firli.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan dilakukan selama lebih kurang 8 jam, sejak pukul 13.30 Wita.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan itu pun berlangsung selama kurang lebih tiga jam sejak pukul 12.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan ini diduga terkait pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan dilakukan untuk mencari bukti lanjutan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Baca SelengkapnyaKeempat orang itu dimintai keterangannya oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaRumah mewah di kawasan Kertanegara itu diduga 'safe house' dari Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaIsu penggeledahan rumah Firli ini bukan kali pertama kali muncul di permukaaan publik.
Baca SelengkapnyaKPK menggeledah Rumah Dinas (Rumdin) Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPK lainya yaitu Johanis Tanak menegaskan aparat berwajib harus berhati-hati.
Baca Selengkapnya