Polri sebut saat ini sedang marak hoaks masalah pangan dan telur palsu
Merdeka.com - Polri mengklaim penyebaran hoaks atau berita bohong serta ujaran kebencian di media sosial menurun. Namun, kini muncul hoaks soal pangan dan isu telur palsu.
"Kalau hoaks yang jenis ujaran kebencian sara turun. Tapi hoaks lain muncul meningkat, yaitu hoaks masalah pangan, isu telur (palsu) merebak di mana-mana," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (21/3).
Setyo yang juga menjabat sebagai Kepala Satuan Tugas Pangan ini menyatakan, tidak ada telur palsu. Pihaknya telah menguji telur yang dicurigai palsu itu ke laboratorium. Hasilnya, telur yang dimaksud dinyatakan asli.
-
Apa mitos tentang telur? Berbagai mitos makan telur ini tidak didasari dengan bukti ilmiah yang kuat.
-
Bagaimana isi telur diketahui? Hasil CT-Scan mikro yang memproduksi gambar tiga dimensi (3D) menunjukkan isi telur, yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya serta kantung udara.
-
Siapa yang menemukan telur? Jose Manuel Gasca, seorang paleontolog dan anggota Departemen Kristalografi dan Mineralogi di Universitas Zaragoza, menjadi orang pertama yang menemukan keberadaan telur-telur tersebut.
-
Apa itu olahan tahu telur? Perpaduan tahu telur mampu menciptakan menu masakan yang menggugah selera.
-
Bagaimana cara mengetahui kesegaran telur? Kesegaran telur bisa diketahui dengan memasukkannya ke dalam air. Bila telur tenggelam ke dasar mangkuk, berarti telur masih segar. Tapi jika mengapung ke permukaan, maka telur tersebut sudah tidak segar lagi.
-
Siapa yang membagikan cara cek telur busuk dengan senter? Pengguna TikTok dengan nama akun @amanahjayatelur memperlihatkan cara ini dalam videonya.
Jenderal bintang dua itu meminta kepada masyarakat agar segera melapor jika menemukan telur yang dicurigai palsu untuk ditindaklanjuti. Hal itu dilakukan untuk memberikan kepastian kepada masyarakat terkait informasi yang sebenarnya.
Sebab, isu telur palsu yang merebak di media sosial ini telah meresahkan masyarakat. "Sekarang peternak telur mengeluh karena ada isu ini. Lama-lama peternak bisa bangkrut," kata Setyo.
Lebih dari itu, hoaks pangan yang bergulir saat ini bakal berdampak pada kesehatan masyarakat. Telur selama ini dikenal sebagai pemberi asupan protein dengan harga relatif murah. Dengan adanya isu tersebut, maka tingkat konsumsi telur masyarakat akan merosot.
Reporter: Nafiysul QodarSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar video yang mengklaim larangan konsumsi sayap dan leher ayam pedaging karena sudah disuntik hormon.
Baca SelengkapnyaRamai video makanan ringan atlet PON Aceh-Sumatera Utara berisi roti dan Santan. Makanan ringan itu dikemas di dalam kotak makan kertas.
Baca SelengkapnyaHarga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaHal ini untuk memberi kepastian bagi masyarakat cegah hoaks
Baca SelengkapnyaKemas juga menegaskan roti Aoka diproduksi dari bahan yang berkualitas
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaProdusen roti Aoka itu belum tergabung dalam GAPMMI.
Baca SelengkapnyaRoti Okko yang mengandung natrium dehidroasetat merupakan senyawa berbahaya
Baca SelengkapnyaDinas Pangan melakukan pemeriksaan setelah seorang warga sakit setelah mengonsumsi beras yang diduga sintesis.
Baca SelengkapnyaKepala PPATK Ivan menegaskan telah menelusuri kebenaran cek tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut Ivan, modusnya yakni pelaku memberitahukan cek tersebut yang kemudian meminta bantuan agar membantu mencairkan cek tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam unggahan yang beredar disebutkan bahwa lele mengandung 3.000 sel kanker. Benarkah?
Baca Selengkapnya