Polri Sebut KKB Gunakan Alasan Klasik Tembak Guru di Beoga Papua
Merdeka.com - Dua orang tenaga pendidik di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua ditembak hingga tewas oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Anggota KKB beralasan, keduanya merupakan intel aparat.
Terkait itu, Kepala Humas Satgas Nemangkawi Kombes M. Iqbal Alqudussy mengatakan KKB menggunakan alasan klasik yakni memfitnah untuk melakukan aksi kekerasan hingga menembak dua orang guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
"Buktinya apa Bapa Oktovianus dan Bapa Yonathan itu intel? Itu semua hanya alasan klasik mereka (KKB) untuk menggiring opini publik supaya aksi teror mereka dimaklumi," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (12/4).
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang tewas dalam kontak senjata? 'Adapun identitas KKB yang tewas yakni, Oni Kobagau, Jaringan Belau, Agustia, dan Ones,' tutur Faizal kepada wartawan, Rabu (24/1/2024).
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang meninggal pada 2 Agustus? Alexander Graham Bell, penemu telepon, meninggal dunia pada 2 Agustus 1922, di rumahnya di Baddeck, Nova Scotia, Kanada.
-
Siapa yang meninggal? Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, telah meninggal dunia.
Kasus penembakan terhadap guru di Beoga menyebabkan dua orang guru meninggal dunia, yakni Oktovianus Rayo (42) pada Kamis (8/4) dan Yonathan Rande ditembak pada hari Jumat (9/4).
Selain itu, KKP pimpinan Nau Waker, yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Mimika sejak 2018, juga melakukan pembakaran tiga sekolah di Beoga.
Menurut Iqbal, membunuh, membakar, dan menembaki masyarakat sipil pendatang, kemudian melakukan mempublikasikannya di sosial media sebagai kebanggaan, dan menyangkal bahwa korban sipil tersebut merupakan masyarakat tidak bersalah. Hal tersebut kini telah menjadi modus komunikasi Kelompok Separatis Bersenjata di Papua.
Menengok kembali peristiwa 22 Mei 2020 lalu saat ada tenaga medis Covid-19 yang ditembak dan dilabeli intel oleh KKB Papua. Modus seperti itu kembali terulang, namun menimpa guru di Beoga, Kabupaten Puncak Papua.
Tidak hanya itu, lanjut Iqbal, merampok uang dilakukan kepada pendatang karena kini KKB tidak kebagian dana Otonomi Khusus (Otsus) dari pemerintah daerah. Akibat larangan tegas Kemendagri kepada kepala daerah yang menyalahgunakan dana Otsus Papua.
KKB juga memfitnah Mendagri Tito Karnavian yang difitnah akan menghabisi masyarakat asli Papua. Hal ini bertentangan dengan fakta bahwa dana otonomi khusus sangat melimpah hanya untuk membangun Papua.
Iqbal menegaskan, bahwa aksi teror dalam bentuk apapun tidak dibenarkan apalagi hingga menghilangkan nyawa warga.
"Alm Bapa Oktovianus dan Bapa Yonathan ini hanya guru yang tinggal di sini dengan niat mulia mencerdaskan anak-anak Kabupaten Puncak, Papua. Siapapun yang berhati nurani pasti tidak akan membenarkan penembakan keji tersebut," ujar Iqbal.
Sementara itu, modus dan fitnah-fitnah tidak mendasar yang digunakan KKB untuk melakukan aksi kriminal terhadap masyarakat dan pemerintah telah terbaca oleh media asli di wilayah Papua.
"Modus KKB mengancam kios-kios pendatang untuk menyerahkan uang Rp20 juta per kiosnya" ujar RS salah satu awak media Papua yang dirahasiakan identitasnya.
Dalam baku tembak yang terjadi antara Satgas Operasi Nemangkawi dengan KKB. Kelompok separatis bersenjata kembali melakukan aksi teror dengan membakar helikopter yang sedang dalam perbaikan milik PT. Ersa Air, terparkir di Bandara Aminggaru Ilaga, Kabupaten Puncak, Minggu malam (11/4).
Aparat keamanan TNI-Polri telah mengetahui KKB yang melakukan aksi brutal antara lain yakni Prenggen Telenggen, Abu Bakar Kogoya, Lerymayu Telenggen, dan Numbuk Telenggen.
TNI-Polri sedang memburu kelompok tersebut dan menindak tegas KKB yang melakukan aksi brutal di Ilaga
Sementara itu saat ini warga sekitar sudah mengungsi ke pos TNI di Beoga dan akan segera dievakuasi ke Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
osok pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Abu Bakar Kogoya dilaporkan ditembak mati.
Baca SelengkapnyaKeduanya tewas saat baku tembak dengan KKB di Kampung Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (22/11).
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca SelengkapnyaPemakaian RPG itu dilakukan dalam satu rangkaian baku tembak yang terjadi di Kali Braza.
Baca SelengkapnyaKKB juga sempat terlibat kontak tembak dengan TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaPetugas menyita senjata api laras pendek Jenis Pistol P1 (rakitan) dari peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaKKB ingin membebaskan Bui Wonda alias Bossman Wenda yang sebelumnya berhasil diamankan oleh Satgas Gakkum Operasi Damai Cartenz
Baca SelengkapnyaSertu Rizal adalah anggota Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH (Suhbrastha) yang gugur dalam baku tembak
Baca SelengkapnyaDalam kejadian tersebut, telah membuat satu pimpinan KKB di Papua, Abubakar Kogoya tewas.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang mengenali atau menjadi pihak keluarga dari kedua KKB tersebut dapat datang ke posko mile 66
Baca SelengkapnyaDua anggota Polres Paniai gugur ditembak KKB di halaman Pos Polisi (Pospol) Ndeotadi 99 Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaKorban tewas dengan luka tembakan. Belum diketahui kronologi kejadian.
Baca Selengkapnya