Polri telusuri aset bos First Travel di tempat lain
Merdeka.com - Sejauh ini, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) baru menetapkan tiga tersangka atas dugaan penipuan oleh perusahaan biro penyedia layanan umrah dan haji First Travel. Namun Polri masih terus mengembangkan kasus ini berdasar pada hasil temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"PPATK baru berikan beberapa bagian terkait nomor-nomor rekening yang kita berikan. Jadi belum semua," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Rikwanto di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (9/9).
Dugaan masih banyaknya aset bos First Travel di tempat lain juga terus ditelusuri.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Siapa yang melaporkan kejadian penipuan? Baik korban dan calon pembeli sama-sama membuat laporan ke kepolisian.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
"Pengembangan untuk diduga masih ada aset di tempat lain masih terbuka lebar," ujarnya.
Beberapa waktu lalu polisi juga telah menggeledah rumah orang tua bos FT dan ditemukan beberapa rekening dan paspor. Temuan itu akan dikompilasi dengan temuan sebelumnya.
Krisis center masih dibuka sampai tanggal 10 September. Namun bila dianggap perlu bisa diperpanjang. Sementara ini laporan di krisis center mencapai 20 ribu lebih.
"Paspor yang diambil sudah lebih 8 ribu, yang ada di kita lebih separuhnya. Silakan kalau ada paspor yang masih tersangkut di manajemen FT, bisa diambil," jelasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemanakah aset yang disita polisi. Apakah bakal dikembalikan ke negara atau para korban?
Baca SelengkapnyaTessa mengatakan tim penyidik KPK saat ini sedang mendalami berbagai alat bukti yang disita dalam penggeledahan tersebut untuk disertakan dalam berkas perkara.
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan mendalami urgensi panggilan pemeriksaan terhadap para pendiri Sriwijaya Air, perihal tersangka Hendry Lie.
Baca SelengkapnyaPenyidik juga turut mencermati adanya perjanjian pranikah soal pemisahan harta dengan Sandra Dewi yang masih sebagai saksi.
Baca SelengkapnyaKasus korupsi yang menjerat Harvey Moeis menyebabkan kerugian negara Rp271 triliun
Baca SelengkapnyaIvan mengatakan, ada beberapa orang yang saat ini sedang menjalani proses hukum.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka pengembangan dari kasus dugaan gratifikasi yang sebelumnya menjerat Andhi Pramono
Baca SelengkapnyaMelakukan penelusuran dugaan keterlibatan anak dan istri dari Panji Gumilang.
Baca Selengkapnya