Positivity Rate Kasus Covid-19 di RI Capai 15,28%, Pemerintah Diminta Kencangkan 3T
Merdeka.com - Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia per 2 Januari 2021 sudah mencapai 758.473. Jumlah tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap 4.964.525 orang. Positivity rate nasional berada di angka 15,28 persen.
Sementara itu, positivity rate harian, pada 2 Januari 2021 kemarin berada di angka 29,54 persen. Seperti diketahui, cara menghitung positivity rate membagi kasus positif dengan jumlah orang dites. Jumlah kasus positif Sabtu (2/1) kemarin 7.203, sedangkan jumlah orang yang dites 24.379. Berarti 1 dari 3 orang yang dites terkonfirmasi positif Covid-19.
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menyatakan, positivity rate yang ideal hanyalah 5 persen sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Bila positivity rate di atas 10 persen seperti angka nasional, tandanya pemerintah masih kurang dalam melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment). Namun, jika sudah menyentuh 20 persen seperti angka harian, maka bisa dikatakan sudah terjadi outbreak yang besar.
"Positivity rate kita saat ini sangat tinggi dengan tren yang terus meningkat. Kalau sudah lebih dari 20 persen tandanya penyebaran tidak terkendali dan juga sudah terjadi outbreak besar. Idealnya di bawah 5 persen," kata Dicky saat dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (3/1).
Dicky khawatir, tingginya positivity rate ini bisa menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang di Indonesia. Sebab, kata Dicky, pasien Covid-19 yang tidak bergejala terdapat kerusakan di dalam organ tubuhnya.
"Tidak bergejala bukan berarti tidak sakit, karena riset membuktikan 50 persen di antaranya memiliki kerusakan organ dan potensi masalah kesehatan jangka panjang," ujar Dicky.
Selain itu, tingginya angka positivity rate ini semakin mengancam jiwa para lansia dan orang-orang yang memiliki penyakit komorbid. Pasalnya, kata Dicky, para lansia dan yang memiliki komorbid bisa tertular dari pasien yang tidak bergejala ataupun pasien positif namun yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Semakin banyak orang yang positif di tengah- tengah masyarakat, maka orang yang berusia lanjut dan punya komorbid semakin terancam jiwanya," ujarnya.
"Dengan hunian RS penuh, belum tentu mereka bisa terselamatkan. Inilah yang akan meningkatkan angka kematian di Indonesia," tandas Dicky
Seperti yang diketahui, pada 29 Desember lalu, Kemenkes menyatakan bahwa angka keterisian tempat tidur rumah sakit sudah mencapai 63 persen
"Awal November itu occupancy masih 42 persen. Saat ini bila dilihat secara umum sudah mencapai 63 persen. Jadi harus waspada," kata Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, Rita Rogayah di Gedung BNPB, Jakarta Timur (29/12).
Sementara itu, keterisian tempat tidur di Tower 4, 6, dan 7 RSD Wisma Atlet sudah mencapai 74,59 persen. Angka ini telah melewati standar yang ditetapkan WHO.
"Saat ini laporan tadi pagi memang terlihat laporan bahwa ketersediaan (bed) di tower 4, 6, dan 7 untuk melayani pasien-pasien yang bergejala di sana 74,59 persen. Ini di atas standarnya yang direkomendasi oleh WHO," kata Koordinator RSD Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Mayjen TNI Tugas Ratmono di Gedung BNPB (29/12).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca Selengkapnya