Polri Sebut Mayoritas Kasus Pembunuhan Sekeluarga Bermotif Dendam
Merdeka.com - Karopenmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, mayoritas pembunuhan atau pembantaian sekeluarga secara sadis karena adanya motif dendam. Hal itu ia sampaikan mengaca pada kasus-kasus yang pernah terjadi selama ini.
"Kalau pembunuhan yang sadis, dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani Kepolisian, kalau sadis dan yang dibunuh bukan satu orang, itu ada latar belakang dendam. Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan Kepolisian," kata Dedi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (13/11).
Meski begitu, polisi tak boleh menduga atah berandai-andai untuk menyimpulkan pembunuhan satu keluarga. Terlebih dalam kasus pembunuhan satu keluraga yang baru saja terjadi di Bekasi, Jawa Barat.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Kenapa pelaku melakukan pembunuhan? Adapun, keterangan MAS, saat itu ayahnya sedang tidur bersama ibunya.Kemudian, MAS turun mengambil pisau di dapur, kemudian naik lagi ke atas dan melakukan penusukan.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
"Tapi polisi tidak boleh menduga seperti itu, kita melihat dari fakta hukum. Case per case itu tidak bisa dibandingkan apple to apple. Setiap case punya karakter sendiri, enggak bisa sama. Secara umum oke lah, kalau secara global ya itu bisa dibilang 'diduga'. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari 1 orang, mayoritas karena dendam," jelasnya.
Oleh karena itulah, penyidik masih terus menunggu hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan hasil autopsi atas kasus tersebut. Hal itu untuk mengetahui apa motif yang sebenarnya pelaku lakukan dan apakah ini dilakukan secara berencana apa tidak.
"Tidak menutup kemugkinan. Bisa direncanakan, bisa juga spontan. Kalau dendam itu kan tinggal tunggu titiknya. Tapi beberapa kasus yang sudah diungkap oleh Polri baik di Sumatera, NTT, Palembang dan di beberapa di Jawa boleh dikatakan sebagian besar tersangka sakit hati dendam tersangka terhadap keluarga korban," ujarnya.
Ia pun menjelaskan, jika memang motif pembunuhan karena adanya dendam. Hal itu karena mungkin pelaku tak terima dengan tingkah laku dari korban.
"Dendam ada wujudnya dendam karena di pecat, dendam karena ditegur, dendam karena hal lain sehingga tersangka terpicu amarahnya, dendam karena utang, pituang nah itu terjadi seperti itu, motif-motif seperti itu sudah sering terjadi," ungkapnya.
"Kalau murni pembunuhan 60 persen antara pelaku sama korban itu pernah kenal kalau itu murni pembunuhan ya. Tapi kita polisi tetap berpedoman pada fakta hukum yang ada di lapangan, kita tidak boleh mengandai andai," sambungnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan hanya sekali, berikut deretan kasus polisi tembak polisi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca SelengkapnyaTersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaSaat ini proses penyidikan masih fokus terhadap kasus pembunuhan yang menimpa empat anak kandungnya.
Baca Selengkapnyapelaku beralibi bukan sebagai sebagai pelaku, malah mencurigai pihak lain.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menjadi pemicu, salah satunya ketidakmampuan untuk mengendalikan amarah.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop: Deretan Kasus Pembunuhan Sadis Sepanjang Tahun 2023
Baca SelengkapnyaMotif kakak adik di Jaksel bunuh pasutri akhirnya terungkap.
Baca SelengkapnyaSalah satu korban merupakan anak berusia tiga tahun.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku pembunuhan di Musi Banyuasin akhirnya terungkap.
Baca SelengkapnyaDetik-detik KDRT itu terekam dalam rekonstruksi kasus pembunuhan empat anak dilakukan ayahnya Panca.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap dalam waktu kurang dari 24 jam setelah dilakukan penyelidikan intensif.
Baca Selengkapnya