PPP sebut kualitas calon yang menentukan kemenangan Pilgub DKI
Merdeka.com - Figur petinggi partai politik di balik tiga pasangan calon Pilgub DKI ternyata tidak terlalu memberikan pengaruh. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dirilis Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi).
Wasekjen PPP Ahmad Baidowi mengatakan hasil tersebut menunjukkan sistem politik di Indonesia sudah cukup baik. Di mana pemilih sudah tidak berpedoman patronase dari figur untuk menentukan pemimpin mereka.
"Kalau itu benar, itu cukup bagus bagi sistem politik di Indonesia. Artinya sistem politik di Indonesia sudah mulai bergeser dari patronase politik ke rasionalisme politik," kata Baidowi saat dihubungi merdeka.com, Selasa (1/11).
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa kriteria PKS untuk calon di Pilkada? PKS memiliki sejumlah pertimbangan utama bagi seseorang figur dapat maju sebagai bakal cagub-cawagub di Pilkada Serentak 2024. Terutama, mereka yang memiliki kans menang paling besar.'Ya kita perlu (figur) dengan kans menangnya besar, kan ikut Pilkada buat menang bukan biar kalah,' ucapnya.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Siapa yang menilai elektabilitas PSI? Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
Anggota Komisi II DPR ini menilai faktor kualitas dari kandidat calon yang akan menentukan tingkat keterpilihan warga. Selain itu, Baidowi menyebut pasangan Agus-Slyviana telah menyuguhkan tradisi kampanye yang baik kepada warga.
"Saya kira tradisi politik yang dibangun Agus-Sylviana sudah bagus, kemarin memulai kampanye dengan pidato politik," jelas dia.
Seperti diketahui, Lembaga Survei Kedai Kopi menilai sosok petinggi partai tidak mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap tiga pasangan calon di Pilgub DKI Jakarta 2017. Sosok Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP nyatanya tak banyak berpengaruh pada pilihan masyarakat untuk memilih pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).
"Hanya ada 24,5 persen yang menyatakan memilih pasangan Ahok-Djarot karena ada sosok Megawati sebagai Ketua umum partai. Sementara 58,6 persen mengatakan tidak terpengaruh oleh sosok Megawati. Sementara sisanya 16,9 persen tidak tahu," kata Founder Kedai Kopi Hedri Satrio di Kedai Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/10).
Begitu pula, sosok Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat terhadap pemilih pasangan Agus-Sylvi. Meski SBY merupakan ayah dari Agus Harimurti Yudhoyono, namun hal itu tak menjadi alasan utama pemilih mendukung Agus.
"Sebanyak 53,5 persen menyatakan sosok SBY tidak memengaruhi dirinya dalam memilih pasangan Agus-Sylvi. Hanya ada 29,8 persen yang mengatakan memilih Agus-Sylvi karena ada sosok SBY di baliknya. Sisanya 16,7 persen tidak tahu," papar Hendri.
Begitu juga dengan sosok Prabowo Subianto sebagai Ketua umum Partai Gerindra terhadap pasangan Anies-Sandi. Hanya ada 22,9 persen yang memilih pasangan Anies-Sandi karena sosok Prabowo.
"Sebanyak 56,3 persen mengaku faktor Prabowo bukanlah hal yang menentukan dirinya akan memilih pasangan Anies-Sandi. Sementara 20,8 persen menjawab tidak tahu," ujar Hendri. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaHerzaky mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto mulanya elektabilitas selalu rendah.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Poltracking Indonesia dan Parameter Politik Indonesia (PPI) selama periode Oktober.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaSaid menyebut yang dapat menentukan hasil Pilkada adalah strategi pemenangan, dukungan logistik, jaringan sosial, dan beberapa hal lain.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaPPP menuding kegagalan akibat dampak pertarungan politik selama kampanye dikendalikan kekuatan dana yang besar.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mewanti-wanti potensi merosotnya kepercayaan publik kepada Prabowo Subianto akibat isu Pilkada oleh DPRD
Baca SelengkapnyaPDIP mendapatkan perolehan paling banyak sebanyak 24,1 persen dibandingkan dengan partai politik lainnya, berdasarkan survei indikator
Baca SelengkapnyaDemokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil, dan menegaskan penentu kemenangan Pilpres adalah rakyat.
Baca SelengkapnyaMenurut KPU ada kemungkinan penurunan partisipasi pemilih ketimbang Pemilihan Presiden (Pilpres).
Baca Selengkapnya