Potret Kemiskinan di Samarinda, 3 Warga Terlantar Hingga Meninggal Dunia
Merdeka.com - Tiga orang miskin dan terlantar di Samarinda, Kalimantan Timur, meninggal di hari yang sama, Jumat (18/1) kemarin. Ketiga jenazahnya, dimakamkan bersamaan malam harinya, oleh para relawan. Kisah ketiga warga itu cukup memprihatinkan.
Yusuf (63), pertama kali ditemukan salah seorang relawan mandiri di Samarinda, Muliadi (38). Saat itu, dia tidur menggelandang di emperan toko, pusat pertokoan Citra Niaga.
Kondisi Yusuf saat itu, sangat memprihatinkan, dan menjadi perhatian lalu lalang warga. Tubuhnya yang kurus, beralas kardus, tidur berpindah-pindah, di berbagai sudut pertokoan, di emperan toko.
-
Bagaimana orang-orang di makam itu meninggal? Mereka ditemukan di bagian kota yang tidak memiliki karakteristik umum dari sebuah pemakaman, menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.
-
Dimana keluarga itu dimakamkan? Ketiga anggota keluarga itu ditemukan di sebuah lubang kubur berisi 15 jasad di bagian tengah Kota Yaroslavl.
-
Siapa yang dimakamkan di kuburan massal? Pak Darmadi mengatakan di sanalah letak kuburan massal para anggota PKI yang dieksekusi.
-
Siapa saja yang dimakamkan di sana? Di lahan itulah jenazah-jenazah tanpa identitas atau disebut juga Mr X dan mereka yang tidak diterima masyarakat lantaran terlibat aksi terorisme dikebumikan.
-
Siapa yang dimakamkan di kuburan? Para peneliti mengindikasikan benda tertentu yang ditemukan di situs itu mengindikasikan jasad manusia yang dikubur di sana adalah perempuan dewasa.
"Saya bawa Pak Yusuf itu, ke rumah sakit di Samarinda tanggal 1 Januari," kata Muliadi, dalam perbincangan bersama merdeka.com, Sabtu (18/1) sore.
Selang beberapa hari, Muliadi kembali menemukan pria tua yang menggelandang di emperan toko. Sama dengan kondisi Yusuf. Pria tua berpostur kurus yang diketahui bernama Deni, dengan usia sekitar 60-an tahun itu, juga memprihatinkan.
"Kalau Pak Deni ini, saya bawa ke rumah sakit yang sama tanggal 12 Januari. Dua-duanya bisa bicara kok," ujar Muliadi.
Diagnosa medis, Yusuf diketahui menderita sakit paru, dan Deni sakit Tuberculosis. Tidak banyak yang bisa diketahui dari Yusuf, hingga dia bisa hidup terlantar, dan menggelandang di emperan toko. Yusuf seperti menutup rapat ingatannya.
"Tapi, kalau Pak Deni, dia cerita 20 tahun terpisah dengan keluarganya yang ada di Malang (Jawa Timur). Tidak banyak tahu, kenapa bisa terpisah selama itu," ungkap Muliadi.
Yang mengharukan, Deni, sempat melakukan video call dengan istri dan anaknya, di Malang.
"Jadi, sempat saya unggah informasi itu, baik Pak Yusuf dan Pak Deni, supaya keluarganya tahu. Nah, keluarga Pak Deni ada yang merespons. Akhirnya, sempat video call," sebut Muliadi.
Dua hari lalu, Muliadi kembali mendapatkan kabar, adanya bayi terlantar. Bayi itu lahir prematur, dari pasangan suami istri keluarga miskin, yang tinggal di Jalan Proklamasi. "Bersalin tidak ada biaya, jadi sang ibu melahirkan sendiri di rumah. Bayinya hidup, dan saya bawa ke rumah sakit. Tapi kondisinya terus menurun," terang Muliadi.
Namun, Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Setelah kondisi kesehatan ketiga orang terlantar itu, baik Yusuf, Deni dan bayi itu terus menurun, akhirnya ketiganya meninggal di hari yang sama, Jumat (18/1) kemarin. "Iya benar, meninggal di hari yang sama, waktunya yang beda," jelas Muliadi.
Tentu, Muliadi tidak bisa sendiri mengurus pemakamannya. Dia pun mengabarkan ke sesama rekan relawan lain di Samarinda, untuk meminta bantuan memakamkan ketiga jenazah itu. Diputuskan, ketiganya dimakamkan bersamaan di pemakaman Jalan Sentosa.
"Jadi, dimakaman Jumat (17/1) malam kemarin, bersama-sama dengan teman-teman relawan lainnya," demikian Muliadi mengakhiri perbincangan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan.
Baca SelengkapnyaSampan yang dinaiki para santri terbalik, tiga orang tenggelam dan dua orang selamat.
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaKedua pria sebatang kara itu meninggal pada Jumat (29/9), namun tidak bisa langsung dimakamkan karena pihak rumah singgah tak punya biaya pemakaman.
Baca SelengkapnyaJasad pertama anak-anak berjenis kelamin perempuan ditemukan pukul 11.54 Wib
Baca SelengkapnyaSatu korban longsor di area penambangan pasir Pronojiwo, Kabupaten Lumajang ditemukan meninggal dunia di kedalaman 20 meter. Tiga lainnya dilaporkan masih hilan
Baca SelengkapnyaSeorang ibu rumah tangga bernama Dewi (37) dan dua anaknya meninggal dunia saat rumah yang mereka tempati di Gampong Sungai Kuruk III, Seruway, Aceh Tamiang.
Baca SelengkapnyaKapal itu mengalami kecelakaan dan tenggelam saat melewari rute Johor-Indonesia di perairan Selat Melaka.
Baca SelengkapnyaSudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaMayoritas kematian mereka tak wajar, bahkan sengaja dibunuh.
Baca SelengkapnyaKetiga korban tersambar petir saat menggarap sawah.
Baca Selengkapnya