Popularitas Bu Ani di Instagram bisa membawanya jadi presiden

Merdeka.com - Media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram kini menjadi sarana yang efektif untuk mendongkrak popularitas seseorang. Sifatnya yang interaktif, real time, dan menjangkau orang banyak membuat media sosial menjadi favorit bagi sejumlah politikus dan capres untuk mendongkrak elektabilitas.
Namun, belakangan, banyak tokoh atau orang yang ingin 'memaksakan' popularitasnya di media sosial bahkan sampai harus membayar buzzer untuk mengelolanya. Namun ada juga yang memang hobi sehingga terkesan alami tanpa dibuat-buat, seperti akun Instagram @aniyudhoyono.
"Status dan postingan Bu Ani natural. Marah-marahnya dia malah menunjukkan kalau Bu Ani sendiri yang mengoperasikan akun Instagramnya sehingga makin membuatnya populer," ujar Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi kepada merdeka.com, Kamis (23/1).
Menurut dia, ramainya pembicaraan Ibu Ani dan Instagram itu karena Ibu Ani adalah Ibu Negara. "Kuncinya karena Bu Ani ya Ibu Negara. Jadi, ada komentar dari follower tidak dikomentari salah, dikomentari salah. Dengan halus salah atau nggak kena, dengan kata kasar lebih salah lagi," ujarnya.
Topik pilihan: Ani Yudhoyono | Presiden SBY
Kalau mau hidup tenang, nyaman, menurut pengajar di Universitas Multimedia ini, ya tidak usah main Instagram lagi. "Tapi kalau mau tetap main yang harus kebal telinga dan hati," tukasnya.
Di sisi lain, kata Heru, popularitas Bu Ani di Instagram bisa membawanya menjadi calon presiden yang cukup diperhitungkan, apalagi bila Bu Ani lebih bijak dalam menghadapi komentar negatif dari followernya.
Hal sebaliknya diungkapkan pakar komunikasi dari Universitas Indonesia Devie Rahmawati, bahwa popularitas IBu Ani memang diakui dunia, karena kecepatannya mengupdate foto-foto. Namun perlu dicermati mendalam, apakah popularitas yang dibangun ini bersentimen positif atau negatif.
"Politik 2009 telah membuktikan bahwa dari sekitar hampir 50 selebriti (orang populer) yang maju sebagai caleg, hanya 18 orang yang lolos ke senayan. Jadi popularitas bukan jaminan elektabilitas," tegasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya