Potret Kemiskinan di Karawang, Rumah Mak Enah yang Nyaris Roboh Dihuni 10 Orang
Merdeka.com - Mak Enah, warga Dusun Peundeuy 2, Desa Karyamukti, Kecamatan Lemah Abang Wadas, Karawang. Terpaksa harus rela tinggal berdesak-desakan, lantaran rumah milik wanita berusia 90 tahun itu tidak ditempatinya sendiri, melainkan bersama 10 anggota keluarga terdiri anak, menantu beserta cucunya.
Kondisi Rumah Mak Enah bahkan cukup mengkhawatirkan, pasalnya rumah semi permanen yang ditempatinya terlihat di beberapa bagian seperti atap dan dinding bilik bambu kondisinya sudah rapuh dan hampir roboh akibat dimakan usia.
Rusaknya rumah itu terjadi setelah suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Karena tidak memiliki biaya ia pun membiarkan tempat tinggalnya yang berukuran 5×7 meter tersebut rusak.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Siapa yang tinggal di rumah dinas di Karawang? Pada masa itu, Annisa dan AHY masih tinggal di rumah dinas di Karawang.
-
Siapa yang tinggal di rumah itu? Salah seorang penghuni bernama Rasya memiliki pengalaman tersendiri tinggal di rumah yang berdampingan dengan area kuburan.
-
Siapa yang tinggal di kolong rumah? 'Biasanya suara itu terdengar larut malam, dan kami mengira itu hanya hewan yang berada di kolong rumah,' ungkap Ricardo Silva, menantu pemilik rumah tersebut. 'Suara-suara itu mirip ketukan, seperti saat istri saya berjalan, dan terdengar seperti suara balasan dari bawah rumah, sehingga dia berkata, 'kamu tahu ada yang salah'.'
-
Siapa yang tinggal di rumah tersebut? Jadi Tempat Tinggal Bangunan ini dulunya menjadi tempat tinggal Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar selama kurang lebih 3 tahun lamanya.
-
Di mana lansia tersebut tinggal? Wanita tersebut tinggal di daerah El Sereno, Los Angeles, dan mengaku suara tersebut terdengar dari bawah rumahnya selama beberapa minggu terakhir.
"Rumah emak ditempati 10 orang anak, menantu dan cucu tidur harus berdesakan di lantai tanah dengan alas plastik, "kata Mak Enah, Senin (18/8) .
Ia mengaku untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, mengandalkan belas kasih dari tetangganya dan hasil usaha anak-anaknya yang bekerja serabutan.
"Untuk makan sehari-hari mengandalkan hasil usaha anak, karena tidak mau meminta-minta," katanya.
©2019 Merdeka.com/Bram SalamDengan kondisi tersebut keluarga Mak Enah mengaku cemas karena sewaktu-waktu bangunan tersebut bisa ambruk sehingga membahayakan keselamatan.
"Setiap musim hujan, kami terpaksa berteduh di rumah tetangga. Sebab atap di dalam sudah pada bocor, dan takut ambruk," kata salah satu anak Mak Enah, Marni (40).
Marni mengaku, sudah beberapa kali dijanjikan untuk mendapat bantuan dari pemerintah. Namun setelah dilakukan survei sampai saat ini tidak ada realisasi.
"Kami hanya dimintai data dan melihat-lihat saja. Tapi tidak pernah ada bantuan buat perbaikan rumah," keluhnya.
Marni berharap, ada pihak yang peduli serta dapat memperbaiki rumahnya.
Penderitaan Marni bertambah lengkap, pasalnya anaknya yang bernama Akbar Fauji (5,5) memiliki kelainan jantung bocor.
"Harusnya dioperasi, tapi kami tak memiliki biaya. Jadi kami hanya pasrah saja pada keadaan," kata sambil menangis.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaYadi dan Onih jadi salah satu warga Kota Sukabumi yang hidup dalam garis kemiskinan dan membutuhkan bantuan.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.
Baca SelengkapnyaTiga unit rumah terbakar di Desa Marumpa, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Rabu (9/8) malam. Seorang nenek berusia 1 abad meninggal dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaBanyak rumah di kompleks tersebut sangat tidak terurus. Tak sedikit bangunan yang hancur karena tidak berpenghuni.
Baca Selengkapnya