Polri soal pengungkapan kasus Novel: Selama ini kami mengalami kendala
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menginginkan proses penyidikan terkait kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan dipercepat. Hal itu karena sudah hampir satu tahun kasus tersebut tak kunjung selesai atau terungkap.
Menanggapi hal tersebut, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengaku, pihaknya juga ingin segara menuntaskan kasus yang menimpa penyidik senior KPK tersebut hingga sedikit mengalami kerusakan pada bagian matanya.
"Ya kita akan laksanakan, karena memang kita harus segera tuntaskan," katanya di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/2).
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung teliti kasus? 'Tim Penyidik mendapatkan alat bukti yang cukup untuk menetapkan RD selaku Direktur PT SMIP sebagai tersangka,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Namun, dirinya mengaku, selama ini pihaknya telah mengalami kesulitan atau kendala untuk mengungkap kasus tersebut. Meskipun sudah ratusan ribu orang telah melakukan atau membuat laporan, tapi tak ada yang sesuai dengan apa yang diinginkan atau yang masuk spesifikasi pihaknya.
"Selama ini kan kita mengalami kendala untuk meminta keterangan, ada beberapa yang terhambat, dan sampai sekarang kita belum dapatkan hasil yang signifikan. Sudah kita sampaikan beberapa hari lalu juga, yang masuk ke Polda Metro Jaya (hotline) sudah 500 lebih tapi tidak ada yang bisa ditindaklanjuti masukan yang terkait dengan sketsa wajah itu ya," ujarnya.
Setyo menegaskan, pihaknya saat ini, terutama para penyidik masih terus bekerja keras dalam melakukan penyidikan untuk bisa mengungkap siapa pelaku yang sebenarnya melakukan penyiraman air keras tersebut.
"Ya kita lihat, temen-temen penyidik masih bekerja. Artinya kita masih berusaha semaksimal mungkin lah ya," ucapnya.
Terkait Novel ingin pulang, Polri menyerahkan semuanya itu ke Polda Metro Jaya. Karena kasus ini sendiri memang Polda yang menangani dari awal bukan Polri yang ambil alih.
"Coba nanti ke pak Argo (Kabid Humas Polda Metro Jaya). Karena kita enggak nangani yang gitu-gitu, yang nangani itu cukup Polda Metro Jaya. Kalau penyidikannya kita backup, tapi kalau untuk pengamanan gitu kan cukup Polda Metro Jaya," tandasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah diadaptasi ke layar lebar. Satu DPO yang terakhir ditangkap ada nama Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaSigit pun berjanji Polri akan menindaklanjuti sejumlah laporan yang masuk.
Baca SelengkapnyaPolri menyatakan masih mengkaji penanganan kasus peretasan atau hacking terhadap PDN yang terjadi beberapa waktu lalu.
Baca Selengkapnya