Poltracking: Diteror, berarti pekerjaan kita dilihat dan diakui
Merdeka.com - Teror terhadap lembaga survei tiba-tiba mencuat selepas pemilihan presiden pada Rabu lalu. Hari ini, dua lembaga sigi Jaring Suara Indonesia dan Poltracking mendapat teror dalam bentuk berbeda.
Menurut Manajer Operasional Poltracking, Agung Baskoro, pihaknya merasa tidak kapok dengan ancaman. Dia menyatakan, justru teror itu sebagai bukti pekerjaannya dilihat orang.
"Selama ini kita survei biasa-biasa saja. Ini kan kerja-kerja akademik dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan. Saya berpikir ini artinya pekerjaan kita dilihat dan diakui," kata Agung kepada merdeka.com di kantor Poltracking, Jalan Pangrango nomor 3A, Guntur, Jakarta, Jumat (11/7).
-
Apa yang aman menjelang pemilu? Kepolisian Resor Indragiri Hulu (Inhu), Polda Riau memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji aman menjelang Pemilu 2024.
-
Kenapa TKN Prabowo tak khawatir? Menurut Herzaky, keempat menteri tersebut selama ini telah melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan sebaik mungkin serta telah sesuai aturan yang ada.
-
Kenapa TNI dan Polri di Jateng menjaga netralitas selama pemilu? Mereka diharapkan tidak memberikan komentar apapun terkait calon presiden yang berkompetisi pada pemilu tahun ini.
-
Apa yang terjadi pada saat masa tenang Pemilu 2024? Masa tenang dari 11 s.d. 13 Februari 2024.
-
Bagaimana TNI memastikan keamanan Pilkada? Perhatikan tentang situasi terkini, indeks kerawanan pilkada, kemungkinan perkembangan situasi, jumlah personil yang diturunkan hingga langkah-langkah antisipasi,' katanya kepada para Dansat.
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
Guna menepis keraguan masyarakat dan tidak ingin dianggap sebagai lembaga sigi abal-abal, mereka menantang siap membuka metodologi hitung cepat pada pemilihan presiden digelar Rabu lalu. Agung menjelaskan, justru dengan adanya teror mereka semakin terlecut melakukan jajak pendapat sesuai metodologi.
"Kita sebetulnya semakin termotivasi dengan adanya kejadian ini. Selama menjaga metodologi, integritas, dan kejujuran kita akan melakukan ini terus," kata Agung.
Agung juga siap membuka metodologi hitung cepat pada pilpres 2014. Menurut dia, seluruh hasil kerja Poltracking sesuai metodologi dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Kalau mau buka data kita siap. Sampel TPS kita ada dua ribu, kita punya relawan dua ribuan orang, 12 koordinator wilayah, 50 operator dan staf lainnya. Jadi semua bisa kita berikan sebagai bentuk pertanggungjawaban," ujar Agung.
Meski demikian, Agung menyatakan enggan terus larut dalam pusaran ketegangan politik pasca pilpres. Menurut dia, melakukan penelitian dan survei serta hitung cepat adalah lumrah sebagai salah satu bentuk keterbukaan informasi publik di era reformasi.
"Kita sudah biasa rilis survei, ke teman-teman media juga. Ini menjadi menarik, artinya kerja kita diakui publik. Karena masyarakat kan juga mesti tahu informasi sebenarnya," ucap Agung.
Sebelumnya, kantor Poltracking Indonesia yang terletak di Jalan Pangrango No.3A Guntur, Setiabudi Jakarta Selatan mendapat ancaman teror. Sejak pukul 01.00 WIB, Jumat (11/7) dini hari, telepon kantor terus berdering.
"Penjaga kantor melihat ada dua orang di depan pagar gerbang kantor pada saat telepon kantor secara bersamaan berdering. Telepon berlanjut sampai sekitar pukul 04.00 WIB dengan jeda beberapa kali. Telepon kembali berdering hingga empat kali pada pukul 08.30 WIB," kata Manager PR dan Program Pol-Tracking Indonesia Agung Baskoro kepada merdeka.com. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sumedana menegaskan permasalahan penguntitan tersebut telah diselesaikan
Baca Selengkapnya