PPP: Kalau kasus Novel tak terungkap intimidasi teror akan terulang
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyesalkan aksi teror dan intimidasi yang dilakukan orang tidak dikenal kepada penyidik KPK Novel Baswedan. Romi menilai aksi teror akan terus terulang kepada penyidik lain jika polisi tidak bisa menangkap pelaku dan aktor intelektual di balik insiden Novel.
"Kalau ini tidak terungkap intimidasi teror ini akan terulang, karena apa yang kita lihat penyidik-penyidik di lingkungan kejaksaan, kepolisian dan KPK ini bukan kejadian yang sekali tetapi sudah beberapa kali," kata Romi saat dikonfirmasi, Rabu (12/4).
Romi menduga, teror yang dialami Novel berkaitan dengan kasus-kasus korupsi besar yang tengah ditangani oleh lembaga antirasuah itu. "Yang namanya kejadian itu pastinya di latar belakangi oleh yang di kerjakan Novel dalam rangka penegakan hukum," tegasnya.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Mengapa mafia TPPO terus beraksi? 'Tapi boleh dong saya memberi message kepada Pak Kapolri jangan hanya para kaki tangan atau ikan-ikan teri, ini ada bandar-bandarnya,' kata Benny dalam acara sosialisasi pencegahan TPPO di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (4/6).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan meyakini, kalau pelaku penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak mungkin berdiri sendiri. Iriawan menduga ada aktor intelektual di balik penyerangan tersebut.
Tentu ada motif. Pelaku di lapangan yang menyiram tentu ada yang menyuruh. Tidak mungkin berdiri sendiri," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (12/4).
Meskipun demikian, kata Iriawan, hingga kini pihaknya masih berupaya mengungkap kejadian itu. Dalam ini, Iriawan pun minta jajarannya segera mengungkap kasus itu secepat mungkin.
"Mudah-mudahan secara cepat kita bisa ungkap siapa pelaku dan di balik ini," harapan Iriawan.
Lanjutnya, atas penyerangan itu Novel mengalami luka yang cukup serius di bagian wajah. Novel disiram diduga dilakukan dua orang dengan air keras.
Iriawan mengaku prihatin dengan insiden yang dialami Novel, karena merupakan keluarga besar intitusi kepolisian. "Yang bersangkutan masih keluarga besar karena purnawirawan Polri," kata Iriawan. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.
Baca SelengkapnyaAparat kepolisian diingatkan untuk berhati-hati dalam penanganan kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky.
Baca SelengkapnyaMaruf Amin menegur kepolisian, agar keadaan ini tidak kembali terulang.
Baca SelengkapnyaDede mengaku terpaksa memberikan keterangan palsu karena takut dengan ancaman Iptu Rudiana
Baca Selengkapnya