PPDB 2020, Kadisdik Jabar Tegaskan Tak Pernah Terbitkan Surat Rekomendasi Siswa
Merdeka.com - Praktik jual nama kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat mencuat di masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Barat 2020. Tim Satgas Saber Pungli mengaku akan melakukan penyelidikan untuk membongkar praktik culas itu.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi mengaku mendapatkan beberapa informasi mengenai rekomendasi untuk masuk ke sekolah dengan mengatasnamakan dirinya melalui surat rekomendasi.
Ia mengkategorikan hal tersebut dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pihak sekolah diminta untuk tidak mempercayai melakukan penipuan semacam ini.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang melaporkan kejadian penipuan? Baik korban dan calon pembeli sama-sama membuat laporan ke kepolisian.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Dimana OJK menemukan modus penipuan melalui whatsapp? Saat ini beredar pesan WhatsApp berbentuk pengiriman file APK yang mengatasnamakan kurir pengiriman paket, undangan pernikahan, surat terkait pajak, bahkan surat panggilan kepolisian.
Salah satu modusnya adalah, pihak yang berupaya melakukan penipuan tersebut menghubungi Tata Usaha di sekolah, lalu meminta menyampaikan kepada kepala sekolah untuk segera menghubungi Kadisdik Jabar terkait konfirmasi mengenai rekomendasi murid maupun terkait dana bantuan.
"Padahal nomornya juga beda dengan nomor telepon saya. Ada beberapa sekolah yang melaporkan itu. Saya harap ini bisa ditelusuri. Masyarakat dan pihak sekolah saya minta hati-hati," ungkapnya, Senin (6/7).
"Saya belum pernah menerima atau mengeluarkan surat (rekomendasi untuk penerimaan murid). Banyak yang mengatasnamakan saya. Kepada pihak sekolah abaikan saja bila mendapatkan surat seperti itu, fokus jalankan sistem sebagaimana mestinya," ucap dia lagi.
Sementara itu, Tim Ahli Saber Pungli Jabar Iriyanto membenarkan adanya informasi mengenai praktik penipuan yang mengatasnamakan Disdik Jabar. Pihaknya mengaku sedang menelusuri termasuk mencari data, fakta dan alat bukti.
Ia menyatakan bahwa modus seperti ini sudah banyak terjadi. Namun, ia tidak bisa merinci secara detil jumlahnya. "Kan kalau Saber Pungli harus dengan data dan fakta, jadi alat bukti yang bicara. Jadi alat buktinya kita cari itu," ucap dia.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa kisruh PPDB termasuk praktik seperti ini biasanya dilakukan atau melibatkan orang-orang yang justru mengerti aturan atau kalangan menengah ke atas. Padahal, sistem daring yang digunakan sudah tidak bisa lagi mengakomodir modus seperti itu.
"Yang perlu saya sampaikan, PPDB itu selalu ribut bukan oleh orang miskin, tapi orang kaya. Bukan orang bodoh, tapi orang pintar. Bukan rakyat jelata, tapi pejabat, bukan yang enggak tahu aturan, tapi yang tahu aturan. Cara-cara backing-backingan gitu, cara cara yang mengatasnamakan organisasi, udah lah dihentikan lah," tegasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar kabar di lingkungan sekolahan Kota Depok, perihal pengisian data yang mengatasnamakan berasal dari KPK.
Baca SelengkapnyaOmbudsman menyanyangkan jika benar ada anggota dewan menitipkan siswa di sekolah-sekolah tertentu yang pada akhirnya melanggar aturan yang ada.
Baca SelengkapnyaPlh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Ade Afriandi menjelaskan praktik ini dilakukan oleh pihak sekolah. Artinya, siswanya tidak tahu menahu.
Baca SelengkapnyaPelaku telah menipu dua orang dan total kerugian sekitar Rp20 juta.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan pembatalan itu untuk memberikan pelajaran bahwa semua harus sesuai dan ikut pada aturan yang ditetapkan.
Baca SelengkapnyaSekolah itu sudah tiga tahun terakhir mendapatkan dana bos yang nilanya Rp7 juta setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, jika anak-anak tersebut sudah mau bersekolah di swasta, maka tidak masalah dengan psikologisnya.
Baca SelengkapnyaMuhadjir mengaku mendapatkan laporan adanya pelanggaran PPDB seperti jual beli kursi di sekolah.
Baca SelengkapnyaDugaan jual beli buku dan seragam di sekolah Situbondo menggegerkan masyarakat. Begini faktanya.
Baca SelengkapnyaMahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Dindikbud Banten, Selasa (18/7). Mereka menuntut pembentukan tim investigasi dugaan kecurangan PPDB.
Baca SelengkapnyaOmbudsman Jateng terus berupaya menyelesaikan aduan terkait empat anak yang belum mendapat sekolah pada PPDB 2023 di SMA/SMK Negeri.
Baca SelengkapnyaPermintaan itu ia tolak mentah-mentah meski datang dari teman hingga kerabat.
Baca Selengkapnya