Polri Sebut Demonstran Akbar Alamsyah Koma karena Jatuh dari Pagar DPR
Merdeka.com - Seorang remaja bernama Akbar Alamsyah (19) terbaring koma di ruang Cerebro Intensive Care Unit (CICU) di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Akbar mengalami koma setelah aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR beberapa waktu lalu.
Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban tindak Kekerasan (Kontras) meminta Polri mengusut penyebab Akbar Alamsyah koma dan kritis. Merespons itu, Kabagpenum Divisi Humas Polri, Kombes Asep Adi Saputra menyebut, Akbar terjatuh saat melompati pagar DPR.
"Penyelidikan terhadap korban Akbar sudah ditemukan saksi di TKP bahwa saat yang bersangkutan sedang berupaya untuk menghindari aksi kerusuhan itu melompati pagar di depan gedung DPR," kata Asep di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (8/10).
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan Polda ke Aiman? 'Tim penyelidik kembali telah melayangkan surat undangan klarifikasi terhadap Aiman Witjaksono untuk dilakukan klarifikasi yang diagendakan dilakukan pasa hari Selasa, 5 Desember 2023 pukul 09.00 Wib di ruang riksa Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya,' kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dalam keterangannya, Minggu (3/12).
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Siapa yang diadukan ke DKPP? Dalam sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) perkara nomor 19-PKE-DKPP/I/2024, Nus Wakerkwa mengadukan Ketua KPU Hasyim Asy’ari berserta anggota KPU Mochammad Afifuddin dan Parsadaan Harahap.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
Asep membantah Akbar koma karena kekerasan. Dugaan kuat Polri hingga sejauh ini Akbar kecelakaan saat melompati pagar DPR.
"Saat itu kita sudah temukan saksi bahwa yang bersangkutan jatuh pada saat melompati pagar tersebut jadi sementara dugaannya bahwa yang bersangkutan luka bukan akibat kekerasan karena adanya insiden itu," tutur Asep.
Polri enggan spekulasi apakah Akbar dihantam benda tumpul saat demonstrasi. Asep mengaku, pihaknya terus menyelidiki.
"Sekali lagi tim sampai hari ini masih terus bekerja, beberapa komponen tim ini nanti kita akan melihat seperti apa hasilnya," pungkasnya.
Untuk diketahui, Akbar Alamsyah (19) sempat dikabarkan hilang usai aksi demonstrasi di Slipi, Palmerah, 25 September lalu, Akbar ditemukan orangtuanya sudah terbaring koma di rumah sakit.
Hingga 8 Oktober, kondisi Akbar masih belum bisa diajak komunikasi. Dia masih terbaring lemah dengan sejumlah selang di badan saat menjalani perawatan di ruang Cerebro Intensive Care Unit (CICU) RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, sejak Senin (30/9).
Adang, sang ayah enggan bicara banyak tentang kronologi Akbar bisa ditemukan koma di rumah sakit. Begitu juga soal apakah Akbar merupakan salah satu dari ribuan orang yang ikut aksi demo atau bukan.
Kondisi kritis Akbar mengundang tuntutan terhadap polisi. Koordinator Kontras, Yati Andriyani meminta polisi mengusut penyebab Akbar koma dan kritis sampai saat ini.
Yati menyampaikan pada Jumat pekan lalu dia dan tim mengunjungi Akbar di RSPAD. Dia menyaksikan kondisi kepala bagian depan dan belakang diperban. Selain itu bibirnya membengkak.
Berdasarkan keterangan keluarga, Yati mengatakan, Akbar sebelumnya dirawat di RS Pelni, Petamburan. Kemudian dibawa ke RS Polri di Kramat Jati dan baru dirujuk ke RSPAD. Keluarga juga belum mengetahui pasti penyebab sampai Akbar koma.
"Keluarga belum mengetahui pasti. Apapun masalah dan sebabnya tidak ada pembenaran tindakan kekerasan dan penganiayaan hingga menyebabkan korban kritis. Oleh karenanya Polri harus mengungkap dan mengusut peristiwa ini siapapun pelakunya," tegasnya.
Yati menambahkan, surat Kepala RS Bhayangkara kepada Kepala RS RSPAD dituliskan biaya perawatan medis Akbar selama 3 bulan ke depan dijamin oleh RS Bhayangkara. Kendati demikian dia meminta polisi mengusut penyebabnya.
"Semua harus dibuktikan secara transparan dan akuntabel," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasukan polisi anti huru-hara membuat formasi pertahanan saat massa berusaha masuk dengan merusak pagar Gedung DPR
Baca SelengkapnyaBeberapa pagar yang berhasil dirobohkan massa kemarin telah diperbaiki sementara dengan menggunakan pagar besi seadanya.
Baca SelengkapnyaRatusan massa terdiri dari pelbagai elemen masyarakat itu melakukan demonstrasi di depan gedung DPR sejak Kamis (22/8) pagi.
Baca SelengkapnyaPolisi memburu pelaku perusakan gedung DPR saat demo Apdesi.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaDasco menegaskan tidak akan semua orang yang nantinya bakal dijamin keluar
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaTotal sebanyak empat pagar DPR jebol oleh demonstran yang menolak pengesahan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaDasco menegaskan tidak akan semua orang yang nantinya bakal dibebaskan.
Baca SelengkapnyaTerlihat, AKP Dadang tidak diborgol dan dikawal seperti pejabat
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca Selengkapnya