Polri siaga Aksi Cabut Mandat Jokowi saat Harkitnas 20 Mei
Merdeka.com - Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2017, banyak kabar beredar bahwa akan ada aksi besar-besan untuk menurunkan pemerintahan Joko Widodo. Aksi tersebut akan dikoordinir oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Namun menurut Polri hal tersebut tidak benar dan jika memang ada aksi, polisi siap mengamankan.
"HMI sendiri sudah mengatakan bahwa tidak ada, dia tidak mengkoordinir tapi nanti kita lihat saja, pokoknya polisi tetap siap ya, polisi tetap siap apapun yang akan terjadi polisi tetap siaga," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto saat dihubungi Merdeka.com (17/05)
Dikabarkan aksi tersebut akan digelar di depan Komplek Parlemen Senayan, Jakarta. Namun Setyo Wasisto membantah adanya aksi tersebut.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Kapan Pilkada Jakarta akan diadakan? Sebagaimana diketahui, Ridwan Kamil akan berkompetisi di Pilkada Jakarta 2024 yang akan diadakan pada 27 November mendatang.
-
Apa yang terjadi di hajatan? Dua orang pria terlibat keributan di tengah acara hajatan.Terungkap, keduanya ternyata berada di bawah pengaruh alkohol. Seketika, aparat bergerak meringkus hingga mengguyur pelaku dengan air kolam.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
"Ya menurut kabar-kabar angin yang tidak jelas sumbernya, karena HMI sendiri sudah menolak bilang dia tidak mengirim (aksi)" kata Setyo.
Namun Setyo sendiri mengatakan bahwa Polri siap apabila aksi tersebut akan tetap ada.
"Itu hal yang sudah biasa. Kalau Jakarta memerlukan bantuan, itu yang akan dilakukan. Tapi kalau tidak, nanti dari kawan-kawan intelejen akan melakukan identifikasi, kalau memang diperlukan, pasukan akan bergerak, kalau tidak ya tinggal di daerah masing-masing. Kita negara NKRI, kalau daerah mana yang memerlukan, kita bisa geser ke sana. Itu Hal yang biasa. Tak ada yang istimewa," ungkapnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaMahasiswa di Bali Tuntut Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Mundur
Baca SelengkapnyaTuntutan pemakzulan Jokowi itu dilakukan karena orang nomor satu di Indonesia itu dianggap telah melemahkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, demonstran menggantung boneka yang mengenakan topeng mirip Jokowi.
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk "Jogja Memanggil" ini membawa sejumlah tuntutan di antaranya penolakan pada revisi RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaDalam aksi yang dihelat di depan Kantor KPU RI juga hadir mahasiswa lainnya dari berbagai universitas di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAksi Mimbar Demokrasi melawan Politik Dinasti dan Menolak Pelanggaran HAM meluas hingga Jambi.
Baca SelengkapnyaKoalisi Mahasiswa Nasional Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sempat membacakan puisi berjudul 'Sak Karepmu' di depan ribuan massa aksi Jogja Memangg
Baca SelengkapnyaSebanyak 1.929 personel gabungan dikerahkan untuk mengawal jalannya unjuk rasa.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut stop praktik-praktik KKN dan Pemilu Curang pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca Selengkapnya