PPP ragukan hasil survei Median yang sebut elektabilitas Jokowi merosot
Merdeka.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mempertanyakan hasil survei Median yang menyebut elektabilitas Joko Widodo terus merosot hingga berada di angka 35 persen. Wasekjen PPP Ahmad Baidowi menilai hasil survei itu baru sebatas asumsi.
Hasil survei Median, kata pria yang biasa disapa Awiek ini, jauh berbeda dengan lembaga survei lain. Meski demikian, Awiek mengatakan hasil survei itu akan dijadikan bahan evaluasi oleh PPP.
"Itu kan hanya satu lembaga survei, dan hasilnya kok jauh dengan lembaga lainnya. Itu pertanyaan tersendiri sumber dananya?," kata Awiek saat dihubungi merdeka.com, Jumat (23/2).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Siapa yang menilai elektabilitas PSI? Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Suara PPP berapa? Di Pemilu 2024, berdasarkan hasil rekapitulasi KPU RI, PPP hanya meraih 5.878.777 suara atau 3,87 persen.
-
Kenapa suara Partai Demokrat merosot? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
"Hal ini tetap menjadi perhatian bagi PPP yang sudah resmi mengusung pak Jokowi pada Pilpres 2019. Tentu kami juga melihat hasil survei lembaga lainnya yang hasilnya bisa berbeda dengan Median," sambungnya.
Penyebab merosotnya elektabilitas Jokowi karena beberapa faktor, di antaranya; kesenjangan ekonomi di Indonesia, naiknya harga bahan pokok hingga angka korupsi yang tinggi.
Awiek menilai masalah-masalah tersebut tidak bisa dibebankan kepada Jokowi saja. Dia meragukan indikator yang dipakai Median untuk mengukur angka kesenjangan ekonomi yang dijadikan faktor merosotnya elektabilitas Jokowi.
"Tidak bisa semuanya dibebankan ke Jokowi. Harga kebutuhan pokok naik karena biaya produksi naik. Terus tarif listrik yang dilakukan adalah pencabutan subsidi bagi konsumen yang meteran 700. Lalu kesenjangan ekonomi bagaimana ngukurnya," tegasnya.
Sebagai partai yang telah mendeklarasikan dukungan ke Jokowi, lanjut Awiek, PPP akan bergerak melakukan langkah pemenangan. Salah satunya dengan menyosialisasikan capaian kinerja pemerintahan Jokowi-JK ke masyarakat.
"Menyosialisasikan keberhasilan pemerintah kepada basis konstituen. Khususnya program Kementerian Agama yang saat ini ditempati kader PPP," tandasnya.
Hasil survei Media Survei Nasional (Median) menunjukkan suara Joko Widodo mengalami penurunan untuk maju dalam laga Pilpres 2019. Hal tersebut menurut Direktur eksekutif Median, Rico Marbun suara Jokowi mengalami penurunan dari 36,9% di April 2017, 36,2% di Oktober 2017, dan terakhir merosot menjadi 35% di Februari 2018.
"Karena suara Pak Jokowi secara konsisten mengalami penurunan dari bulan ke bulan. Sehingga secara konsisten mengalami lampu kuning dan secara konsisten menurun," kata Rico.
Ada beberapa faktor lantaran suara Jokowi terus merosot. Yaitu masalah kesenjangan ekonomi di Indonesia terdapat 15,6%. Kemudian harga kebutuhan pokok yang terus meningkat terdapat 13,1%, masalah korupsi 10,1%, tarif listrik yang tinggi 9,7%. Hal tersebut kata Rico yang jadi alasan suara Jokowi terus merosot.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaSaat disinggung banyaknya masyarakat Jawa Tengah yang masih bimbang, Jokowi minta kedua calon agar bisa meyakinkan
Baca SelengkapnyaPlt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono tetap yakin Ganjar Pranowo-Mahfud Md menang satu putaran meskipun saat ini elektabilitas mereka merosot.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDIP masih menjadi jawara, diikuti Gerindra, Golkar dan PKB.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca SelengkapnyaRenggangnya hubungan Jokowi dan PDIP juga bisa mempertegas posisi pendukung Jokowi di luar PDIP.
Baca Selengkapnya