Potret suram pelacuran kelas teri di Bali
Merdeka.com - Musik kendang kempul khas Banyuwangi mendentam-dentam keras memekakkan telinga. Lampu warna-warni lima watt mulai menyala kelap-kelip. Kompleks pelacuran kelas teri di Danau Tempe, Sanur, Bali, mulai hidup.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 Wita, saat merdeka.com menelusuri kawasan tersebut, Sabtu (19/6). Tapi rupanya lokalisasi Danau Tempe belum terlalu ramai. Belasan wanita setengah baya asyik memoles bibir dan wajah mereka dengan gincu dan bedak.
-
Apa itu Pungutan Wisatawan Asing di Bali? Pungutan Wisatawan Asing (PWA) atau Tourism Levy telah mulai diberlakukan di Bali sejak bulan Februari 2024. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali memegang peranan penting sebagai bank penampung dana dari pungutan tersebut.
-
Bagaimana cara mbah putri menawar harga becak? Simbah: 'Pak, 5.000,- purun nggih ?'.Tukang becak: 'Oh dereng saget, 10.000 mawon mbah..'Simbah : 'Emoh ah, 5.000 wae to...!!! Mengko tak duduhi dalane, ben cepet tekan omahku yoo...'Tukang becak: 'Mboten saget mbah... Nek 10.000 nggih kulo purun..'
-
Apa tujuan utama dari pungutan wisatawan asing di Bali? 'Masalah-masalah yang kita hadapi sekarang seperti soal sampah dan kemacetan harus bisa segera diatasi,' katanya saat membuka Tatanan Baru Pariwisata Bali dengan tema 'Pungutan Wisman untuk Pariwisata Bali yang Berkualitas' di Kampus Universitas Udayana (Unud), Bali, Selasa (23/1).
-
Apa yang dijual di pasar murah? 'Untuk beras kami jual dengan harga Rp8.500 atau Rp42.500 per lima kilogram. Jadi harganya terjangkau oleh masyarakat. Apalagi kalau harga beras di pasaran mencapai Rp10-12 ribu. Selain beras, kami juga bawa minyak, gula, dan tepung terigu,' kata Ardiansyah Kristianto, PJS Asisten Manajer Bulog Surakarta, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Rabu (9/8).
-
Apa yang terjadi di Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Bagaimana Pemprov Bali ingin wisatawan membayar pungutan? Alternatif pertama, Pemprov Bali mendorong wisman melakukan pembayaran sebelum tiba di Bali melalui aplikasi Love Bali. Alternatif kedua, Pemprov juga memfasilitasi pembayaran di bandara.“Alternatif ketiga yang akan kita intensifkan adalah pembayaran yang dilakukan ketika tamu tiba di tempat mereka menginap.
Pakaian mereka seronok. Rata-rata rok mini dan atasan yang setengah terbuka. Sebagian lagi bercelana super pendek.
"Biasanya sih mulai ramai jam 23.00 Wita ke atas. Kalau malam Minggu begini bisa sampai pagi," kata Rani, salah seorang wanita penjual cinta saat berbincang dengan merdeka.com.
Lokalisasi Danau Tempe berdiri di gang-gang sempit. Ada belasan pondok di sana yang menyediakan kamar-kamar untuk memadu cinta sesaat. Ada juga meja dan kursi dan perangkat karaoke. Sekadar pemanasan sebelum masuk kamar.
Namanya lokalisasi kelas teri, jangan harapkan kamar-kamar yang nyaman. Kamar di sana, hanya disekat satu sama lain. Ada kasur tipis dekil. Tak ada AC atau kipas angin, hawa dalam kamar panas sekali.
Sebuah tempat bilas yang cuma disemen dan lubang untuk buang air ada di setiap kamar.
Di dinding kamar berjejer foto-foto seronok artis mengiklankan kondom. Di kawasan ini memang pelanggan wajib menggunakan kondom. Walau faktanya masih ada saja yang bandel.
Lokalisasi Danau Tempe bukti tak semua hal di Bali serba glamor. Kerasnya perjuangan para wanita ini menjadi bukti tak mudah mencari uang di Tanah Dewata.
"Kalau di sini rata-rata tarifnya Rp 100.000. Uang itu sudah termasuk biaya kamar," kata Rani.
Walau sudah murah, banyak tamu yang masih menawar. Kadang bahkan ada yang minta harga Rp 25.000.
"Banyak yang tega, Mas. Nggak kasihan sama kita," keluhnya.
Seorang wanita lain, Susi, mengaku tak selalu dapat tamu. Kalau begini, terpaksa dia menurunkan tarif.
"Berat mas, tamu kadang nggak banyak. Di sini ada lebih dari 100 wanitanya. Kalau nggak dapat tamu gimana mau makan sama bayar kontrakan," kata wanita asal Jember ini.
Susi menjelaskan kebanyakan wanita di sana datang dari Jawa Timur. Seperti dirinya dan Rani yang sudah belasan tahun merantau ke Bali untuk menjadi PSK.
Malam makin larut, Susi dan Rani keluar dari pondokan. Berdiri sambil merayu laki-laki yang lewat.
"Ayo, mas. Mau main ya?" kata mereka genit.
Si lelaki cuek saja. Rani tak putus asa, dia kembali merayu pria lain yang melintas. Tak juga berhasil. Entah apa malam itu dia bisa dapat pelanggan, atau kalah bersaing dengan pelacur yang lebih muda.
Hidup memang keras.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua turis itu berulang kali meminta untuk turun, tetapi mobilnya terus melaju sambil memalak dua bule.
Baca SelengkapnyaPemilik akun Instagram @missrtii membagikan pengalaman kurang menyenangkannya saat di Bali.
Baca SelengkapnyaMenanggapi ini, Dinas Pariwisata dan Satpol PP Kabupaten Buleleng, Bali, sudah mendatangi Air Terjun Sekumpul.
Baca SelengkapnyaAksi pelecehan dilakukan oleh bapak-bapak terhadap penari di Bali usai sawer dengan mulut.
Baca Selengkapnya'Saya suami istri, dimintai ongkos Rp500.000 buat berdua. Padahal biasanya cuma Rp100.000."
Baca SelengkapnyaPengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaWanita menyebut harga makanan dan minuman di warung ini tak masuk akal.
Baca SelengkapnyaWanita tersebut bahkan terus mempertahankan diri saat dihadapkan dengan dua petugas.
Baca SelengkapnyaDia ditagih senilai lebih dari Rp500 ribu lantaran memesan sejumlah makanan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaHarga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
Baca SelengkapnyaWalaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Baca Selengkapnya