Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Polusi Udara Tingkatkan Risiko Gejala Covid-19

Polusi Udara Tingkatkan Risiko Gejala Covid-19 Corona. Unsplash ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Dokter Spesialis Paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Feni Firtiani Taufik mengatakan, polusi udara yang buruk dapat meningkatkan risiko gejala akibat Covid-19. Terutama bagi mereka yang memiliki penyakit kronik.

"Polusi udara dapat memperburuk gejala yang mengalami infeksi pernafasan, meningkatkan risiko dirawat, dan risiko kematian," katanya dalam diskusi daring, Selasa (10/8).

Menurutnya, sebelum pandemi Covid-19, polusi udara yang buruk atau melebihi ambang batas berdampak terhadap kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Di sisi jangka pendek, kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan iritasi mukosa; mata merah, hidung berair, bersin, iritasi saluran nafas atas dan bawah, peningkatan ISPA, asma, serta serangan jantung, hingga peningkatan kunjungan IGD karena respirasi atau jantung.

Sementara efek jangka panjang dapat menyebabkan penurunan fungsi paru, hiper reaktivitas bronkus, reaksi alergi asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit jantung, hingga risiko kanker.

Adanya pandemi Covid-19 yang juga menyerang sisi pernafasan bakal semakin memperburuk situasi pasien, apalagi bagi mereka yang telah memiliki gejala kronis. Risiko dirawat dan kematian menjadi semakin tinggi apabila tak segera tertangani.

"Polusi udara menurunkan fungsi pertahanan tubuh dan fungsi pernafasan untuk melawan virus atau bakteri yang mengganggu kesehatan," jelas Feni seperti dilansir dari Antara.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan ambang batas partikulat debu halus PM2.5 dalam 24 jam 55 mikrogram per m3. Angka itu lebih kecil apabila dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan 25 mikrogram per m3 dalam 24 jam.

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Bondan Andriyanu merangkum data harian baku mutu PM2.5 DKI Jakarta sejak 1 Juni hingga 5 Agustus. Pada Juni, rata-rata baku mutu udara ambient (BMUA) berada di bawah standar baku mutu atau di bawah 55 mikrogram per M3.

Namun saat masuk Juli, BMUA di atas 55 mikrogram m3 meningkat tajam atau statusnya berada dalam kondisi udara tidak sehat lebih dominan. Menurutnya, apabila kondisi udara terus berada di atas angka BMUA, akan sangat berpengaruh kepada kelompok masyarakat rentan (lansia/memiliki komorbid).

"Jadi kenapa saat Juni angka BMUA-nya rendah karena curah hujan tinggi dibandingkan saat PPKM Darurat (Juli), memungkinkan terjadi pencucian partikel di udara (saat hujan)," tutupnya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kualitas Udara di Jakarta Senin Pagi Terburuk Kelima di Dunia
Kualitas Udara di Jakarta Senin Pagi Terburuk Kelima di Dunia

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Lahore, Pakistan di angka 198.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara di Jakarta Senin Pagi Tidak Sehat
Kualitas Udara di Jakarta Senin Pagi Tidak Sehat

Kualitas udara di Jakarta pada Senin (1/7) pagi masih masuk kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya
Jumat Pagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia
Jumat Pagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat kedua terburuk di dunia

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat Senin Pagi, Bahaya bagi Kelompok Sensitif
Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat Senin Pagi, Bahaya bagi Kelompok Sensitif

Kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat pada Senin pagi

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini: Tidak Sehat, Posisi Tiga Terburuk di Dunia
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini: Tidak Sehat, Posisi Tiga Terburuk di Dunia

BMKG menyebut fenomena La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Kota Medan Terburuk ke-2 di Dunia, Jakarta di Posisi ke Enam
Kualitas Udara Kota Medan Terburuk ke-2 di Dunia, Jakarta di Posisi ke Enam

Kualitas udara ini mengkhawatirkan bagi mereka yang sensitif. Sehingga disarankan pakai masker saat aktivitas ke luar rumah.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke Lima di Dunia Hari Ini, Warga Diminta Pakai Masker
Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke Lima di Dunia Hari Ini, Warga Diminta Pakai Masker

Jakarta rangking lima kota udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara (AQI) di angka 160.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua Dunia, Warga Diimbau Bermasker dan Hindari Aktivitas Luar Ruangan
Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua Dunia, Warga Diimbau Bermasker dan Hindari Aktivitas Luar Ruangan

Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan.

Baca Selengkapnya
Kondisi Udara Jakarta Hari Ini, Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif
Kondisi Udara Jakarta Hari Ini, Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif

Jakarta menduduki peringkat kedelapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tidak Sehat dan Diimbau Pakai Masker Bagi Kelompok Sensitif
Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tidak Sehat dan Diimbau Pakai Masker Bagi Kelompok Sensitif

Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 124 atau masuk dalam kategori tidak sehat

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Kategori Tidak Sehat Pagi Ini, Simak Datanya
Kualitas Udara Jakarta Kategori Tidak Sehat Pagi Ini, Simak Datanya

Indeks kualitas udara di Jakarta berada berada pada level 124 AQI US dengan polutan utama udara di Jakarta adalah PM 2.5 dengan konsentrasi 45 ug/m3.

Baca Selengkapnya
Dinas LH DKI: Musim Kemarau Panjang, Perparah  Kualitas Udara
Dinas LH DKI: Musim Kemarau Panjang, Perparah Kualitas Udara

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI menyebut kemarau panjang menyebabkan polusi udara di Jakarta semakin parah.

Baca Selengkapnya