PPKM Level 3, Pemkot Yogyakarta Bakal Mulai Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
Merdeka.com - Pemerintah Kota Yogyakarta berencana menyelenggarakan simulasi pembelajaran tatap muka pada pekan depan baik untuk jenjang SD maupun SMP. Kebijakan ini diambil setelah Yogyakarta turun ke PPKM level 3.
“Sudah ada koordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Rencananya, mulai 13 September dilakukan simulasi pembelajaran tatap muka,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Rabu (8/9).
Menurutnya, sekolah di Kota Yogyakarta sudah memiliki kesiapan yang baik untuk menjalankan pembelajaran tatap muka dengan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan termasuk prosedur pembelajaran.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Mengapa anak-anak yang belum divaksinasi berisiko tinggi terkena gondongan? Anak-anak yang belum menerima vaksinasi untuk mencegah gondongan berisiko tinggi terinfeksi penyakit ini.
Meskipun demikian, Heroe menegaskan, jika dalam simulasi pembelajaran tatap muka tersebut akan tetap dilakukan secara terbatas mengingat potensi penularan kasus masih ada meskipun positifity rate di Kota Yogyakarta sudah cukup rendah.
Ia berharap, rencana simulasi pembelajaran tatap muka tersebut mendapat dukungan orang tua siswa seperti hasil survei yang pernah dilakukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta pada Juli.
Pada saat terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta melakukan survei kepada orang tua siswa mengenai rencana pembelajaran tatap muka.
“Hasilnya, 62 persen orang tua berharap pembelajaran tatap muka bisa diselenggarakan,” jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Sedangkan untuk capaian vaksinasi kepada pelajar, Heroe menyebut sudah cukup tinggi meskipun ada siswa yang belum mendapat vaksinasi karena berbagai sebab seperti belum mendapat izin orang tua atau masih berada di luar kota.
Dari sekitar 58.000 siswa di Kota Yogyakarta dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK hingga pondok pesantren, sudah ada sekitar 90 persen siswa yang mendapat vaksinasi.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Dedi Budiono mengatakan, sekolah sudah siap menjalankan pembelajaran tatap muka.
“Untuk memastikan kembali kesiapan sekolah, maka kami akan meminta sekolah mengisi formulir kesediaan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka dan pengecekan kelengkapan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan serta persetujuan orang tua,” tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaNantinya, venue KTT ASEAN difokuskan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaMinimnya pendaftar disebabkan adanya dua SD Negeri lain yang posisinya berdekatan.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaHeru tak menampik memang diperlukan adanya perbaikan sistem zonasi
Baca SelengkapnyaAnak putus sekolah di Banyuwangi hanya 2,08 persen dan menjadi salah satu terendah di Jatim.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca Selengkapnya