Polri: Teroris JI Keluarkan Rp65 Juta per Bulan Untuk Biaya Operasional
Merdeka.com - Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono membeberkan jika jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) menghabiskan uang sekitar Rp65 juta untuk biaya operasional pelatihan para anggota JI. Hal itu berhasil terungkap dari keterangan Joko Priyono alias Karso yang merupakan pelatih di tempat tersebut.
"Kami sudah menanyakan kepada pelatih, tersangka Karso ini, bahwa setiap bulan itu mengeluarkan biaya sekitar Rp65 juta," kata Argo saat konferensi pers, Senin (28/12).
Argo merinci, biaya sebanyak Rp65 juta itu dihabiskan JI untuk membayar pelatih yang memberikan kemampuan seni beladiri, baik tangan kosong maupun senjata tajam, bahkan perakitan bom. Lalu, biaya makan selama pelatihan bagi para peserta, dan membeli obat-obatan.
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Siapa yang ikut dalam pelatihan ini? Sumber daring mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta adalah wanita berusia 35 hingga 55 tahun. Seorang wanita berusia 54 tahun, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, menceritakan bahwa ia telah mengembangkan perasaan terhadap teman sekelas putranya dan menyatakan kekhawatiran mengenai menurunnya daya tariknya.
-
Siapa yang terlibat dalam penyebaran Islam? Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
-
Bagaimana G30S/PKI merekrut anggota? Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman berhasil menyusup ke tubuh militer.Sjam merekrut sejumlah perwira dan prajurit yang digunakan dalam Gerakan 30 September.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
"Kita sudah tanyakan pelatih tersangka Karso ini bahwa setiap bulan mengeluarkan biaya sekitar Rp65 juta, itu untuk bayar pelatih, untuk makan selama pelatihan, kemudian ada beli obat-obatan dan lain sebagainya," kata Argo.
Lebih lanjut, Argo mengungkap, bila terdapat biaya lain selain pelatihan yaitu mengeluarkan biaya sekitar Rp300 juta untuk mengirimkan 10 sampai 12 anggotanya ke Suriah untuk bergabung bersama organisasi teroris Jabbah Nusrah yang berafiliasi dengan Al Qaeda untuk melanjutkan pelatihan militer di sana.
"Yang bersangkutan menyampaikan sekitar Rp300 juta untuk sekali berangkat ke Suriah antara 10-12 orang, itu sekitar Rp300 juta berangkat ke Suriah," terangnya.
Atas hal itu, Argo menyampaikan jika dana pelatihan dan keberangkatan yang besar untuk operasional JI, didapatkan dari dana infaq setiap anggota yang jumlahnya mencapai 6.000 orang.
"Kalau diumpamakan misalnya satu orang itu mengirimkan Rp100.000, kali 6.000 sudah Rp600 juta," kata Argo.
Bahkan, Argo tak menutup kemungkinan jika dana yang berhasil diraup JI dari infaq para anggotanya bisa lebih dari Rp600 juta karena banyak yang memberikan lebih dari Rp100 ribu. Namun demikian dia belum bisa merincikan satu persatu secara detail.
"Karena memang banyak yang berprofesi seperti wirausaha, tapi kita tidak bisa menyebutkan satu persatu detailnya seperti apa, karena masih proses penyidikan dari Densus," jelasnya.
Ada 12 Lokasi Lain Pelatihan Teroris JI
Sebelumnya, Polisi berhasil mengungkap jika terdapat 12 lokasi yang menjadi tempat pelatihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang tersebar di Jawa Tengah. Hal itu menyusul terbongkarnya pusat latihan Jaringan Teroris JI yang terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.
"Kita sudah melihat bagaimana lokasinya untuk yang di Semarang. Tentunya JI ini mempunyai beberapa lokasi lain di Jawa Tengah," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono sata konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/12).
Kendati demikian, Argo belum bisa menjelaskan lebih detail terkait lokasi pelatihan yang lainya. Ia hanya menyebutkan jika terdapat 12 lokasi lagi yang diduga menjadi lokasi pelatihan pemuda JI.
"Saya tidak bisa menyebutkan lokasinya dimana, tetapi ada 12 lokasi di Jawa Tengah. Aalah safunya di Unggaran yang sudah kita tengok kesana kita lihat, seperti apa pelatihan tersebut," kata Argo.
Oleh karena itu, Argo mengatakan jika JI menggunakan beberapa lokasi untuk melakukan pelatihan terhadap anak-anak muda yang diproyeksikan menjadi pasukan JI.
"Kota sampaikan itu (pelatihan) ada di suatu tempat seperti rumah vila di beberapa rumah yang digunakan. Tentunya konsep pelatihan disana pertama bela diri tangan kosong, kedua melempar pisau, ketiga menggunakan senjata tajam dalM bentuk pedang maupun samurai. Dan juga peraktian bom dan melatih penyergapan," sebutnya.
"Itu dilakukan ya bagaimana penyergapan dilatih oleh seseorang yang sudah kita tahan itu pengajarnya bernama Joko Alias Karso," tambahnya.
Selain itu terkait pelatih JI, Argo mengatakan jika pihaknya telah berhasil mendeteksi terdapat delapan orang yang bertugas merekrut calon anggota sebagaimana yang diintruksikan Karso.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca SelengkapnyaPengiriman dana memakai cryptocurrency ke Suriah, berkaitan dengan kelompok teroris AD
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaKe-23 napi terorisme itu,akan menjalani sisa masa tahanan di lapas berbeda di Jatim
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan pada Jumat (14/7) lalu. Kedua terduga teroris tersebut berinisial HSN alias UL dan OS alias O.
Baca SelengkapnyaSembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.
Baca SelengkapnyaKarena sejauh ini anggotanya masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap para pelaku.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca Selengkapnya