Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Potret bobroknya transportasi di Ibu Kota

Potret bobroknya transportasi di Ibu Kota KRL tabrak metromini di Muara Angke. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Jakarta sebagai Ibu Kota Negara mempunyai daya tarik tersendiri bagi tiap individu baik yang berada di dalamnya maupun di luar kota. Jakarta juga menjadi pusat perniagaan di mana laju perputaran roda perekonomian bergerak dengan cepat layaknya kota-kota besar lain di dunia.

Tak ayal banyak masyarakat berbondong-bondong dari daerahnya ke Jakarta untuk mengadu nasib dan berharap kesejahteraan kehidupan mereka meningkat. Sayangnya, sang ibu kota sendiri tidak siap akan lonjakan kedatangan penduduk yang kian tahun kian membuat sesak.

Bobroknya moda transportasi darat di ibu kota semakin keruh seiring dipermudahnya warga untuk memiliki kendaraan pribadi. Uang muka yang semakin terjangkau, membuat warga tergoda untuk membeli kendaraan pribadi biarpun nantinya akan dibayar dengan mencicil tiap bulannya sebagai pelunasan.

Alhasil, ruas jalan sang Ibu Kota yang gemerlap pun harus dipadati kendaraan pribadi. Salah satu alasan warga ibu kota menggunakan kendaraan pribadi yakni belum adanya jaminan keselamatan jika menumpang angkutan umum. Hal itu tercermin dari banyaknya kecelakaan yang melibatkan angkutan umum, bahkan sampai merenggut nyawa penumpangnya.

Sepanjang tahun 2015 ini tidak sedikit ditemui kasus kecelakaan menimpa angkutan umum bahkan, sampai merenggut nyawa penumpangnya. Tidak sedikit pula sopir angkutan ditindak akibat terbukti ugal-ugalan saat berkendara dan tentunya sangat membahayakan penumpang.

Kecelakaan KRL, bus Transjakarta serta Metro Mini menjadi angkutan umum yang paling banyak terlibat kecelakaan serta menoreh catatan kelam transportasi publik di ibu kota di 2015.

merdeka.com merangkum beberapa kecelakaan yang melibatkan ketiga angkutan umum tersebut :

Masinis lalai, 2 KRL di Stasiun Juanda tabrakan

Dua kereta berbenturan di Stasiun Juanda, Jakarta, Rabu (23/9/2015). Benturan ini terjadi ketika satu kereta di Juanda belum berangkat, namun ada kereta dari Sawah Besar yang cukup kencang menabrak dari belakang.Rahmat (35), salah satu korban yang berada di dalam kereta menceritakan kronologi tabrakan tersebut."Saya ada di kereta yang belakang dari Kota menuju Bogor. Yang saya naikin kereta kencang banget, dia nanjak kenceng. Langsung jeder aja, kereta tancep gas," kata Rahmat di Juanda, Jakarta, Rabu (23/9).Saat tabrakan, dada Rahmat terbentur tiang besi. Meski begitu, ia tidak mengalami luka. Namun penumpang lain, menurut Rahmat, mengalami luka serius. Ada yang bocor kepalanya dan patah tulang."Penumpang lain pada mental semua, kondisi mentalnya ke sambungan tabrakan kenceng banget. Bukan pada berdarah lagi, ada yang patah tulang, ada yang pecah kepalanya," ucap pria asal Bojong Gede ini.  Imbas tabrakan gerbong kereta tampak hancur. Saat ini para petugas sedang berusaha untuk memperbaiki kereta.Beberapa setelah kejadian berlangsung, Direktur PT KAI Edhi Sukworo memaparkan hasil penyelidikan internal terkait tabrakan Commuter Line 1154 dengan 1156 di Stasiun Juanda, Jakarta, yang terjadi Rabu (23/9) kemarin. Edi mengatakan bahwa yang mengemudikan kereta yang menubruk itu ternyata adalah asisten masinis."Yang mengemudikan KRL itu asisten masinis sebelahnya ada masinis," Kata Edi di dalam jumpa pers di kantor PT KAI, Jalan Ir Juanda, Jakarta Pusat, Kamis (24/9).Dia menegaskan ada sanksi atas kelalaian itu. "Sanksinya mulai dari administrasi hingga pemecatan. Namun kami masih menunggu sekarang," ujarnya.Selain itu, Direktur Keselamatan PT. KAI Candra Purnama menambahkan kondisi asisten masinis tersebut dalam keadaan sadar, tidak dalam pengaruh alkohol dan tidak mengantuk. Karena itu, kecelakaan ini disebut murni kesalahan dalam membaca sinyal."Tidak, dia kerjanya belum ada delapan jam, jadi nggak mungkin dia dalam kondisi tidak sehat. Kondisinya sehat, dia bilang hanya cuma blank aja," tandasnya saat jumpa pers.

Kurang konsentrasi, sopir Transjakarta seruduk pemotor di Pesing

Nasib nahas pemotor yang mengalami kecelakaan dengan Bus Transjakarta di Daan Mogot, Jakarta Barat. Pengemudi motor diketahui bernama Eko Haryanto, usia 24 tahun. Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto membenarkan pengendara motor tewas akibat kecelakaan tersebut. Kronologinya, kata dia, sepeda motor Supra X bernomor polisi B 6984 COB berjalan dari arah Grogol menuju Daan Mogot. Namun sesampainya fly over Pesing karena kurang konsentrasi menabrak lubang saluran air. Kemudian pengemudi Eko menabrak pembatas jembatan fly over."Pengemudi terpental ke kanan pada saat bersamaan datang kendaraan bus Transjakarta nopol B 7474 IX yang dikemudikan atas nama usman Daeng Lala (45) tahun," kata Budiyanto saat dikonfirmasi, Jumat (25/12).Sopir Bus Transjakarta Daeng Lala, kata dia, kurang konsentrasi, sehingga menabrak pengendara motor tersebut. Pengendara motor langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat."Roda belakang kiri menabrak pengemudi sepeda motor atas nama Eko Haryanto (meninggal di TKP) korban dibawa ke RS cipto untuk dimintakan verifikasi," tandasnya.Sebelumnya, kecelakaan bus Trans Jakarta B 7474 IX dengan Honda Supra B 6984 COB terjadi di Pesing, Jakarta Barat. Pengendara motor itu tewas di tempat."Kecelakaan Bus TransJ B 7474 IX & Honda Supra B 6984 COB di fly over Pesing arah Grogol, korban tutup usia," demikian dilansir dari twitter TMC Polda Metro Jaya.

Ngebut, Metro Mini tabrak ibu dan anak di Permata Hijau

Aksi ugal-ugalan yang dilakukan sopir bus Metro Mini kembali memakan korban. Seorang ibu dan anak yang tengah menanti angkutan umum ditabrak, sang anak pun harus merenggang nyawa.Usai kecelakaan, sang Ibu, Muntiasih (35) langsung dilarikan ke RS Medika Permata Hijau. Korban beralamat di Kampung Pesanggrahan, Kelurahan Meruya Utara Kecamatan KembanganJakarta Barat. Sedangkan putranya, Azam Plmboyan (7) dibawa ke kamar mayat untuk dikafani dan dikuburkan.Dari informasi petugas kepolisian, kecelakaan maut tersebut berawal ketika Metro Mini datang dari arah Jalan Kembang Kerep menuju lampu merah Srengseng dengan kecepatan tinggi. Saat itu Metro Mini mengambil lajur kiri dan diduga mengalami rem blong."Metro Mini lalu menabrak tiang listrik dan langsung menabrak korban yang sedang menunggu angkutan umum di Pinggir Jalan," Kanit Lantas Polsek Kembangan AKP Hartono, Rabu (16/12).Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi. Polisi juga mengamankan sopir Metro Mini dari amukan warga."Pelaku dirawat di RSU Kembangan. Pelaku mengalami luka berat akibat dihakimi massa," ungkap Kanit Lantas Polsek Kembangan, AKP Hartono kepada wartawan di Jakarta, Rabu (16/12).Kepergian Azam menyisakan duka yang amat dalam bagi keluarganya. Jenazahnya pun langsung dibawa ke pemakaman keluarga di Purwodadi, Jawa Tengah.Sang Ibu kini sudah mulai sadar, tetapi dia belum tahu bahwa anak kesayangannya sudah meninggal dunia. Tindakan ini terpaksa dilakukan keluarga agar Muntiasih fokus menjalani penyembuhannya."Dari keluarga memang belum ngasih kasih tahu. Kita bohongin supaya dia (Muntiasih) tidak mikir yang nggak-nggak," ujar Yanti, kerabat Eko Darminto kepada merdeka.com di rumah duka, Rabu (16/12).Padahal saat ini jenazah Azam sedang dibawa menuju Purwodadi. Azam akan dimakamkan di kampung halaman Bapak dan Ibunya."Bapaknya pakai mobil ambulans nganter jenazah Azam ke Purwodadi. Mau dimakamin di kampung," ujarnya.

Ugal-ugalan, sopir Metro Mini buat 18 penumpang tewas ditabrak KRL

Kecelakaan Metro Mini B 7760 FFD dengan KRL di perlintasan kereta Muara Angke, Jakarta Barat menelan 18 korban jiwa. Seorang saksi bernama Jamal menyatakan pertemuan tersebut terjadi sekitar pukul 08.45 Wib, di mana awal mula kejadian Metro Mini nekat menerobos pintu perlintasan kereta api.Sontak, warga sekitar yang melihat Metro Mini kaget dan secara spontan meneriaki sopir agar menghentikan aksi nekatnya karena kereta sudah di depan mata. Sopir ternyata tak menghiraukan teriakan warga dan tetap tancap gas, bahkan salah satu penumpang sempat menyelamatkan diri dengan melompat dari bus.Pada pukul 08.48 Wib tabrakan tak terhindarkan. KRL Commuter Line dari arah Kampung Bandan menuju stasiun Angke tak bisa menghentikan lajunya dan menabrak Metro Mini tersebut hingga terseret kurang lebih 200 Meter sampai peron stasiun Angke. Kereta sempat terlihat melambat, namun kecelakaan tak bisa dihindari.Posisi terakhir kereta tergencet antara besi kereta dan tembok peron. Kondisinya mengenaskan. Saat itu, kondisi Metro Mini nyaris terbelah dua. Sementara kereta mengalami kerusakan di bagian depan. Selang air brake pecah dan wesel 11/21A Ak kedip. Tak ada korban luka dari penumpang KRL karena saat itu tidak terlalu padat.Kemudian, sekitar Pukul 09.00 Wib, evakuasi korban dilakukan, warga, petugas KRL, polisi sampai pemadam kebakaran ikut turun tangan. Korban tewas yang saat itu masih berjumlah 13 orang langsung dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo. Sebagian lagi, dibawa ke RS Tarakan dan RS Atma Jaya. Update terakhir, ada 18 orang meninggal dunia dan sisanya masih mendapat perawatan intensif.Petugas berusaha melakukan evakuasi terhadap kereta dan Metro Mini. Arus lalu lintas kereta sempat terganggu.Berselang dua jam kemudian, evakuasi Metro Mini dan KRL selesai. Kereta yang rusak dibawa ke Dipo Bukit Duri untuk diperbaiki. Sementara Metro Mini yang hancur dipotong-potong. Jalur kereta Angke sudah dapat dilalui KRL. KRL relasi Bogor-Jatinegara dan sebaliknya sudah beroperasi normal.Sementara itu,  Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan kecelakaan terjadi akibat Metromini nekat menerobos palang pintu perlintasan KRL."Sudah ada palang pintu, sudah ada suara peringatan, palang sudah ditutup tapi Metromini zigzag dan menerobos lalu tertabrak dan terseret 200 meter," kata Kapolda, Minggu (6/12).Sementara, salah seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya mengatakan saat kejadian sopir Metromini ugal-ugalan meski palang pintu sudah ditutup."Jadi palang pintu rel sudah tertutup, cuma Metromini ini cari ruas-ruas palang rel buat menerobos padahal sirine juga bunyi. Sudah itu kereta posisinya deket," ujarnya.

Sopir asyik main HP, Bus Transjakarta dicium KRL di Kedoya

Penumpang Commuter Line Tangerang-Duri panik usai moda transportasi massal itu menabrak bus Transjakarta gandeng di perlintasan Kedoya, Jakarta Barat. Para penumpang Commuter Line pun membuka paksa pintu dan keluar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi."Pintunya (kereta api) kebuka waktu habis tabrakan itu. Kayaknya penumpang yang buka, mungkin panik kali ya," kata penjaga pintu perlintasan kereta, Adi Prayitno (35) di lokasi kejadian, Sabtu (28/11).Adi menambahkan, kereta sempat berhenti sekitar 30 menit setelah kecelakaan terjadi. Akibatnya kemacetan sempat terjadi."Ada kali 30 menit berhenti di tengah-tengah jalan (kereta). Sampai macet mobil motor enggak bisa lewat," ujarnya.Bus Transjakarta terlibat kecelakaan dengan Kereta Rel Listrik di Perlintasan Green Garden, Jakarta Barat, Sabtu (28/11). Belum diketahui penyebab kecelakaan itu. Namun dari keterangan NTMC Polda Metro Jaya, akibat kecelakaan itu jalur di sekitar perlintasan kereta api tersebut menjadi pada merayap."Kecelakaan Bus TransJ & KRL di perlintasan KA Kedoya, lalin padat & masih penanganan petugas," tulis TMC PoldaMetroJaya.

Rem blong, Bus Transjakarta tabrak 8 pemotor dan 3 mobil di Mampang

Sebuah bus Transjakarta menabrak delapan pengendara sepeda motor dan tiga unit mobil di Mampang, Jakarta Selatan, kemarin. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), tidak ditemukan bekas jejak rem di jalanan.Dari keterangan polisi sementara di lokasi kejadian diduga kecelakaan tersebut diakibatkan rem blong. Kanit Laka Lantas Polda Metro Jaya AKP Samakun menyatakan telah menetapkan supir Transjakarta yang bernama Undang Kurniawan (26) sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan tersebut.Lantas, mengapa setiap terjadi kecelakaan bus Transjakarta akibat rem blong, polisi menetapkan sopir menjadi tersangka bukan dari pengelola bus yang lalai akibat tidak melakukan pengecekan kondisi bus?Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal mengatakan penetapan tersangka sopir bukan berarti kepolisian asal dalam menetapkan. Sebab, kata dia, kecelakaan rem blong juga menjadi tanggung jawab yang harus diemban oleh sang sopir."Karena dia yang mengemudikan, seharusnya sebelum dia berangkat harus mengecek semua kondisi. Misalnya harus cek rem, karena dia yang bawa kendaraan itu. Sama kalau ada orang yang bawa motor dan tabrak orang, ya pengendara motor itu yang salah karena menyebabkan kecelakaan," kata Iqbal saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/6) malam.Dia memaparkan, sampai saat ini baru sang sopir yang ditetapkan sebagai tersangka dikarenakan sampai saat ini pihak kepolisan masih mendalami kasus tersebut apakah ada kelalaian dari pengelola Transjakarta karena membiarkan salah satu rem dari busnya tidak berfungsi sampai menyebabkan kecelakaan.Namun, Iqbal menerangkan apabila nanti dari keterangan sopir rem blong tersebut telah dilaporkan ke pihak Transjakarta, dan tak digubris, maka kepolisian dapat menetapkan pihak Transjakarta sebagai tersangka."Misalnya supir sudah ngomong karena rem blong ke pihak Transjakarta dan ada saksinya, baru kita tetapkan tersangka juga," terang dia.Oleh sebab itu, lanjut dia, kepolisian terus mengumpulkan alat bukti dari berbagai saksi, di antaranya teknisi dan pengelola bus transjakarta tersebut."Kita lakukan penyelidikan, nanti pihak Ditlantas akan berkoordinasi dengan Dirkrimum bila ada temuan alat bukti yang ditemukan ada pembiaran. Ada hal-hal yang seharusnya dilakukan, tetapi tidak dilakukan," terangnya.Sopir bus transjakarta saat ini diperiksa oleh polisi dan dikenakan Pasal 310 ayat 3 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. Ancaman pidana sopir tersebut adalah lima tahun penjara.

Mahasiswa LIPIA tewas ditabrak Bus Transjakarta di depan kampusnya

Annisa Sholihah (22) mahasiswi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Arab dan Islam (LIPIA), tewas tertabrak Bus Transjakarta pada hari kamis (19/11) sekitar pukul 13.30 WIB di depan kampusnya di Jalan Buncit Raya, No.5, Jakarta Selatan.Kepala Subdirektorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Polda Metro Jaya AKBP Komisaris Besar Budiyanto, mengatakan  sopir bus Transjakarta kehilangan konsentrasi. "Bahwa pada saat peristiwa terjadi, sopir saat mengemudi kehilangan konsentrasi," kata Budiyanto saat dihubungi, Sabtu (21/11)."Saat terjadi kecelakaan kamis  (19/11) sekitar pukul 13.20 WIB , peristiwa bermula saat sopir Busway Sigit Hartoyo Darmawan mengemudi kan busnya dari arah Ragunan Menuju Pejaten.  Pada saat itu. korban bernama Annisa  menyeberang dari depan kampusnya. Saat itu juga, busway  yang dikemudikan Sigit melintas dan tidak sempat mengerem dan menabrak tubuhnya" tambah Budi.Lebih Lanjut, Security kampus Eko Heru K. menambahkan saat terjadi kecelakaan korban langsung dibawa ke rumah sakit dan menghembuskan napasnya di sana."Korban di bawa langsung ke rumah sakit Jakarta Medical Center, kan dekat dengan kampus ternyata nyawanya tidak tertolong meninggal di rumah sakit, dan di visum di rumah sakit Fatmawati," kata Eko saat ditemui di Jalan Buncit Raya, No. 5A, Jakarta Selatan, Sabtu (21/11).  Eko menambahkan Pihak LIPIA kemarin mendatangi rumah korban Annisa untuk berbelasungkawa."Jumat pihak kampus pergi ke rumahnya datang mengunjungi di Jalan  Rawa Hingkik, RT 03/01, Limus Nunggal, Cileungsi, Bogor dan sudah di makamkan di sana," kata Eko.Annisa Sholihah merupakan Mahasiswi LIPIA yang tertabrak di perlintasan Busway saat menyeberang untuk pulang dari kampusnya pada Kamis (19/11).

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Jalur Kalimalang Kian Macet Parah, Beginilah Kepadatannya Bisa Bikin Pemotor Stres dan Tak Mau Mengalah Terobos Bahu Jalan
FOTO: Jalur Kalimalang Kian Macet Parah, Beginilah Kepadatannya Bisa Bikin Pemotor Stres dan Tak Mau Mengalah Terobos Bahu Jalan

Jumlah kendaraan di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Jakarta Ada KRL, LRT, hingga MRT Tapi Masih Macet di Semua Titik
Jokowi: Jakarta Ada KRL, LRT, hingga MRT Tapi Masih Macet di Semua Titik

Kata Jokowi Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal tapi masih aja macet

Baca Selengkapnya
Jokowi: Kota Kecil pun Sekarang Sudah Macet
Jokowi: Kota Kecil pun Sekarang Sudah Macet

Presiden Jokowi mengakui kemacetan lalu lintas kini merata di semua kota

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Ini Transportasi Umum di Indonesia Susah Berkembang
Gara-Gara Ini Transportasi Umum di Indonesia Susah Berkembang

Masalah sosial lebih mengemuka ketimbang persoalan teknis.

Baca Selengkapnya
Jokowi: 996 Ribu KendaraanMasuk DKI Setiap Hari, Sebabkan Macet dan Polusi
Jokowi: 996 Ribu KendaraanMasuk DKI Setiap Hari, Sebabkan Macet dan Polusi

Kondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kemacetan Jakarta Sejak 1960
Sejarah Kemacetan Jakarta Sejak 1960

Jakarta dan macet dua hal yang sulit dipisahkan. Berbagai upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini masih belum membuahkan hasil yang signifikan.

Baca Selengkapnya
Ganjar: Protes Macet Tetapi Tetap Naik Mobil Pribadi, Iya Enggak?
Ganjar: Protes Macet Tetapi Tetap Naik Mobil Pribadi, Iya Enggak?

Menurut Ganjar perlu adanya transisi energi yang bersih. Tetapi prosesnya tidak bisa instan. Perlu adanya kesiapan.

Baca Selengkapnya
Transformasi Transportasi Umum di Jakarta
Transformasi Transportasi Umum di Jakarta

Sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan dibutuhkan angkutan massal yang menopang mobilitas warga di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Penampakan Kusutnya Kemacetan di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan, Motor Bejibun Mirip Semut, Mobil Kayak Ular Tangga
Penampakan Kusutnya Kemacetan di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan, Motor Bejibun Mirip Semut, Mobil Kayak Ular Tangga

Sebuah video memperlihatkan penampakan kusutnya macetnya di Jakarta, tepatnya di Jalan Gatot Subroto.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Perlihatkan Jalanan di IKN yang Licin usai Diguyur Hujan, Aksinya Bikin Deg-degan
Pria Ini Perlihatkan Jalanan di IKN yang Licin usai Diguyur Hujan, Aksinya Bikin Deg-degan

Ia terlihat cemas dan deg-degan saat melintasi jalan yang licin dan padat kendaraan.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Didorong Gunakan Transportasi Umum, Mampukah Tekan Polusi Jakarta?
Masyarakat Didorong Gunakan Transportasi Umum, Mampukah Tekan Polusi Jakarta?

Sektor transportasi masih tercatat menempati urutan tertinggi penyumbang polutan di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Penerapan Delaying System saat Arus Mudik Bikin Antrean Mobil 2 Kilometer di Pelabuhan Merak
Penerapan Delaying System saat Arus Mudik Bikin Antrean Mobil 2 Kilometer di Pelabuhan Merak

Penerapan Delaying System akibat terjadi peningkatan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi di Pelabuhan Merak.

Baca Selengkapnya