PR anak SD bikin heboh, buku matematika dinilai masih uji coba!
Merdeka.com - Guru Besar Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Darhim ikut berkomentar soal PR matematika anak SD yang bikin heboh media sosial. Menurut Darhim, buku matematika SD yang sekarang beredar bersifat uji coba, belum selesai direvisi.
"Intinya memang buku ajar masih belum benah benar. Ini bukunya masih uji coba, belum final," kata Darhim saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/9).
Darhim mengaku sudah mengetahui polemik PR tersebut dari media sosial. Namun dirinya enggan berkomentar inti permasalahan, lantaran buku ajar matematika belum sepenuhnya sempurna.
-
Kenapa penting mengajarkan matematika sejak dini? Anda dapat secara perlahan mengajarkan matematika kepada anak sejak dini dalam aktivitas sehari-hari. Selain dari sekolah, libatkan mereka dalam aktivitas yang melibatkan penghitungan sederhana. Misalnya, ketika Anda naik tangga, ajak mereka untuk melompat 2 atau 3 anak tangga sekaligus untuk berlatih menghitung dalam kelipatan. Bermain jual-beli juga merupakan cara yang baik untuk melatih keterampilan berhitung mereka. Anak-anak akan belajar untuk menghitung uang dengan cepat dan efektif.
-
Apa yang harus dilakukan ketika anak belajar matematika? Tetap Tenang Ketika Anda membantu anak belajar matematika, pastikan Anda tetap tenang. Anak bisa merasakan apakah Anda merasa cemas atau tidak nyaman dengan mata pelajaran tersebut. Hindari menurunkan ketakutan atau kebingungan terhadap matematika pada buah hati. Jadilah panutan matematika yang santai dan berikan mereka contoh positif.
-
Apa yang anak-anak pelajari di sekolah dasar? Ya, biasanya anak-anak akan mulai belajar Bahasa Inggris dengan menghafalkan kosa kata terlebih dahulu.
-
Apa saja permainan tradisional yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah? Disampaikan Nina, permainan olahraga yang dimasukkan di antaranya egrang, ketapel sampai sumpitan.
-
Apa yang penting untuk anak sebelum sekolah? Keterampilan dasar seperti pergi ke toilet, memakai sepatu, makan bekal sendiri, dan menyiapkan perlengkapan sekolah perlu diajarkan sebelum anak mulai proses belajar di sekolah.
-
Apa kaitan teknologi dan media pembelajaran? Kaitan Teknologi dan Media Pembelajaran Teknologi dan media pembelajaran adalah dua hal yang saling berkaitan dan berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan alat, metode, dan teknik yang dapat membantu dan memecahkan masalah dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber ke penerima. Media pembelajaran adalah media yang digunakan untuk mendukung, memfasilitasi, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurutnya, buku yang beredar sudah saatnya dilakukan revisi, dengan mendatangi semua stakeholder; penulis, tim ahli dan guru.
Memang diakuinya, muatan pelajaran matematika untuk kelas 2 SD harus sudah mencantumkan unsur koneksi matematika. Yaitu menggabungkan dan mengaitkan ilmu matematika dengan kehidupan sehari-hari.
"Dalam kehidupan seperti dalam bentuk sains, bahasa dan IPS. Yang jelas berupa aktivitas manusia yang diambil, yang sesuai untuk mata pelajaran itu," terangnya.
Itu pun, lanjut Darhim, harus dibatasi cuma pada aspek aktivitas sehari-hari yang familiar dengan siswa tersebut.
"Tematik untuk awal SD itu bagus. Artinya ilmu pengetahuan digali dari lingkungan belajar," sambungnya.
Dengan metode ajar matematika seperti itu, siswa diyakini tidak lagi kesulitan mempelajari matematika di kemudian hari.
"Malah seharusnya tematik sampai kelas 3 SD. Kelas empat, lima dan enam tidak tematik. Semakin rendah semakin bayak ilmu murninya. Semakin tinggi semakin kelihatan ilmunya," ucap Darhim.
Sebelumnya, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Erfas diminta adiknya membantu menyelesaikan soal 4+4+4+4+4+4 = x =. Bagi Erfan tentu itu mudah. 10 Soal adiknya selesai dikerjakan.
Untuk soal di atas, Erfas mengajari adik yang duduk di kelas II dengan jawaban 4+4+4+4+4+4 = 4 x 6 = 24. Ternyata jawaban itu salah, versi guru yang benar adalah 4+4+4+4+4+4 = 6 x 4 = 24. Hasil sama namun proses beda.
Erfas tidak terima karena baginya yang terpenting jumlahnya. Dia pun terpancing emosinya karena sang adik yang bernama Habibi cuma dapat nilai 20. Artinya hanya benar dua, sedangkan 8 soal lainnya salah.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yakni, meningkatkan kualitas ilmu sains dan teknologi yang diperoleh siswa terutama siswa SD.
Baca SelengkapnyaPresiden RI Prabowo Subianto meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti memperbaiki metode pembelajaran Matematika.
Baca SelengkapnyaKemampuan numerasi termasuk dalam kemampuan fondasi peserta didik PAUD untuk memasuki satuan pendidikan SD.
Baca SelengkapnyaPeserta didik, ujar Abdul Mu'ti, nantinya bisa memilih mata pelajaran mana yang bakal diambil.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti memperkenalkan metode belajar matematika untuk siswa PAUD
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaMatematika pelajaran yang masih dianggap sulit bagi sebagian siswa sekolah.
Baca SelengkapnyaMomen sekolah para murid SD era 90-an berhasil memantik atensi. Sebuah potret nostalgia beredar di jagat media memperlihatkan alat-alat sekolah di tahun itu.
Baca SelengkapnyaApa jadinya jika siswi kelas 9 tak mampu menjawab pertanyaan seputar penjumlahan dan perkalian?
Baca SelengkapnyaPara ahli mengingatkan agar orang tua lebih bijak dalam memilih cara mendidik anak.
Baca SelengkapnyaCapaian angka literasi dan numerasi Banyuwangi Tahun 2024 masuk dalam kategori Baik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan pertanyaan matematika kepada anak-anak di Papua
Baca Selengkapnya