PR matematika anak SD heboh di FB, yang benar proses atau hasil?
Merdeka.com - Sejumlah komentar mampir ke akun Facebook Muhammad Erfas Maulana. Akun tersebut mMendadak menjadi perbincangan karena Erfas mengunggah pekerjaan rumah matematika milik adiknya. Soal perkalian menjadi perdebatan karena ada perbedaan konsep dalam menjawab.
Awalnya Erfas diminta adiknya membantu menyelesaikan soal 4+4+4+4+4+4 = x =. Bagi mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro tentu itu mudah. 10 Soal adiknya selesai dikerjakan.
Untuk soal di atas, Erfas mengajari adik yang duduk di kelas II dengan jawaban 4+4+4+4+4+4 = 4 x 6 = 24. Ternyata jawaban itu salah, versi guru yang benar adalah 4+4+4+4+4+4 = 6 x 4 = 24. Hasil sama namun proses beda.
-
Mengapa tabel perkalian itu diyakini digunakan? Tabel itu diyakini telah digunakan oleh kantor 'Emon-fu', yang bertanggung jawab atas keamanan dan tugas administratif lainnya, kemungkinan untuk menghitung hari kerja pejabat atau angka terkait pajak.
-
Apa masalah PR matematika bagi murid dan orang tua? Permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain pekerjaan rumah yang terlalu sulit – bahkan dengan bantuan orang tua – serta pekerjaan yang menunda waktu tidur, melewati waktu bersama keluarga, dan menyebabkan perasaan tidak mampu dan frustrasi.
-
Mengapa ramalan itu memicu perdebatan? Prediksi ini memicu perdebatan ringan namun menegangkan dengan pembawa acara Jesse Watters. Pasalnya Watters dikenal atas dukungannya terhadap Trump.
-
Bagaimana cara pendekatan pengajaran matematika berubah? Seperti halnya banyak mata pelajaran, pendekatan pengajaran dan pembelajaran matematika dapat berubah seiring berjalannya waktu.
-
Apa PR matematika yang diminta bantuan? Anak tersebut kemudian memberikan soal desimal yang panjang, yang sayangnya tidak dapat diselesaikan oleh operator,' ungkap Lenzner kepada Good Morning America.
-
Siapa yang menemukan tabel perkalian? Penemuan ini diumumkan pada 4 September oleh Institut Penelitian Nasional Nara untuk Properti Budaya.
Erfas tidak terima karena baginya yang terpenting jumlahnya. Dia pun terpancing emosinya karena sang adik yang bernama Habibi cuma dapat nilai 20. Artinya hanya benar dua, sedangkan 8 soal lainnya salah.
Setelah soal diunggah 18 September lalu, komentar pro dan kontra pun berdatangan. Sempat terjadi perdebatan antara Erfas dengan rekannya. Karena sang rekan menganggap guru sang adik sudah benar.
"Benar guru ny. Itu konsep. Maaf, hanya ingin meluruskan saja," kata Ghorizah Tyas.
"Wah bener fas...jadi kasian adekmu fas, cuma gara2 hal kecil toh sbenarnya itu sama loo, eh d salahin ik, ijin berbagi ya fas," tulis Gilang Widya Permana.
Erfas pun merespon, "Bukankah sama saja Ghorizah Tyas? Konsep yg bagaimana?soalnya saja kayak gini, bukankah harusnya bebas dimana meletakkan angka? Apakah siswa-siswi indonesia tidak boleh kreatif mengerjakan suatu masalah? Misal, bila kita ingin ke pasar johar, anda mau naik mobil atau pun motor kan bebas yg penting sampai pasar johar. Terima kasih. Mohon maaf."
Namun ada juga yang berkomentar netral, tidak menilai jawaban siapa yang benar. "Neg nurutku sih sakjane keduanya sama. hanya saja bagi yg mengambil jurusan matematika lebih paham maksudnya fas dan mereka pasti hendak menanamkan sesuatu ke siswa. tp neg pendapatku harusnya kedua jawaban kudu dibenarkan toh masih kecil juga ga paham esensi mengapa harus 4x5 bukan 5x4," tutur Roqy Heydar.
Sadar hal itu menjadi perdebatan cukup alot, Erfas pun mengajak teman-temannya untuk tidak merasa paling benar. "Jadi alangkah baiknya kita saling berpikir terbuka, saling menghargai pendapat masing-masing," tutup Erfas.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua anak tersebut dihadapkan dengan soal perkalian yang sama. Namun dengan cara penghitungan yang berbeda.
Baca SelengkapnyaSang guru tampak sangat gembira melihat antusiasme murid-muridnya.
Baca SelengkapnyaApa jadinya jika siswi kelas 9 tak mampu menjawab pertanyaan seputar penjumlahan dan perkalian?
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaPerbandingan banyak muncul dalam kehidupan sehari-hari. Akan sangat bermanfaat apabila mempelajarinya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaTak diduga ia membawa lauk makan yang membuat teman-teman hingga gurunya bereaksi. Merekan mengutarakan tanggapan yang nyelekit.
Baca SelengkapnyaPerdebatan Saintek vs Soshum kembali memanas di X! Cari tahu alasan, argumen, dan mengapa kedua bidang ini sebenarnya sama-sama penting di dunia kerja.
Baca SelengkapnyaAksinya ini pun mencuri perhatian para dosen dan mahasiswa karena anak seusianya sudah bisa menguasai materi kalkulus yang dinilai sulit.
Baca SelengkapnyaBanyak anak tidak menyukai matematika. Walau begitu, orangtua bisa membantu anak jadi menyukainya.
Baca SelengkapnyaWarganet mengaku mengalami peningkatan nilai usai mengikuti kelas online dari sang kakek.
Baca SelengkapnyaRiset ini menyimpulkan bahwa pemberian pekerjaan rumah (PR) matematika kepada siswa dianggap kurang tepat.
Baca Selengkapnya