Polri minta PPATK beberkan soal dana Australia ke teroris Indonesia
Merdeka.com - Laporan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) mengungkap adanya aliran dana mencurigakan mencapai Rp 15 miliar dari Australia mengalir ke sejumlah kelompok teroris di Indonesia. Terkait temuan tersebut, Polri mengaku belum menerima laporan hasil PPATK tersebut. Polri masih menunggu keterangan resmi PPATK untuk menindaklanjuti temuannya tersebut.
"Belum dapat secara resmi. Mungkin PPATK bisa berikan hasilnya ke kami," kata Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Anton Charliyan di Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/3).
Anton menegaskan untuk saat ini Polri belum bisa menyikapi temuan PPATK itu. Jika sudah dilaporkan pihaknya, baru mereka akan mengkaji temuan tersebut.
-
Mengapa KPK menelaah laporan tersebut? 'Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info,' kata Tessa dalam keterangannya, Selasa (4/9).
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
Lebih lanjut dia menegaskan karena itu untuk saat ini dirinya belum bisa menyimpulkan apakah temuan PPATK tersebut lari ke sejumlah kelompok garis keras maupun untuk menyokong pergerakan kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia. Sebab data tersebut terlebih dulu harus dijelaskan secara gamblang oleh PPATK.
"Kami harus pastikan dulu dan harus diperjelas dulu. Uraian transaksi yang gimana dan bagaimana mekanismenya," tandasnya.
Wakil ketua PPATK, Agus Santoso mengatakan, saat ini ada aliran dana untuk kegiatan kelompok teroris di Indonesia dari Australia. Oleh sebab itu, PPATK Indonesia akan bekerjasama dengan PPATK Australia untuk menyelidiki aliran dana tersebut.
"Kita temukan ada dukungan pembiayaan dari pihak Australia kepada jaringan di Indonesia. Saya enggak bisa sebutkan secara detail, tapi paling tidak PPATK sudah sampaikan kepada Densus 88," kata Agus Santoso di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3).
Menurut dia, dukungan aliran dana tersebut tidak mencapai angka jutaan dolar. Aliran dana itu diduga untuk kegiatan teroris membuat peralatan bom dan buku.
"Kami mau ada kerjasama bareng meningkatkan Awareness terkait ISIS dan perkembangan teroris di kawasan. Kami akan undang PPATK dari Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura dan Australia," ujarnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Trunoyudo masih enggan mengulas lebih jauh penanganan dugaan penyelewengan dana penyelenggaraan PON XXI di Aceh dan Sumut.
Baca SelengkapnyaDiduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.
Baca SelengkapnyaPPATK menemukan transaksi mencurigakan untuk pembiayaan Pemilu 2024. Transaksi ini diduga mengalir ke sejumlah partai politik.
Baca SelengkapnyaJazilul meminta PPATK untuk berkomitmen mengusut dugaan ini dengan tuntas.
Baca SelengkapnyaAnalisis pun akan segera dilakukan untuk menyimpulkan ada tidak tindak pidana korupsi terkait penyelenggaraan PON XXI Aceh dan Sumut tersebut.
Baca SelengkapnyaGhufron menyebut akan mendalaminya usai menerima laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Baca SelengkapnyaSatgas dari Bareskrim Polri bertolak ke lokasi penyelenggeraan PON XXI Aceh-Sumut pada Kamis, 12 September 2024.
Baca Selengkapnya