Polri soal testimoni: Freddy cari pembenaran agar lolos hukuman mati
Merdeka.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar menyebarkan testimoni terpidana mati Freddy Budiman berjudul 'Cerita busuk dari seorang bandit'. Dalam pesan itu, Freddy membeberkan keterlibatan sejumlah pejabat termasuk Polri, BNN dan TNI dalam penyelundupan narkoba dalam skala besar.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menilai, hal yang wajar jika Freddy menulis pesan tersebut. Dia menyebut testimoni itu adalah sebuah upaya seorang terpidana lolos dari jeratan hukum.
"Kita tahu semua orang yang mendapatkan hukuman, apalagi hukuman mati tentu pasti berupaya dengan segala cara untuk mencari pembenaran agar bisa lolos dari hukuman mati," kata Boy di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (1/8).
-
Bagaimana polisi mengungkap narkoba? 'Barang bukti yang disita pada 2022 sebanyak 9,8 Kg, lalu meningkat tajam di tahun ini. Sedangkan tahun 2023 ini ada peningkatan barang bukti narkoba jenis sabu hingga 50,3 kilogram (Kg), ya (masuk zona merah) kota Makassar,' sebutnya,
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
-
Siapa yang ditangkap polisi terkait kasus narkoba? 'Satu lagi Yogi Gamblez, bukan yang main di Preman Pensiun, tapi Serigala Terakhir. Yang berperan sebagai AKP Jaka. Dari kedua orang ini, dari salah satunya kami menemukan barbuk narkotika jenis ganja dan dua-duanya setelah kami lakukan cek urine awal positif narkoba menggunakan ganja, untuk kedua orang tersebut sampai sekarang kami sedang melakukan pendalaman perannya sebagai apa,' kata Panjiyoga kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Barata, Jumat (10/5) malam.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Siapa yang ditangkap polisi atas dugaan pemakaian narkoba? 'Benar (Virgoun ditangkap karena dugaan penggunaan narkoba),' kata Syahduddi kepada wartawan, Kamis (20/6).
"Itu sesuatu yang manusiawi dilakukan orang-orang. Itu berdasarkan pengalaman yang kita ketahui. Jangankan seorang bandar narkoba seperti FB, orang yang terlibat pencurian sifatnya kejahatan konvensional saja kalau bisa tidak mengakui perbuatnya kalau ditangkap polisi," timpal dia.
Meski demikian, mantan Kapolda Banten ini mengatakan, jika Polri menerima baik informasi tersebut. Dia memastikan testimoni yang menyebut adanya keterlibatan anggota Polri, TNI dan BNN akan ditindaklanjut.
"Di satu sisi tentu tetap kita harus berpikir proporsional, realistis karena ini sudah dua tahun lalu diucapkan. Jadi testimoni ini tidak langsung. Testimoni ini adalah melalui perantara Haris Azhar yang kemudian dirilis ke publik melalui teks bukan voice juga," ujar dia.
Untuk itu, dikatakan Boy, saat ini pihaknya pun terus mendalami testimoni tersebut. Selain isi pesan, polisi juga bakal menganalisa kondisi dan kejiwaan Freddy saat masih berada di dalam Lapas.
"Kita saat ini terus melakukan analisis konten yang ada itu sekaligsu mencermati kondisi-kondisi, suasana kebatinan dari seorang FB yang saat itu telah ditetapkan sebagai tersangka terpidana yang dihukum mati," tandas Boy.
Sebelumnya, Haris menyebarkan testimoni dari terpidana mati Freddy Budiman. Diakui Haris, pesan itu didapatkannya langsung dari Freddy saat melakukan kunjungan ke Lapas Nusakambangan.
Menurut dia, saat itu Freddy menceritakan kalau dirinya hanya operator penyelundupan narkoba skala besar. Kepada Haris, Freddy mengaku kerap menghubungi sejumlah pejabat termasuk, polisi dan BNN untuk mengatur kedatangan narkoba dari Cina.
"Kalau saya mau selundupkan narkoba, saya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai, dan orang yang saya hubungi itu semuanya titip harga," kata Haris meniru cerita Freddy.
Selain itu, Freddy juga menceritakan bahwa harga narkoba yang dibeli dari Cina hanya seharga Rp 5.000 per butir. Namun, saat di Indonesia harga narkoba melonjak tinggi lantaran sejumlah pejabat tersebut meminta keuntungan dari setiap penjualan per butirnya.
Meski demikian, testimoni ini menjadi tanda tanya besar bagi publik. Sebab, pesan tersebut dimunculkan ke publik setelah Freddy dieksekusi mati pada Jumat (29/7) lalu. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gembong Narkoba Fredy Pratama Belum juga Tertangkap, Ini Penjelasan Polri
Baca SelengkapnyaTerkait dengan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Mukti memastikan akan dilakukan di Thailand.
Baca SelengkapnyaMajelis hakim PN Tanjungkarang, Lampung menjatuhkan hukuman mati terhadap terdakwa Andri Gustami terkait perkara peredaran narkotika jaringan Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaFredy Pratama merupakan aktor utama sindikat narkoba kelas kakap
Baca SelengkapnyaSigit mengakui sudah memerintahkan Kabareskrim dan Kadiv Hubinter untuk terus mengejar keberadaan dari Fredy Pratama
Baca SelengkapnyaKabareskrim menyebut Fredy Pratama terdeteksi kerap keluar masuk antara Thailand dan negara lainnya kecuali Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolri tengah membongkar jaringan narkoba Ferdy Pratama. Salah satu yang ditangkap adalah mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, AKP Andri Gustami
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil menyita 70,76 kilogram sabu yang diduga terkait jaringan gembong narkoba Fredy Pratama di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Baca SelengkapnyaKapolri mengakui penyelidikan Fredy Pratama di tangan tangan Polri memang saat ini belum mendapatkan perkembangan signifikan.
Baca SelengkapnyaLokasi Fredy Pratama masih disebut berada di pedalaman hutan Thailand.
Baca SelengkapnyaSebelum menemui ajalnya, Freddy sungguh-sungguh bertaubat dan tegar menghadapi regu tembak.
Baca SelengkapnyaPolisi: Fredy Pratama Tidak Pindah-Pindah, Masih di Dalam Hutan Thailand
Baca Selengkapnya