Posko Korban Gempa Mamaju-Majene Dibangun di Lapangan Kantor Gubernur Sulbar
Merdeka.com - Kepala Basarnas Mamuju, Saidar Rahmanjaya mengatakan, untuk posko korban gempa yang terjadi di Mamuju dan Majene, pada Jumat (15/1) berada di lapangan kantor Gubernur Sulawesi Barat. Hingga kini, tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi terhadap para korban.
"Posko korban (gempa) di lapangan kantor Gubernur," kata Saidar saat dihubungi merdeka.com, Jumat (15/1).
Meski begitu, ada juga masyarakat yang mendirikan posko dengan menggunakan tenda di sekitar rumahnya masing-masing.
-
Bagaimana warga Mamuju beradaptasi? 'Dari studi yang dilakukan secara bertahap, ditemukan bahwa darah dari penduduk Mamuju cenderung lebih tahan dari paparan, dibanding dari darah yang berasal dari kelompok kontrol atau di lingkungan yang normal,' ujar, Peneliti PR Teknologi Radioisotop Radiofarmaka dan Biodosimetri, Dwi Ramadhani di Youtube BRIN.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Dimana orang Sunda membangun rumah tahan gempa? Dari sana, komunitas tersebut berupaya membangun rumah dengan menyesuaikan topografinya sehingga bisa tahan saat terjadi bencana alam.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
"Kelihatannya juga ini istilahnya, korban mengungsi sendiri-sendiri di tanah lapang, dia buat tenda begitu. Jadi kebanyakan, artinya mungkin biar gampang mengawasi rumah sendiri-sendiri ya," ujarnya.
"Tetapi terfokusnya di kantor gubernur tadi di lapangan kantor gubernur," sambungnya.
Lalu, ia mengaku sempat adanya gempa susulan yang terjadi sekitar pukul 10.00 Wita. Namun ia tak tahu berapa kekuatan dari gempa susulan tersebut. Karena terkadang mereka tak merasakan jika ada gempa susulan.
"Tadi kan baru ada susulan, baru kira-kira berapa menit yang lalu. Ada satu jam tadi ada susulan, kita enggak bisa prediksi. Ada susulan tadi, tapi enggak tahu berapa kekuatannya kami tidak tahu ya," ungkapnya.
"Tetapi tadi saya rasa benar ada susulan, ini kan sudah kebetulan susulan tadi ini enggak tahu yang keberapa, karena kadang-kadang kita enggak terasa ya. Karena pengaruh aktivitas kita yang begitu padat di lokasi, jadi kadang-kadang enggak kerasa kalau ada susulan," pungkasnya.
15.000 Warga Mengungsi dan 637 Orang Luka-Luka
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melaporkan update korban dan kerusakan akibat gempa yang berpusat di Majene, Sulawesi Barat. Setidaknya sudah ada 8 orang meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka.
"Korban Jiwa di Kabupaten Majene 8 orang meninggal dunia, 637 orang luka-luka dan 15.000 orang mengungsi," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/1).
Dia mengungkapkan, terdapat 10 titik pengungsian di Kabupaten Majene. Adapun lokasi pengungsian berada di desa kota tinggi, desa lombong, desa kayu angin, desa petabean, desa deking, desa mekata, desa kabiraan, desa lakkading, desa lembang, desa limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.
Sementara itu untuk kerugian materil di Kabupaten Mamuju, BNPB mencatat, Hotel Maleo roboh, Kantor Gubernur Sulbar roboh, rumah warga rusak, RSUD Mamuju roboh, satu unit minimarket roboh, jaringan listrik padam dan komunikasi Selular terputus-putus/tidak stabil.
Sedangkan di Kabupaten Majene, terjadi longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), 300 unit rumah rusak, satu puskesmas roboh, Kantor Danramil Malunda roboh, jaringan listrik padam dan komunikasi Selular terputus-putus/tidak stabil.
"Adapun kebutuhan mendesak seperti sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat, alat komunikasi, makanan pokok siap saji, masker, obat-obatan dan vitamin," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka membangun tenda darurat tersebut karena wilayah pemukiman mereka kerap dilanda banjir hingga ketinggian 1,5 meter.
Baca SelengkapnyaLokasi TPS yang terendam banjir yaitu di Kecamatan Tantau Kopar, Desa Sekapas, Sungai Rangau, Kelurahan Rantau Kopar dan Bagan Cempedak serta desa lainnya.
Baca SelengkapnyaPengungsi ditertibkan itu tinggal di tenda yang dikhawatirkan membahayakan diri mereka, menimbulkan penyakit, dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaSebanyak 400 hangus terbakar dan 1.000 orang dilaporkan mengungsi imbas kebakaran di Penjaringan.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin disertai banjir bandang terjadi karena tingginya intensitas hujan di daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Flotim telah menyiapkan beberapa pos pengungsian untuk menampung warga yang terdampak.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaJalanan yang sempit dan terjal sudah menjadi bagian dari keseharian mereka.
Baca Selengkapnyaasyarakat terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah hampir sepekan mengungsi.
Baca SelengkapnyaKorban Gempa di Sumedang akan Ditempatkan di Tenda Darurat
Baca Selengkapnya